Friday, April 28, 2006

[Bisnis] 28 April 2006

News:
  • PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mencatat lonjakan kinerja selama triwulan pertama 2006, dengan kenaikan laba bersih hingga 93,87% menjadi Rp 3,46 triliun karena keuntungan dari valuta asing. BUMN telekomunikasi itu mencatat laba bersih Rp 1,78 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Seiring dengan naiknya laba bersih tersebut, laba per saham juga turut naik menjadi Rp 171,65 per saham dibanding triwulan pertama 2005 sebesar Rp 88,54.
  • Sementara itu PT Astra International Tbk justru membukukan penurunan laba bersih kuartal pertama 2006 sebesar 30% menjadi Rp 1,06 triliun dibandingkan periode yang sama 2005 sebesar Rp 1,51 triliun, menyusul naiknya tingkat suku bunga pinjaman. Penurunan itu seiring turunnya penjualan dari Rp 14,427 triliun pada triwulan I 2006 menjadi Rp 13,011 triliun pada periode yang sama 2005. laba usaha juga ikut turun menjadi Rp 1,36 triliun dari Rp 1,613 triliun pada kuartal pertama 2005.
Market Reviews:
  • Koreksi terhadap saham unggulan Bisnis berlanjut hingga perdagangan Jum’at kemarin. Pelaku pasar kembali mendiskon saham blue chips guna mendapatkan dana segar di akhir pekan. Disamping faktor teknis, pelepasan saham Bisnis juga sebagai antisipasi terhadap aksi demonstrasi buruh pada 1 Mei. Bahkan melemahnya sebagian besar bursa regional ikut memangkas saham blue chips di BEJ. Pemodal berupaya mengamankan portofolionya dengan membuang saham Bisnis. Akibatnya, indeks BI-40 terkoreksi 1,04% pada posisi 404,399. Total volume saham pilihan yang berhasil diperjualbelikan sebanyak 588 juta unit senilai Rp 1,4 triliun. Kalangan investor tak ingin mengambil risiko, sehingga mereka kembali melepas saham Bisnis yang berpotensi gain.
  • Bagaimanapun, secara teknis, mayoritas saham Bisnis sudah memasuki area overbought. Karena itu, potensi penguatan kursnya mulai terbatas. Investor sengaja mendiskon saham blue chips dan akan membeli kembali di harga lebih murah. Sentimen jual terutama dilakukan pemodal lokal. Pihak asing justru melakukan pembelian atas saham unggulan dengan net buying Rp 188 miliar. Seperti diketahui, rencana demo buruh besar-besaran di Jakarta langsung diantispasi pemodal mengamankan portofolionya di bursa. Pemodal khawatir, aksi unjuk rasa buruh itu bisa mengganggu stabilitas politik dan keamanan dalam negeri. Bahkan kegiatan ekonomi bakal lumpuh jika para buruh di seluruh Indonesia serentak turun ke jalan minggu depan. Disisi lain, aksi ambil untung yang melanda saham unggulan di sejumlah bursa global maupun regional ikut menjatuhkan saham Bisnis.

Thursday, April 27, 2006

[Bisnis] 27 April 2006

News:
  • Departemen Keuangan menyatakan pemerintah dilarang memberikan jaminan pada surat utang yang dikeluarkan BUMN, termasuk pada sukuk yang rencananya akan diterbitkan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).
  • Setelah mengakuisisi 29,9% saham perusahaan ritel di Singapura Robinson &Co., Grup Lippo kini mempertimbangkan untuk menggabungkan PT Matahari Putra Prima Tbk dan Robinson untuk mengembangkan bisnis ritel lebih besar.
  • Asing masih memburu saham di Bursa Efek Jakarta, sehingga indeks harga saham gabungan (IHSG) mencetak rekor baru naik 22,935 poin atau 1,57% ke level 1.481,719. Data perdagangan saham BEJ mengungkapkan sejumlah 3,156 miliar saham telah diperjualbelikan dengan transaksi senilai Rp 2,531 triliun dan frekuensi mencapai 36.468 kali. Harga 113 saham mengalami kenaikan, harga 38 saham mengalami penurunan dan harga 77 saham ditutup stagnan.
  • Nilai tukar yen pada akhir tahun akan mencapai level tertinggi sejak Januari 2005, seiring pertumbuhan ekonomi Jepang yang memicu bank sentral meningkatkan tingkat suku bunga. Sementara itu, kenaikan harga minyak tidak lagi menjadi sentimen negatif bagi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.

Wednesday, April 26, 2006

[Bisnis] 26 April 2006

News:
  • PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berencana menerbitkan obligasi syariah (sukuk) US$2 miliar – US$2,5 miliar (setara dengan Rp 22,25 triliun) pada semester I tahun ini untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik 2.000 MW dengan bahan bakar batu bara. Komisaris Utama PLN Alhilal Mahdi mengatakan untuk mewujudkan rencana itu, PLN tengah menyeleksi calon penjamin emisi, yaitu UBS, HSBC Syariah, Citigroup, dan Dubai Islamic Bank.
  • Jumlah obligasi dolar AS dan pembiayaan terstruktur yang dikeluarkan perusahaan nasional di pasar utang luar negeri tahun ini dapat mencapai US$1 miliar, setara Rp 8,9 triliun (di luar rencana obligasi syariah PT Perusahaan Listrik Negara US$2,5 miliar). Presiden Direktur PT Fitch Ratings Indonesia Baradita Katoppo mengatakan jumlah emisi obligasi dolar dari perusahaan nasional diprediksikan lebih dari US$500 juta sampai hari ini, di luar emisi obligasi PT Lippo Karawaci Tbk dan PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk.
  • PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) telah menyampaikan surat peringatan pertama kepada 26 perusahaan yang terlambat menyampaikan laporan keuangan tahun buku 2005, melampaui batas akhir pelaporan 31 Maret. Jika perusahaan itu sampai akhir April ini belum juga menyerahkan laporan keuangannya, BEJ akan menjatuhkan sanksi denda Rp 50 juta. Tahun ini, dari 336 perusahaan yang telah menyampaikan laporan keuangan tahun buku 2005, yang tepat waktu melaporkan mencapai 93%. Sedangkan perusahaan yang mendapatkan opini disclaimer atau auditor menolak memberikan pendapat hanya enam perusahaan, yaitu PT Surya Damai Tbk, PT Suba Indah Tbk, PT Bahtera Adimina Samudera Tbk, PT Bukaka Teknik Utama Tbk, PT Polysindo Eka Perkasa Tbk, dan PT Texmaco Jaya Tbk. Perusahaan yang laporan keuangannya disclaimer tersebut, saat ini sahamnya sudah diberhentikan sementara perdagangannya oleh BEJ.
  • Pelaksanaan penawaran saham terbatas (rights issue) Bank Mega yang berlangsung pekan lalu dikhabarkan mengalami kelebihan permintaan (oversubscribe). Dengan kondisi itu, manajemen Bank Mega optimistis berhasil mengumpulkan dana lebih dari target yang dipatok perusahaan sebesar Rp 500 miliar.
  • Perusahaan pembiayaan Mandala Multifinance merencanakan untuk menerbitkan obligasi senilai Rp 220 miliar pada awal bulan Juli mendatang. Sebagai bagian dari proses tersebut, pada pertengahan Mei perusahaan itu akan lebih dulu menyelenggarakan RUPS Luar Biasa untuk meminta persetujuan pemegang saham. Surat utang senilai Rp 220 miliar itu nantinya akan dibagi menjadi dua, Rp 100 miliar berupa obligasi biasa dan Rp 120 miliar sisanya berupa obligasi tanpa bunga (zero coupon bond).
  • PT Bank Muamalat Indonesia Tbk bersiap melakukan rights issue untuk menambah modalnya, menampik spekulasi masuknya investor asing ke dalam kepemilikan saham bank syariah pertama di Indonesia itu. Proses rights issue akan dimulai pertengahan tahun ini, dan diperkirakan efektif dilaksanakan tahun depan setelah disepakati dalam rapat umum pemegang saham 2007.

Tuesday, April 25, 2006

[Bisnis] 25 April 2006

News:
  • Cemex Asia Holdings telah mencapai kesepakatan dengan Grup Rajawali untuk melepas 25,53% sahamnya di PT Semen Gresik Tbk. Perusahaan semen asal Meksiko itu diketahui telah bersedia melepas hak veto yang dimilikinya, sehingga penjualan terhadap Grup Rajawali tidak melibatkan keberadaan hak veto tersebut.
  • PT Astra Argo Lestari Tbk akan membagikan dividen Rp 325 per saham atau total Rp 511,79 miliar, hampir 65% dari laba bersih tahun lalu yang mencapai Rp 790,41 miliar.
  • PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) berencana menjual kepemilikan sahamnya di PT BNI Securities kepada investor strategis setelah restrukturisasi dan penyehatan sekuritas itu rampung. Beberapa eksekutif yang mengetahui transaksi itu mengatakan meski belum diputuskan secara pasti, BNI bakal melepas kepemilikan sahamnya di BNI Securities hingga 49%.
  • PT Bank Buana Indonesia Tbk menargetkan memperoleh tambahan dana Rp 823,5 miliar melalui penawaran umum saham terbatas (rights issue) ketiga yang rencananya efektif mulai 19 Mei mendatang. Sebanyak 915 juta lembar saham baru dengan nilai nominal Rp 250 dan nilai penawaran Rp 900 akan dijual bank publik itu. Penawaran ditargetkan dapat terealisasi pada triwulan II 2006.
  • PT Bank Bumiputera Indonesia Tbk akan melunasi sisa pokok obligasi I yang jatuh tempo pada hari ini sebesar Rp 99 miliar, dari total emisi Rp 300 miliar pada 2003. Obligasi I Bank Bumiputera diterbitkan pada 25 April 2003 dengan nilai total pokok emisi sebesar Rp 300 miliar. Namun, perseroan telah melakukan pembelian kembali (buy back) sebesar Rp 201 miliar, sehingga pelunasan sisa pokok obligasi yang akan dilakukan hari ini tinggal Rp 99 miliar.
  • Kendati investor asing masih membukukan nilai transaksi beli positif (net buying) di PT Bursa Efek Jakarta (BEJ), indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin ditutup turun 16,42 poin atau 1,13% menjadi 1.442,87 dari 1.459,29 pada akhir pekan lalu. Total nilai transaksi di BEJ kemarin mencapai Rp 2,12 triliun dengan volume transaksi 2,14 miliar saham dan frekuensi 25.675 kali. Total nilai transaksi beli investor asing Rp 689,13 miliar dan nilai transaksi jual Rp 684,65 miliar sehingga membukukan net buying sebesar Rp 4,49 miliar.
Market Reviews:
  • Investor kembali melepas saham blue chips yang masih berpotensi gain. Konsolidasi pasar tersebut dilakukan pemodal karena mayoritas saham bisnis sudah memasuki area jenuh beli (overbought). Selain itu, harga minyak dunia yang kembali melambung di level US$74 per barel ikut menyulut profit taking di bursa. Begitu juga, merosotnya bursa regional turut menjatuhkan saham Bisnis di BEJ. Aksi ambil untung pemodal cukup rasional mengingat kenaikan harga saham dan IHSG yang tajam pekan lalu. Pelaku pasar melakukan konsolidasi agar saham Bisnis tetap atraktif di masa depan.
  • Profit taking yang dimotori saham kapitalisasi besar telah merosotkan indeks BI-40 sebesar 1,19% pada 399,151. Pelaku pasar umumnya tak ingin mengambil risiko di bursa. Karena itu, mereka agresif membuang saham Bisnis guna mengamankan portofolionya. Terobosan investor tersebut dimaksudkan untuk membeli kemabli saham blue chips di harga lebih murah. Bagaimanapun, potensi penguatan saham Bisnis mulai terbatas. Secara teknis, mayoritas saham blue chips relatif mahal, sehingga sulit bergerak lebih tinggi. Total volume saham berpindahtangan 454 juta unit senilai Rp 1,17 triliun.
  • Di samping faktor teknis, merosotnya kurs saham unggulan juga dipicu anjloknya saham sejenis di mayoritas bursa regional. Koreksi tajam indeks Nikkei di bursa Tokyo mencapai 2,81% ikut berimbas ke bursa Jakarta. Begitu juga melemahnya indeks Hang Seng di bursa Hong Kong sebesar 1,22% serta anjloknya indeks Seoul 1,40% langsung menyulut investor merealisasikan keuntungan temporer di BEJ. Momentum pelemahan bursa Asia telah dimanfaatkan pemodal untuk melepas saham Bisnis yang bisa mendatangkan gain. Koreksi itu wajar karena bursa Asia telah menguat tajam pekan lalu.
  • Harus diakui, harga minyak dunia yang sempat melonjak hingga US$75 per barel telah mencemaskan investor di pasar modal. Pasalnya, lonjakan harga minyak yang dipicu krisis Iran dan Nigeria berpotensi memangkas harga saham ke tingkat lebih dalam. Bahkan fluktuasi harga minyak yang terus tajam bakal memangkas pendapatan maupun laba korporasi dunia tahun ini, termasuk emiten di BEJ. Apapun alasannya, harga minyak tinggi berpotensi mengganggu APBN pemerintah, terutama asumsi harga minyak. Pertumbuhan ekonomi nasional akan melambat jika harga minyak dunia tinggi.

Monday, April 24, 2006

[Bisnis] 24 April 2006

News:
  • Pemerintah, melalui draf peraturan presiden (perpres) yang diinisiasi Depdag, mengizinkan perorangan maupun perusahaan asing memiliki saham di pasar modern atau toko modern kecil dan menengah hingga 49%. Namun, kepemilikan saham oleh pihak asing itu hanya dapat dilakukan secara tidak langsung, melalui pasar modal. Kepemilikan asing secara langsung tetap tidak diperbolehkan untuk pasar modern kecil dan menengah.
  • PT Wijaya Karya pada pertengahan tahun ini berencana melakukan penawaran perdana (initial public offering/IPO) saham sebanyak 35% untuk menambah modal. Seluruh dana dari hasil IPO tersebut direncanakan untuk menambah modal dari posisi per Desember 2005 yang sebesar Rp 329,383 miliar menjadi Rp 950 miliar.
  • PT Bank Haga tengah mengkaji rencana penawaran saham perdana di Bursa Efek Jakarta tahun ini guna memperkuat permodalan. Namun, belum ditentukan besarnya saham yang dilepas.
  • Presiden Venezuela Hugo Chavez memperkirakan harga minyak dapat menembus level US$100 per barel, jika AS menyerang Iran dengan alasan pengembangan program nuklir. Iran diketahui menolak perintah PBB untuk menghentikan program pengayaan uranium untuk kebutuhan pembangkit listrik. Pembangkit listrik tersebut diperkirakan selesai akhir tahun ini. Rusia pekan lalu menolak permintaan AS guna menunda pembangunan pembangkit listrik nuklir Iran. Permintaan itu dikeluarkan untuk menekan negara di Teluk Persia itu agar menghentikan program nuklirnya.
  • Alokasi investasi dana pensiun di reksa dana hanya 4,9% atau Rp 2,84 triliun dari total portofolio industri tersebut secara nasional hingga triwulan kedua 2005 sebesar Rp 58 triliun. Sementara investasi asuransi jiwa dalam reksa dana juga tidak jauh berbeda profilnya dibandingkan dengan pengelolaan investasi dana pensiun (Dapen).
Market Reviews:
  • Perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta pekan lalu marak dan bergairah. Berbagai saham blue chips diburu investor sehingga kursnya meroket. Perburuan saham Bisnis dipicu sentimen positif dalam negeri maupun global. Membaiknya indikator makro ekonomi yang ditandai penguatan rupiah, turunnya inflasi, stabilitas suku bunga SBI, serta meningkatnya cadangan devisa membuat laju indeks tak terbendung. Di sisi lain, mengalirnya dana asing ke pasar modal turut meramaikan transaksi saham di BEJ. Investor antusias memburu saham unggulan penggerak bursa. Derasnya tekanan beli terhadap saham Bisnis membuat indeks BI-40 meroket 5,94% pada 403,979 dari sebelumnya di 381,325. Total volume saham Bisnis yang berhasil diperdagangkan pekan lalu sebanyak 3,17 miliar unit senilai Rp 8,7 triliun. Sentimen beli investor juga disulut membaiknya kepercayaan asing terhadap iklim investasi di Indonesia.
  • Hal itu terlihat dari langkah Calpers, sebuah perusahaan investasi AS yang memasukkan Indonesia dalam daftar investasinya. Begitu juga, komitmen Bank Dunia untuk menawarkan pinjaman kepada Indonesia, turut mendongkrak saham Bisnis. Dari luar negeri, keinginan The Fed menghambat kenaikan suku bunganya langsung direspon positif pemodal dunia, termasuk Jakarta. Bank Sentral kemungkinan hanya satu kali menaikkan suku bunga jangka pendeknya. Keputusan The Fed tersebut secara langsung akan menyemarakan investasi di pasar modal. Hal itu mendorong investor dunia memborong saham blue chips di bursa masing-masing. Tidak terkecuali pemodal BEJ yang sangat agresif menambah portofolionya. Pasalnya, tingkat suku bunga Fed di level 5,0% dianggap masih menarik jika dibandingkan suku bunga BI Rate 12,75%. Akumulasi antara berita positif dalam negeri dan manca negara ikut mendongkrak indeks BEJ sebesar 77,16 poin atau 5,58% menjadi 1.459,288 dibandingkan pekan sebelumnya di 1.382,122. Perdagangan saham di BEJ minggu ini masih bergairah meski pembelian investor mulai terbatas.

Saturday, April 22, 2006

[Bisnis] 22 April 2006

News:
  • Dirut PLN Eddie Widiono ditetapkan sebagai tersangka kasus tindak pidana korupsi Rp 122 miliar dalam proyek pengadaan mesin pembangkit listrik tenaga gas (PLTG) di Borang, Sumatera Selatan. Meski sudah berstatus tersangka, tim penyidik belum melakukan penahanan terhadap orang nomor satu di BUMN kelistrikan itu.
  • Ketua Bapepam Darmin Nasution resmi menduduki jabatan baru sebagai Dirjen Pajak, sementara Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Anwar Suprijadi sebagai Dirjen Bea dan Cukai. Posisi Darmin sebagai Ketua Bapepam digantikan oleh Ahmad Fuad Rahmany, yang sebelumnya menjabat sebagai Bendahara Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi Aceh (BRR). Pergantian para pejabat eselon I di lingkungan Departemen Keuangan itu dikukuhkan melalui Keppres No. 45/M/2006 tertanggal 20 April 2006.
  • PT Bank Negara Indonesia Tbk diketahui merencanakan menggandeng satu investor asal Kuwait untuk mengoperasikan bank berbasis syariah di Indonesia.
  • Indeks harga saham gabungan (IHSG) kemarin ditutup menurun 5,24 poin (0,4%) ke level 1.459,29 dari 1.464,53 pada hari sebelumnya, namun penurunan tersebut tidak didukung oleh nilai transaksi yang besar. Penurunan indeks kemarin disebabkan oleh aksi ambil untung dari sejumlah pemodal domestik, setelah IHSG bergerak naik secara signifikan dalam tujuh hari berturut-turut. Total nilai transaksi di PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) kemarin turun menjadi Rp 2,51 triliun dari Rp 3,7 triliun pada perdagangan sebelumnya. Namun investor asing masih membukukan nilai transaksi beli bersih sebesar Rp 381,53 miliar dengan total nilai transaksi beli Rp 983,12 miliar dan transaksi jual Rp 601,59 miliar.
  • PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) membukukan kenaikan laba bersih 30% menjadi Rp 7,99 triliun dalam laporan keuangan tahun 2005 yang belum diaudit, dari Rp 6,13 triliun pada tahun sebelumnya.
  • Dana Pensiun Telkom dalam tiga bulan pertama tahun ini menaikkan nilai aset kelolaannya 10% menjadi Rp 6 triliun dibandingkan akhir tahun lalu karena keuntungan perdagangan obligasi.
Market Reviews:
  • Aksi profit taking pemodal mulai melanda saham unggulan Bisnis. Beberapa pemodal berupaya merealisasikan keuntungan temporer atas saham kapitalisasi besar penggerak bursa. Tindakan ambil untung tersebut cukup wajar mengingat lonjakan kurs saham Bisnis sepanjang pekan ini sudah terlampau tajam. Momentum akhir pekan dimanfaatkan pelaku pasar untuk melakukan konsolidasi di saham unggulan. Pelepasan saham Bisnis bertujuan mendapatkan gain di depan mata. Pemodal umumnya tak ingin mengambil risiko, sehingga mereka melepas terlebih dahulu saham yang berpotensi gain. Dampaknya, indeks BI-40 terkoreksi 0,69% pada posisi 403,979. Tekanan jual terutama menerjang saham Astra International, Telkom, Bank Mandiri, dan beberapa lainnya. Pemodal sengaja membuang saham unggulan kapitaliasi besar di atas guna meminimalkan risiko di BEJ.
  • Bahkan sebagian investor berupaya mengalihkan portofolionya ke saham pilihan yang kursnya masih murah dan belum bergerak. Aksi switching tersebut dilakukan pemodal untuk mempertahankan keuntungan di bursa. Total volume saham Bisnis yang berhasil diperjualbelikan 497 juta unit senilai Rp 1,49 triliun. Harus diakui, koreksi saham unggulan di akhri pekan mengindikasikan potensi penguatan kursnya mulai terbatas. Sinyal penurunan harga saham Bisnis sebenarnya sudah terlihat sejak transaksi Kamis, ketika IHSG gagal menembus level tertinggi di 1.490-an. Pemodal melakukan profit taking untuk mempertahankan keuntungan di saham Bisnis. Alternatif tersebut diambil karena bursa Jakarta akan memasuki periode konsolidasi. Bagaimanapun, kenaikan IHSG yang mencapai 75 poin pada perdagangan minggu ini sudah terlampau tinggi. Karena itu perlu konsolidasi, sehingga tetap menarik.
  • Sementara itu, derasnya tekanan jual di saham Astra International dan Telkom ikut menjatuhkan indeks BEJ 5,240 poin atau 0,36% menjadi 1.459,288. kendati terkoreksi aktivitas perdagangan tetap bergairah dengan volume saham berpindahtangan 5,217 miliar unit senilai Rp 2,5 triliun. Bahkan investor asing masih mencatat net buying sebesar Rp 381 miliar. Begitu juga, kurs rupiah ditutup menguat di posisi Rp 8.870 per dolar AS. Pemodal cenderung mengambil ‘nafas’ baru sebelum mereka melanjutkan pembelian saham pekan depan. Hal ini wajar karena minat beli asing di BEJ masih tinggi.

Thursday, April 20, 2006

[Bisnis] 20 April 2006

News:
  • Investor asing terus menaikkan investasinya di pasar saham, membuat Indeks harga saham gabungan (IHSG) BEJ menguat 35,85 poin (2,53%) menjadi 1.453,23, sementara itu nilai tukar rupiah diperkirakan akan menembus level Rp 8.800 per US$ dalam waktu dekat. Total nilai transaksi di BEJ kemarin naik hingga 46,89% menjadi Rp 3,54 triliun dari Rp 2,41 triliun pada hari sebelumnya, dengan volume transaksi 3,7 miliar saham dan frekuensi 33.884 kali. Sinyal dari bank sentral AS yang akan menghentikan tren kenaikan suku bunganya turut membuat dolar ‘membanjiri’ pasar saham di negara-negara berkembang (emerging market), termasuk Indonesia.
  • Penguatan harga minyak di New York terhenti, di tengah spekulasi peningkatan stok minyak AS pada pekan keempat. Hal itu mengurangi kekhawatiran minimnya pasokan minyak akibat persoalan program nuklir Iran. Harga minyak untuk pengiriman Mei di New York Mercantile Exchange turun sekitar US$0,49 atau 0,7% menjadi US$70,86 per barel. Dua hari yang lalu, nilai kontrak minyak periode Mei naik 1,4% menjadi US$71,35 per barel, harga tertinggi sepanjang sejarah. Harga minyak pada sesi pagi perdagangan di New York sempat menyentuh level US$72,2 per barel. Harga minyak selama bulan lalu telah naik 17%, melampaui kenaikan harga pada Agustus 2005, ketika Badai Katrina memporakporandakan pabrik penyulingan minyak lepas pantai di Teluk Mexico.
  • Pemegang saham PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT Bursa Efek Surabaya (BES) sejauh ini tidak menunjukkan indikasi penolakan terhadap rencana percepatan merger kedua bursa tersebut yang ditargetkan rampung tahun ini. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Darmin Nasution meminta para anggota bursa (AB) selaku pemegang saham BEJ dan BES untuk konsisten dalam memberikan suara melalui rapat umum pemegang saham yang akan digelar medio bulan depan. Otoritas pasar modal itu telah menggelar pertemuan informal dengan sejumlah anggota bursa yang merupakan pemegang saham BEJ dan BES pada awal pekan ini.
  • PT Adira Dinamika Multifinance Tbk akan menawarkan obligasi berjumlah Rp 750 miliar pada Juni dengan penawaran tingkat imbal hasil paling tinggi sebesar 15,3%. Namun, penawaran tingkat imbal hasil obligasi Adira akan mengikuti pergerakan suku bunga yang terjadi di pasar mengingat memasuki semester II sudah mulai terjadi penurunan tingkat suku bunga.
  • PT Branta Mulia Tbk akan membayarkan bunga kedelapan senilai Rp 7,64 miliar dari obligasi I/2004 dengan tingkat bunga tetap, kemarin.
  • PT Fortis Investments meluncurkan produk reksa dana terproteksi lanjutan bernama Fortis ProtectPlus II, yang menjanjikan tingkat dividen maksimal 42,4%. Produk reksa dana dengan rentang waktu dua tahun empat bulan ini menjanjikan dividen yang terdiri dari 12,4% net tax (nilai bersih setelah dikurangi pajak) pada tahun pertama, serta variabel dividen sebesar 0% - 30% net tax yang akan diberikan pada saat jatuh tempo.

Wednesday, April 19, 2006

[Bisnis] 19 April 2006

News:
  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di BEJ kembali mencapai level tertinggi dalam sejarah di posisi 1.417,38 pada penutupan perdagangan kemarin, menyusul aliran dana portofolio asing yang masuk ke pasar Indonesia. Kebijakan perusahaan dana pensiun terbesar di Amerika Serikat, California Public Employees’ Retirement System (Calpers), yang memasukkan Indonesia dalam daftar 19 negara tujuan investasi merupakan berita positif yang ikut mendorong indeks. Berdasarkan data Bursa Efek Jakarta (BEJ), total nilai transaksi di pasar saham kemarin mencapai Rp 2,41 triliun dengan volume transaksi 2,23 miliar saham dan frekuensi 29.846 kali. IHSG bergerak naik 30,59 poin atau 2,21% dari 1.386,79 pada hari sebelumnya. Investor asing membukukan nilai transaksi beli bersih (net buying) Rp 312,67 miliar dengan total nilai transaksi beli Rp 841,26 miliar dan transaksi jual Rp 528,59 miliar.
  • Tidak seperti lelang obligasi sebelumnya, pemerintah hanya memenangkan penawaran sebesar Rp 3,25 triliun dari total penawaran yang masuk sebesar Rp 12,584 triliun untuk seri FR0026 dan seri FR0036. jumlah penawaran yang dimenangkan pada lelang surat utang negara (SUN) pada 18 April itu hanya ‘sedikit’ lebih tinggi dari jumlah indikatif yang diberikan Departemen Keuangan yaitu sebesar Rp 3 triliun. Jumlah nominal yang dimenangkan oleh seri FR0026 adalah Rp 1,75 triliun dan untuk seri FR0036 sebesar Rp 1,5 triliun. Seri FR0026 merupakan obligasi negara yang mempunyai suku bunga tetap sebesar 11% dengan masa jatuh tempo 15 Oktober 2014 dan setelmen penerbitan ditetapkan pada 20 April 2006. sementara, masa pembayaran kupon dijadwalkan pada 15 April dan 15 Oktober setiap tahunnya. Seri FR0036 juga obligasi negara berbunga tetap sebesar 11,5% dengan masa jatuh tempo sampai 15 September 2019.

Tuesday, April 18, 2006

[Bisnis] 18 April 2006

News:
  • Pemerintah membentuk konsorsium BUMN dan swasta untuk menggarap proyek mass rapid transport (MRT) satu jalur sepanjang 15,4 km dengan biaya sekitar US$550 juta. Proyek yang diberi nama Jakarta Metro System itu akan membentang dari Lebak Bulus sampai dengan Bunderan Hotel Indonesia. Proyek itu terdiri dari under ground lines dan elevated lines dengan 11 stasiun. Konsorsium itu terdiri dari 14 perusahaan yaitu PT Adhi Karya, PT Wijaya Karya, PT Hutama Karya, PT Pembangunan Perumahan, PT Waskita Karya, PT Indah Karya, PT Pradha, PT Wiratman Lan Industry, PT Inka, PT Bukaka Trans System, PT Kereta Api, PT Indonesia Transit Central (ITC), PT Global Protec Energy, dan PT Danareksa Sekuritas.
  • Cardig International Group (CIG) secara resmi mengambil alih 100% saham maskapai penerbangan Mandala Airlines yang selama ini dikuasai oleh Yayasan Dharma Putra Kostrad. Pengambilalihan salah satu maskapai penerbangan tertua di Indonesia itu direncanakan sejak lama, namun transaksi pembelian saham oleh Cardig baru efektif dilakukan pada 12 April 2006.
  • PT Lippo Karawaci Tbk berencana membagikan dividen Rp 58,7 miliar atau 16,34% dari laba bersih tahun lalu yang mencapai Rp 359 miliar. Dalam siaran pers yang diterima Bisnis disebutkan selain menyetujui rencana pembagian dividen, rapat umum pemegang saham (RUPS) dan rapat umum luar biasa yang digelar kemarin juga menyetujui rencana pemecahan nilai nominal saham perseroan serta rencana restrukturisasi guna meningkatkan kinerja. Nominal saham Lippo Karawaci yang semula Rp 500 per saham akan dipecah menjadi Rp 250 per saham.
  • PT Bank Lippo Tbk berencana menerbitkan obligasi subordinasi US$150 juta atau setara dengan Rp 1,35 triliun (dengan asumsi Rp 9.000 per US$1) bulan depan untuk meningkatkan modal bank tersebut. Beberapa bankir investasi yang mengetahui rencana transaksi tersebut mengatakan Bank Lippo juga telah mengirimkan proposal permintaan kepada sejumlah bank investasi sebagai seleksi awal menjadi pengatur penerbitan surat utang itu.
  • Harga minyak dunia di New York, kemarin menembus level US$70 per barel, di tengah kekhawatiran perubahan kandungan bensin yang dapat mengganggu pasokan bahan bakar menjelang periode puncak penggunaan kendaraan di AS. Sementara Indonesia bakal mendesak negara-negara pengekspor minyak (OPEC) agar meningkatkan produksinya guna menekan harga minyak dunia. Peningkatan harga minyak juga disebabkan gangguan pasokan komoditas Iran, di tengah perkembangan kasus penelitian nuklir negara itu.
Market Reviews:
  • Potensi gain dari saham unggulan Bisnis masih cukup besar. Hal itu tercermin dari animo investor terhadap saham blue chips pada perdagangan awal minggu ini. Beberapa saham kapitalisasi besar kembali diakumulasi investor untuk investasi jangka panjang. Kecenderungan tersebut dipicu optimisme penurunan suku bunga BI Rate serta penguatan rupiah atas dolar AS. Pelaku pasar tak ingin menyiakan kesempatan, sehingga mereka terus bermain selektif di saham unggulan. Selain faktor suku bunga BI Rate dan rupiah, aksi beli investor disulut keinginan untuk mendapatkan dividen 2005.
  • Dibagian lain, penantian investor terhadap masuknya dana asing ke pasar modal turut mendorong pembelian saham Bisnis di bursa. Kalangan investor melakukan trading temporer guna mendapatkan keuntungan jangka pendek. Terobosan pemodal itu wajar mengingat potensi penguatan saham blue chips masih terbuka meski mulai terbatas. Bahkan sebagian pemodal cenderung melepas saham kapitalisasi besar dan beralih ke saham lapis kedua. Bagaimanapun stabilitas kurs rupiah di level Rp 8.985 per dolar AS, turunnya inflasi, serta kemungkinan turunnya BI Rate berpotensi menaikkan saham Bisnis.
  • Pada transaksi Senin 17 April, indeks BI-40 ditutup menguat 0,35% pada 382,677. Total volume saham Bisnis yang berhasil diperjualbelikan sebanyak 476 juta unit senilai Rp 896 miliar. Momentum penguatan rupiah atas dolar AS terus dimanfaatkan pemodal memburu saham blue chips. Bahkan beberapa saham pilihan yang diuntungkan penguatan rupiah serta lonjakan harga minyak dunia kembali diapresiasi investor BEJ. Begitu juga saham emiten yang membukukan pertumbuhan laba tinggi pada tahun 2005. Secara teknis, saham Bisnis sudah overbought namun tetap menarik.
  • Penguatan harga yang dimotori saham pertambangan dan perbankan ikut menaikkan indeks BEJ 4,663 poin atau 0,34% menjadi 1.386,785. Level IHSG kembali tertembus dan mencatat rekor baru dalam sejarah bursa Jakarta. Ada indikasi Bank Indonesia akan menurunkan suku bunga BI Rate secara bertahap. Kebijakan otoritas moneter tersebut diyakini pemodal akan berimbas positif terhadap pasar saham. Oleh sebab itu, mereka terus menambah portofolionya di bursa. Sementara itu, aksi korporasi yang dilakukan sejumlah emiten dengan membagikan dividen kepada pemegang sahamnya ikut mempertahankan IHSG di teritori positif. Pemodal tetap optimis, emiten BUMN akan memberikan dividen yang besar.

Monday, April 17, 2006

[Bisnis] 17 April 2006

News:
  • PT Bumi Resources Tbk bakal membeli kembali (buyback) sahamnya maksimum 10% dari jumlah saham yang beredar di bursa pada harga maksimum Rp 1.200 per saham dan akan membagikan dividen Rp 100 – Rp 200 per saham. Corporate Finance Manager PT Danatama Makmur Vicky Ganda Saputra, penasihat keuangan emiten itu, mengatakan Bumi sudah memasukkan prospektus buyback kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) pada kamis, pekan lalu.
  • Rencana PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menerbitkan obligasi Rp 2,5 triliun yang sempat tertunda tahun lalu, bakal dilanjutkan bulan depan. Dananya untuk membiayai pembangunan sejumlah pembangkit listrik medio tahun ini. PLN menunjuk tiga penjamin emisi yaitu PT Danareksa Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Tbk, dan PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas Indonesia (AAA). Semula, PLN berencana menerbitkan obligasi Rp 2,5 triliun tahun lalu. Namun, akibat kenaikan tingkat bunga, BUMN itu sempat memangkas nilai emisi obligasinya menjadi hanya Rp 1,7 triliun. Namun, hingga Desember tahun lalu, rencana itu belum terlaksana. Surat utang yang akan diterbitkan itu merupakan obligasi PLN yang kedelapan dengan tenor di atas lima tahun. Rencananya, hasil emisi obligasi itu dimanfaatkan PLN untuk investasi baru setelah dilakukan pembiayaan kembali (refinancing) proyek PLTG Muara Tawar.
  • Bank NISP menjajaki kemungkinan merger dengan bank OCBC (Overseas Chinese Banking Corporation ) Indonesia, menyambut penerapan kebijakan single presence Bank Indonesia. Sebagaimana diketahui, BI berencana mengeluarkan kebijakan single presence untuk mempercepat konsolidasi perbankan nasional. Nantinya, dengan kewajiban ‘satu pemilik satu bank’, tak akan ada lagi satu kekuatan pengendali di beberapa bank. Menghadapi itu, beberapa bank yang dimiliki satu perusahaan diketahui siap melakukan merger atau akuisisi.
  • PT Summarecon Agung Tbk akan menerbitkan obligasi Rp 300 milliar yang akan digunakan untuk membeli lahan baru untuk mengembangkan bisnis properti. Perusahaan properti itu telah menunjuk PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas (AAA Sekuritas) sebagai penjamin emisi.
  • PT Federal International Finance (FIF), anak perusahaan PT Astra International Tbk, menaikkan nilai emisi obligasi keenamnya menjadi Rp 600 miliar dari rencana sebelumnya Rp 500 miliar. Penawaran obligasi tersebut mengalami kelebihan permintaan hingga lima kali atau sekitar Rp 3 triliun.
  • PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk sedang mengkaji lagi rencana penerbitan obligasi III untuk mendanai kredit kendaraan setelah menuntaskan emisi obligasi II senilai Rp 750 miliar.
  • Pemegang saham mayoritas PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk, Paulus Tumewu, menjajaki rencana pelepasan sahamnya karena ketatnya persaingan di bisnis ritel dan persoalan pajak.
Market Reviews:
  • Ekspektasi pemodal terhadap pembagian dividen oleh para emiten BEJ berhasil mengangkat saham Bisnis ke level cukup tinggi. Pelaku pasar aktif memborong saham blue chips, sehingga kursnya meningkat cukup tinggi. Sentimen beli terutama menyentuh saham emiten BUMN dan beberapa kapitalisasi besar lainnya. Kalangan investor optimistis, perusahaan ‘plat merah’ akan memberikan dividen yang besar kepada pemegang sahamnya. Pasalnya, beberapa emiten BUMN berhasil membukukan pertumbuhan laba cukup tinggi, setidaknya pada tahun buku 2005.
  • Harus diakui, motivasi mendapatkan dividen sebagai pemicu utama investor memburu saham blue chips minggu lalu. Bahkan momentum itu telah dimanfaatkan pemodal untuk menyiasati berkurangnya sentimen positif di BEJ. Bagaimanapun, dampak perbaikan makro ekonomi terhadap transaksi di pasar saham mulai berkurang. Apalagi, hari aktif transaksi di BEJ pekan lalu relatif terbatas. Kenyataan tersebut tidak disia-siakan pemodal dimana mereka agresif memburu saham emiten yang diyakini membagikan dividen 2005. faktor dividen berpotensi mendongkrak harga saham Bisnis. Indeks BI-40 menguat 1,44% pada posisi 381,325 dari sebelumnya di 375,885. Total volume saham Bisnis yang diperjualbelikan mencapai 1,215 miliar unit senilai Rp 3,41 triliun. Kegiatan transaksi berlangsung marak karena dipicu ekspektasi pembagian dividen 2005. bahkan tingginya animo investor memborong saham BUMN dan beberapa bigshare ikut mendongkrak indeks BEJ ke level signifikan.

[Bisnis] 15 April 2006

News:
  • PT Perusahaan Pengelola Aset segera menjual sisa 25,9% sahamnya di PT Bank Permata Tbk dan 5,53% saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk, menyusul keluarnya peraturan pemerintah mengenai divestasi itu.
  • Pemerintah Jepang membantah pihaknya membatalkan rencana membiayai proyek mass rapid transportation (MRT) senilai US$800 juta. Kuasa Usaha (Charge d’Affaires) Kedubes Jepang di Jakarta Masafumi Kuroki menegaskan Jepang tetap berniat melanjutkan diskusi dengan Indonesia mengenai pendanaan proyek MRT di bawah skema pinjaman official development assistance (ODA). Ada kesalahpahaman mengenai posisi Jepang dan posisi ODA yang ditawarkan untuk mendanai proyek tersebut. Jepang sebenarnya masih membuka diri untuk mendiskusikannya dengan pemerintah Indonesia.
  • Indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEJ diperkirakan terus bergerak naik karena dana asing yang diprediksikan masih mengalir masuk ke Indonesia, seiring dengan apresiasi nilai tukar rupiah yang stabil. IHSG Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada penutupan perdagangan Kamis ditutup menguat 9,73 poin (0,71%) pada level 1.382,12 dari 1.372,39 pada penutupan perdagangan hari sebelumnya. Data BEJ menunjukkan total nilai transaksi beli investor asing sepanjang perdagangan Kamis mencapai Rp 722,82 miliar dengan nilai penjualan saham Rp 606,3 miliar atau mencatat nilai transaksi beli bersih (net selling) Rp 116,52 miliar. Nilai transaksi beli investor domestik sebenarnya lebih besar dibandingkan pemodal asing yaitu Rp 1,21 triliun. Namun, besarnya nilai transaksi beli itu dibarengi dengan nilai transaksi jual yang lebih besar yaitu Rp 1,33 triliun. Total nilai perdagangan saham di BEJ dua hari lalu mencapai Rp 1,94 triliun dengan volume sebesar 1,71 miliar saham dan frekuensi 19.528 kali.
  • PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk akan memecah nilai nominal (stock split) sahamnya dari Rp 500 menjadi Rp 250 atau dengan rasio 1:2. Pemecahan nilai nominal itu akan membuat jumlah saham beredar perseroan bertambah menjadi 1,6 miliar dari 800 juta lembar saat ini.
  • Minat perusahaan asuransi berinvestasi ke instrumen reksa dana pada triwulan pertama makin menguat, meski portofolio ini sempat limbung tahun lalu didera pencairan besar-besaran (redemption).
  • Harga minyak mentah dunia yang mendekati level US$70 per barel berpotensi turun, menyusul meningkatnya persediaan komoditas AS. Peningkatan stok ini diyakini dapat menekan gangguan pasokan minyak Iran.
  • PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) akan mempertahankan keberadaan lantai perdagangannya dalam satu hingga dua tahun ke depan, meski seluruh sistem di perusahaan efek siap menjalankan perdagangan jarak jauh (remote trading) pada awal bulan ini. Sistem perdagangan itu memungkinkan transaksi jual-beli saham dilakukan tanpa melalui lantai perdagangan karena prosesnya dapat dilakukan secara langsung tanpa melalui booth sebagai media transaksinya.
  • PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) akan menawarkan bunga sebesar 14% pada obligasi III senilai Rp 750 miliar yang rencananya tercatat di Bursa Efek Surabaya pada akhir bulan depan.
Market Reviews:
  • Laju saham pilihan Bisnis masih tak terbendung, setidaknya sampai penutupan transaksi Kamis kemarin. Pelaku pasar terus memburu saham kapitalisasi besar penggerak bursa, termasuk kelompok saham BUMN. Perburuan pemodal atas saham Bisnis sebagai antisipasi terhadap pembagian dividen 2005. Selain itu, publikasi keuangan beberapa emiten per 30 Maret 2006 yang tumbuh positif ikut menyulut investor memborong sahamnya di bursa. Demikian halnya, penguatan rupiah atas dolar AS hingga level Rp 8.985 berhasil mendongkrak saham unggulan bisnis yang berfundamental baik.
  • Indeks BI-40 terkerek 0,63% pada 381,325. Total volume saham Bisnis yang berpindah tangan mencapai 468 juta unit senilai Rp 1,28 triliun. Menjelang libur Paskah, pemodal terus mengumpulkan saham Bisnis untuk investasi jangka panjang. Faktor akhir pekan tak mengurangi minat beli investor terhadap saham blue chips di bursa. Lonjakan saham unggulan ikut dipicu penguatan bursa global dan sebagian bursa regional. Momentum pembagian dividen langsung diantisipasi pemodal dengan memburu saham BUMN dan bigshare di BEJ. Karena aksi korporasi emiten akan mendongkrak harga saham.
  • Penguatan kurs saham Bisnis ikut melambungkan IHSG 9,728 poin atau 0,71% menjadi 1.382,122. Posisi indeks BEJ tersebut adalah tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. Begitu juga, indeks LQ45 terkerek 0,67% di posisi 307,214. Investor asing mencatat net buying Rp 113 miliar dan kurs rupiah menguat di Rp 8.995 per dolar AS. Hari terakhir perdagangan tidak menyurutkan animo investor memborong saham Bisnis. Pemodal sengaja mengakumulasi saham unggulan terlebih dahulu sebelum mereka menikmati libur panjang nanti. Investor tdiak ingini melewatkan momentum positif. Apalagi, beberapa emiten BUMN akan segera membagikan dividen kepada pemegang sahamnya dalam waktu dekat. Kenyataan ini langsung diantisipasi pemodal memborong saham blue chips di bursa.
  • Di sisi lain, kurs rupiah yang kembali menguat di level Rp 8.995 per dolar AS turut menaikkan harga saham Bisnis. Bahkan kenaikan suku bunga SBI yang hanya sebesar satu basis poin pada 12,75% ikut berimbas ke pasar saham.

Thursday, April 13, 2006

[Bisnis] 13 April 2006

News:
  • Ratusan perusahaan asal Indonesia masuk ‘daftar hitam’ Bank Dunia karena terkait kasus dugaan korupsi, sehingga tak bisa menerima atau mengerjakan proyek bantuan dari lembaga tersebut. Presiden Bank Dunia Paul Wolfowitz mengatakan lembaganya telah menjalin kerja sama dengan beberapa bank pembangunan seperti Asia Development Bank, America Development Bank, dan Africa Development Bank terkait informasi ratusan perusahaan asal Indonesia itu. Wolfowitz menjelaskan pengumuman nama-nama perusahaan itu, yang bisa dilihat di situs Bank Dunia, merupakan bagian dari informasi publik yang harus dipaparkan. Dengan demikian publik akan mengetahui siapa saja yang menjadi koruptor dan apa yang mereka korupsi.
  • Pertamina akhirnya menunda kenaikan harga elpiji (liquefied petroleum gas/LPG) untuk industri dan rumah tangga sampai batas waktu yang belum ditentukan. Pembatalan itu dilakukan karena masyarakat menentang keras rencana itu.
  • UOB Kay Hian Securities Singapura, OSK Securities Berhard, dan satu bank investasi dari Hong Kong berminat membeli 25% - 51% saham PT Trimegah Securities Tbk. Beberapa sumber Bisnis yang mengetahui transaksi itu mengatakan selain dari dua calon investor tersebut, satu pemodal dari Hong Kong juga mengincar saham Trimegah yang dimiliki oleh Pieter Tanuri karena dia ingin memfokuskan pada bisnis ban.
  • PT Matahari Prima Tbk menunjuk UBS Securities sebagai lead manager dan Credit Suisse Group sebagai book runner untuk membantu penerbitan surat utang senilai US$250 juta atau setara Rp 2,25 triliun (asumsi kurs Rp 9.000 per US$1) pada akhir bulan depan. Beberapa sumber Bisnis mengatakan obligasi itu, diperkirakan jatuh tempo pada lima tahun ke depan, akan dimanfaatkan peritel terbesar di Indonesia berdasarkan penjualan untuk membiayai ekspansinya.
  • PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk menandatangani perjanjian fasilitas pinjaman sindikasi berjangka waktu lima tahun dengan Standard Chartered Bank, ABN Amro N.V., BCA, dan Calyon Deutschland ekuivalen US$158juta. Dalam rilis perseroan yang diterima kemarin disebutkan pinjaman sindikasi tersebut atas tiga jenis mata uang yaitu US$60 juta, Rp 350 miliar, dan 7,07 miliar Yen. Pinjaman US$60 juta diperoleh dari ABN Amro dan Standard Chartered Bank masing-masing US$30 juta. Utang 7,07 juta Yen didapat dari ABN Amro dan Calyon yang masing-masing mengucurkan 3,53 miliar yen. Dan BCA meminjamkan Rp 350 miliar. Pinjaman sindikasi itu akan digunakan untuk membiayai kembali (refinancing) utang Indocement dalam Master Facilities Agreement (MFA) dengan total ekuivalen US$380 juta.
  • PT Indosat Tbk kemarin melunasi pokok dan bunga obligasi pertamanya yang diterbitkan pada 2001 senilai total Rp 992,2 miliar. Pelunasan utang obligasi itu membuat total beban bunga perseroan akan berkurang Rp 170 miliar per tahun, mulai triwulan II/2006. Dalam rilis Indosat disebutkan utang obligasi yang dilunasi terdiri dari pokok obligasi pertama seri A senilai Rp 778,7 miliar dan bunga untuk periode terakhir Rp 36,01 miliar, serta pokok obligasi seri B Rp 172,8 miliar dan bunganya Rp 6,91 miliar.

Wednesday, April 12, 2006

[Bisnis] 12 April 2006

News:
  • Harga minyak mentah dunia kembali melonjak hingga menyentuh US$69 per barel, di tengah perhatian serius terhadap pasokan sumber energi itu dari Iran. Lonjakan harga minyak mentah itu memicu aksi perburuan terhadap emas di pasar logam global. Akibatnya, harga emas menembus level US$600 per ounce, posisi tertinggi dalam 25 tahun terakhir ini. Harga emas telah naik 44,5% dalam dua tahun terakhir. Terus meningkatnya harga minyak mentah menyebabkan minat pengelola dana agresif dan spekulan terhadap emas makin besar. Pembelian emas dilakukan sebagai bentuk aksi melindungi nilai atas kenaikan harga energi dunia sekaligus untuk meredam dampak inflasi. Pasar khawatir dengan tekanan isu geopolitik. Hal itu dapat berujung pada ketidakpastian dan inflasi. Ini akan membuat harga emas sebagai sarana melindungi nilai menjadi lebih tinggi. Menyusul menguatnya harga minyak mentah dunia, pemerintah diminta menaikkan asumsi harga minyak dalam APBN 2006 dari US$55 per barel menjadi US$60 per barel untuk mengantisipasi lonjakan subsidi BBM.
  • PT Bank Mandiri Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI), dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) – yang menjadi koordinator pembiayaan proyek infrastruktur – akan mengalokasikan dana Rp 7 triliun untuk membiayai sejumlah proyek infrastruktur pada tahun ini. Bank Mandiri akan menjadi koordinator pembiayaan proyak jalan tol, BNK menangani sektor listrik dan energi, dan BRI membantu pembiayaan sektor perkebunan.
  • Bapepam akan meminta manajemen PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan PT Bursa Efek Surabaya (BES) untuk menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) dalam bulan ini untuk membahas rencana penggabungan kedua bursa tersebut. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Darmin Nasution mengatakan persetujuan penggabungan (merger) BEJ dan BES harus bisa diperoleh dalam waktu dekat, sehingga tidak mungkin menunggu RUPS tahunan yang rencananya baru akan digelar pada pertengahan Mei 2006.
  • PT Jababeka Tbk berencana mencari pinjaman dari perbankan sebesar Rp 400 miliar untuk mendukung penetrasi pasar dengan membangun rumah hunian kalangan menengah atas di atas lahan seluas 30 hektare. Emiten itu lebih memilih pinjaman bank karena prosesnya lebih cepat daripada jika menerbitkan obligasi. Selain itu, pencairannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan pendanaan yang diperlukan perseroan.
  • Lonjakan harga bahan baku akibat kenaikan harga minyak mentah tahun lalu sempat menekan laba perusahaan farmasi, tetapi secara umum indikator keuangannya masih tetap positif. Sebanyak delapan perusahaan farmasi yang telah mengumumkan laporan keuangan tahun lalu memiliki pertumbuhan aktiva, ekuitas, penjualan dan laba bersih yang positif.
  • Kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) yang cukup signifikan dalam dua bulan terakhir memicu investor reksa dana mengambil untung. Aksi ambil untung tersebut terjadi pada reksa dana saham dan campuran, sehingga total dana kelolaan di dua jenis reksa dana itu masing-masing merosot 19,84% dan 14,53% per akhir Maret 2006 dari Desember 2005. Data Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) menunjukkan total dana kelolaan reksa dana saham per akhir Maret 2006 berkurang menjadi Rp 3,67 triliun dari Rp 4,93 triliun per akhir Desember 2005. Total dana kelolaan reksa dana campuran menurun menjadi Rp 4,61 triliun dari Rp 5,39 triliun. Dana kelolaan pada reksa dana pasar uang dan pendapatan tetap per akhir Maret 2006 masing-masing meningkat menjadi 11,21% dan 4,57% dari akhir tahun lalu. Total dana kelolaan pada reksa dana pasar uang naik menjadi Rp 2,31 triliun per akhir Maret tahun ini dari Rp 2,08 triliun pada akhir tahun lalu. Dana kelolaan reksa dana pendapatan tetap naik menjadi Rp 13,56 triliun dari Rp 12,97 triliun. Reksa dana terproteksi mencatat kenaikan dana kelolaan paling tinggi yaitu 21,87% menjadi Rp 3,67 triliun dari Rp 3 triliun. Namun, dana kelolaan pada reksa dana pendapatan tetap masih mencatat porsi terbesar dibandingkan jenis reksa dana lainnya yaitu 45,7% dari total dana kelolaan industri reksa dana Rp 28,11 triliun.
Market Reviews:
  • BEJ mulai memasuki periode konsolidasi setelah saham unggulan mengalami kenaikan tajam pekan sebelumnya. Pemodal merealisasikan keuntungan temporer terhadap saham blue chips yang kursnya sudah overbought. Terobosan itu dilakukan pemodal untuk menghindari risiko kerugian di bursa. Bagaimanapun, lonjakan indeks BEJ yang berlangsung sepanjang pekan lalu membuat mayoritas saham mahal. Kenyataan tersebut langsung disikapi pemodal dengan membuang sahamnya untuk mendapatkan keuntungan sesaat. Hal itu mengakibatkan indkes BI-40 turun tipis 0,17% pada 375,228.
  • Pelaku pasar cenderung melepas saham pilihan yang diyakini bisa mendatangkan keuntungan. Tindakan pemodal itu wajar karena secara teknis, laju pergerakan saham blue chips mulai terbatas. Bahkan sebagian saham unggulan sudah berada di teritori overbought atau jenuh beli. Penguatan rupiah yang berlanjut terhadap dolar AS kurang berdampak signifikan di BEJ. Pemodal justru mendiskon saham kapitalisasi besar guna mengamankan portofolionya di bursa. Aksi profit taking pemodal menjatuhkan indeks BEJ 3,171 poin atau 0,19% menjadi 1.360,217. Total volume saham yang berhasil diperjualbelikan mencapai 2,661 miliar unit senilai Rp 1,5 triliun. Sejak pembukaan perdagangan kemarin, saham unggulan berfluktuasi cukup tajam dan cenderung melemah.
  • Kalangan investor mendiskon saham kapitalisasi besar yang kursnya sudah mahal. Selanjutnya, mereka memburu saham unggulan lainnya yang diuntungkan penguatan rupiah atas dolar AS. Spekulasi temporer juga melanda beberapa saham lapis kedua yang berprospek baik. Hanya saja, tekanan beli atas berbagai saham pilihan itu tak mampu mempertahankan indeks di teritori positif. Bahkan koreksi tajam atas saham Gudang Garam dan Bank mandiri membuat laju IHSG tertahan. Pelaku pasar mulai selektif mengambil posisi jual beli di saham Bisnis. Kecenderungan itu wajar karena potensi kenaikan saham kapitalisasi besar makin terbatas.

Tuesday, April 11, 2006

[Bisnis] 11 April 2006

News:
  • Pendapatan negara yang didapat pemerintah dari PT Freeport Indonesia selama enam tahun, sejak 2000 sampai dengan 2005, ternyata lebih rendah US$304 juta jika dibandingkan dengan laporan setoran yang diklaim oleh perusahaan asal AS tersebut. Berdasarkan data versi pemerintah yang dilaporkan dalam Sidang Kabinet pada 20 Maret 2006, total penerimaan langsung pemerintah dari Freeport Indonesia sejak 2000 hingga 2005 mencapai US$2,1 miliar. Sementara perusahaan tambang itu mengklaim dalam kurun waktu yang sama, total penerimaan yang didapat pemerintah dari pajak penghasilan badan, royalti, dividen, pajak dan pungutan lainnya mencapai US$2,4 miliar.
  • Perusahaan pembiayaan (multifinance) PT Astra Sedaya Finance berencana menerbitkan obligasi VII senilai Rp 500 miliar pada kuartal II tahun ini dengan menunjuk tiga penjamin emisi (underwriter). Sumber Bisnis yang dekat dengan rencana ini menuturkan tiga penjamin emisi itu adalah Mandiri Sekuritas, HSBC Securities, dan Andalan Artha Advisindo Sekuritas (AAA).
  • PT Bank Internasional Indonesia Tbk (BII) melampaui batas maksimum pemberian kredit (BMPK) karena Temasek – pengendali saham BII – mengakuisisi 50,45% saham PT Chandra Asri Petrochemical Center (CAPC). Sebelum mengakuisisi CAPC dari Formosa Plastic dan Dresdner Bank yang tuntas pada 27 Januari 2006, BII telah memberikan fasilitas L/C US$40 juta kepada perusahaan kimia itu.
  • Harga minyak mentah di New York kembali naik, karena dipengaruhi spekulasi gangguan pasokan dari Iran, menyusul ancaman pengenaan sanksi atas penelitian nuklir di negara ini. Washington Post awal pekan ini memberitakan AS berencana melakukan aksi militer untuk menekan Iran, agar negara ini mau memenuhi permintaan PBB. Aksi militer itu diperkirakan akan menaikkan harga minyak. Harga minyak di pasar international sempat naik US$4 menjadi US$70,85 per barel pada Agustus tahun lalu ketika Badai Katrina merusak fasilitas anjungan minyak lepas pantai AS di Teluk Meksiko.
  • PT Bumi Resources Tbk, eksportir terbesar batubara, telah menyewa Credit Suisse Group untuk membantu mendapatkan pinjaman US$800 juta atau setara Rp 7,2 triliun dengan asumsi kurs Rp 9.000 per US$1 untuk mencairkan surat utangnya yang diterbitkan tahun lalu.
  • PT Trimegah Securities Tbk menerbitkan surat sanggup II 2006 maksimum Rp 50 miliar untuk menambah modal kerja. Dalam keterbukaan informasi kepada Bursa Efek Jakarta Jum’at pekan lalu disebutkan surat sanggup itu didaftarkan pada 28 Maret di Kustodian Sentral Efek Indonesia. Direktur Trimegah Rosinu menyatakan surat sanggup tersebut berjangka waktu 90 hari.
Market Reviews:
  • Faktor makro ekonomi, terutama menguatnya kurs rupiah, turunnya inflasi serta stabilitas SBI berhasil mendongkrak saham pilihan Bisnis ke level signifikan. Apresiasi rupiah mencapai Rp 8.990 per dolar AS segera direspons investor dengan memburu saham blue chips di bursa. Pasalnya, penguatan rupiah yang diikuti turunnya inflasi Maret di level 0,03% secara langsung akan menggairahkan investor di pasar modal. Apalagi Bank Indonesia juga mengisyaratkan untuk mempercepat penurunan tingkat suku bunga. Hal itu diyakini pelaku pasar akan melipatgandakan nilai keuntungan di BEJ.
  • Optimisme pemodal itu tercermin dari tingginya animo beli atas saham blue chips pekan lalu. Investor tak menyiakan momentum penguatan rupiah. Sikap pemodal itu ditunjukkan lewat perburuan terhadap berbagai saham kapitalisasi besar penggerak bursa. Derasnya sentimen beli investor mendongkrak indeks BI-40 sebesar 3,38% pada 375,885 dari sebelumnya di 363,583. Total volume saham Bisnis yang diperjualbelikan 1,795 miliar unit senilai Rp 4,95 triliun. Lonjakan blue chips ikut melambungkan IHSG 40,324 poin atau 3,04% menjadi 1.363,298 dibandingkan periode sebelumnya di posisi 1.322,974.
  • Investor asing cukup antusias memburu saham unggulan untuk investasi jangka panjang. Kecenderungan tersebut bisa diamati dari net buying asing yang mencapai Rp 475 miliar. Mata uang rupiah ditutup menguat di posisi Rp 8.995 per dolar AS. Bahkan selama triwulan I 2006, nilai tukar rupiah mencapai rata-rata Rp 9.299 per dolar AS atau terapresiasi 6,9% dibandingkan akhir 2005. Penguatan rupiah juga diikuti membaiknya surplus neraca pembayaran, sehingga cadangan devisa naik menjadi US$41,1 miliar. Inflasi Maret 2006 terkendali di level 0,03%, sehingga inflasi tahunan mencapai 15,74%. Di bagian lain, suku bunga BI Rate tetap dipertahankan di level 12,75%.

Saturday, April 08, 2006

[Bisnis] 8 April 2006

  • Harga jual LPG (liquefied petroleum gas) untuk rumah tangga naik sedikitnya Rp 500 per kg (11,76%) menjadi Rp 4.750 per kg dari sebelumnya Rp 4.250 per kg mulai 1 Mei 2006.

  • Pada penutupan perdagangan Jum’at kemarin, indeks BEJ kembali bertengger di posisi 1.363,298 atau rekor tertinggi baru sepanjang sejarah pasar modal. Saham emiten yang berfundamental baik terus diakumulasi investor. Kecenderungan itu wajar karena potensi penguatan kursnya ke depan masih cukup besar. Apalagi bila sentimen positif pasar terus berlanjut dalam jangka pendek. Kenyataan tersebut bukan tidak mungkin akan mendorong asing masuk bursa. Di akhir perdagangan, asing kembali mencatat net buying Rp 109 miliar. Aksi beli asing melambungkan indeks BI-40 sebesar 0,53% di 375,885.
  • Minat beli investor terhadap saham unggulan masih cukup tinggi. Pelaku pasar terus mengakumulasi saham pilihan penggerak bursa hingga Jum’at, kemarin. Faktor akhir pekan ternyata tidak menghalangi investor bertransaksi di bursa. Selain sentimen penguatan rupiah, tekanan beli atas saham pilihan merupakan antisipasi terhadap pembagian dividen 2005. Pemodal juga berharap agar penurunan suku bunga SBI lebih cepat dari perkiraan pemerintah. Bagaimanapun, membaiknya indikator makro ekonomi bakal mendongkrak harga saham maupun IHSG ke tingkat lebih tinggi.

Friday, April 07, 2006

[Bisnis] 7 April 2006

News:
  • Cemex Asia Holdings menawarkan 25,53% (151.431.705 lembar) saham PT Semen Gresik Tbk miliknya seharga US$500 juta, setara dengan Rp 29.716 per saham, kepada calon investor yang berminat membeli saham tersebut. Semula Cemex membeli 14% saham Semen Gresik pada September 1998 dengan harga US$1,38 per saham atau Rp 12.420 per lembar dengan asumsi kurs Rp 9.000 per US$. Produsen semen Meksiko itu menggelar penawaran tender dan berhasil membeli 6% saham Semen Gresik. Selebihnya dibeli Cemex melalui bursa saham hingga porsi kepemilikannya saat ini menjadi 25,53%. Bila saham Semen Gresik ditawarkan pada harga Rp 29.716 per lembar, Cemex akan meraup keuntungan 139,25% atau Rp 17.296 per saham.
  • Peningkatan rasio kredit bermasalah di perbankan yang terjadi sepanjang 2005 berlanjut memasuki triwulan pertama tahun ini. Bila pada akhir Desember tahun lalu NPL mencapai 8,3% pada Februari 2006 mencapai 9,3%.
  • PT Bursa Efek Jakarta dan PT Bursa Efek Surabaya akan mengagendakan pembahasan masalah merger dalam RUPS mereka yang akan digelar pertengahan Mei 2006. Dirut BEJ Erry Firmansyah mengatakan akan memasukkan agenda merger dengan BES dalam RUPS yang akan digelar pada 18 Mei, merujuk pada pernyataan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Darmin Nasution bahwa penggabungan dua bursa itu akan dilaksanakan tahun ini juga.
  • PT Bank Niaga Tbk akan menerbitkan obligasi sebesar Rp 1,5 triliun pada tahun ini untuk mengatasi ketidaksesuaian (mismatch) dalam mendanai kredit perumahan yang bersifat jangka panjang.
  • Perum Pegadaian menerbitkan obligasi XI senilai Rp 500 miliar berjangka waktu 10 tahun dengan tingkat bunga berkisar 13% - 13,25%. Dirut Perum Pegadaian Dedi Kusdedi mengatakan emisi obligasi itu merupakan salah satu upaya memenuhi kebutuhan modal ekspansi selama 2005 yang mencapai angka Rp 1 triliun. Kebutuhan dana tersebut di luar dari keperluan modal dari Surat Utang Pemerintah (SUP) 005.
  • Kebijakan yang mengharuskan valuasi berdasarkan nilai pasar wajar harga obligasi menjadi salah satu penyebab laba emiten perbankan – yang menempatkan dananya di surat berharga itu – menurun, selain faktor naiknya rasio kredit bermasalah.
  • Harga saham di bursa Indonesia meningkat dengan indeks harga saham gabungan ditutup menyentuh titik tertinggi pada hari kedua. Harga saham PT Bank Central Asia Tbk kemarin ditutup naik setelah bank itu mengatakan segera memangkas tingkat bunganya. “tingkat bunga yang lebih rendah berarti marjin laba bank itu akan bertambah karena permintaan terhadap pinjaman akan naik”. Harga saham PT Aneka Tambang Tbk dan PT International Nickel Indonesia Tbk meroket setelah harga nickel melonjak ke titik tertinggi. Indeks naik 10,41 atau 0,8% ke titik 1.355,01 pada penutupan kemarin, melampaui rekor pada penutupan hari sebelumnya yang hanya mencapai 1.344,6. Gubernur Bank Indonesia Burhanuddin Abdullah belum lama ini mengatakan bank sentral akan menurunkan tingkat suku bunga secara gradual awal Mei atau Juni jika inflasi dapat ditahan. BI memangkas prediksi inflasi tahun ini menjadi 7% dari 8%.
Market Reviews:
  • Perburuan investor terhadap saham blue chips masih berlanjut. Pelaku pasar tak menyiakan kesempatan dan terus berburu saham bisnis yang berpotensi gain. Isyarat Bank Indonesia untuk mempercepat penurunan suku bunga BI Rate kembali berimbas positif terhadap perdagangan saham di BEJ. Pasalnya, tingkat suku bunga di dalam negeri yang rendah akan menggairahkan investasi di pasar modal. Bahkan mengingkatnya cadangan devisa nasional mencapai US$41 miliar turut membangkitkan animo investor bertransaksi di bursa. Asing masih terus menambah portofolionya di BEJ.
  • Kecenderungan itu tidak lepas dari membaiknya makro ekonomi nasional. Bagaimanapun, kurs rupiah yang tetap stabil di level Rp 9.000 per dolar AS berpotensi mendongkrak kinerja emiten tahun ini. Apalagi bila Bank Indonesia segera menurunkan suku bunga lebih awal dan inflasi tetap terkendali. Kondisi tersebut akan menyemarakkan pasar saham. Sejumlah saham unggulan Bisnis kembali terkerek, sehingga mampu melambungkan IHSG ke level 1.355,013, menguat 10,413 poin. Rekor indeks kembali terpecahkan atau merupakan posisi tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia.
  • Bahkan indeks komposit masih berpotensi menguat ke tingkat lebih tinggi. Tentu dengan asumsi, fundamental ekonomi terus menunjukkan tren pertumbuhan. Apa pun alasannya, penguatan rupiah mencapai 6,9% selama triwulan I 2006 adalah prestasi yang menggembirakan. Memang, Bank Indonesia baru akan menurunkan suku bunga pada triwulan ketiga. Namun begitu, tidak tertutup kemungkinan pemangkasan BI Rate bisa lebih cepat. Faktor ini pula yang mendorong inevstro kembali memburu saham Bisnis meski sebagian sudah overbought. Dampaknya, indeks BI-40 terkerek 0,72% di 373,883.
  • Perdagangan saham di BEJ berlangsung marak dengan volume saham berpindahtangan mencapai 3,965 miliar lembar senilai Rp 1,9 triliun. Investor asing mencatat net buying Rp 169 miliar. Minat beli asing terhadap saham blue chips masih tinggi. Bahkan dana asing jangka pendek yang masuk ke Indonesia dewasa ini, antara lain ke pasar modal. Selain fundamental ekonomi yang baik, tingginya animo asing berburu saham unggulan juga dipicu harga saham di BEJ yang dinilai masih murah. Asing terus memindahkan portofolionya dari bursa Thailand dan Filipina ke Indonesia.

Thursday, April 06, 2006

[Bisnis] 6 April 2006

News:
  • Penguatan rupiah hingga menembus level 9.000/US$ mengindikasikan sentimen kuat investor yang menghendaki perubahan pada perekonomian nasional, sementara Bank Indonesia akan mempercepat penurunan suku bunga secara bertahap.
  • Meski rencana induk pasar modal menyebutkan BEJ dan BES dimerger dua tahun lagi, Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) menegaskan merger dua bursa tersebut dituntaskan tahun ini. Ketua Bapepam Darmin Nasution mengatakan guna mewujudkan merger itu, direks Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) harus mendapatkan persetujuan dari pemegang sahamnya pada semester pertama tahun ini.
  • Rapat umum pemegang saham (RUPS) Bank Jabar menyetujui usulan manajemen untuk melepaskan saham melalui initial public offering (IPO) terbatas sebesar 20%, dengan proyeksi dana yang masuk Rp 1,6 triliun.
  • Pemerintah akan menggunakan haknya untuk membeli lebih dahulu (pre-emptive right) 25,53% saham PT Semen Gresik Tbk (SG) yang akan dilego oleh Cemex Asia Holdings. Menneg BUMN Sugiharto mengatakan pemerintah sebagai pemegang 51% saham Semen Gresik kini mengkaji secara hukum untuk menggunakan hak itu. Pre-emptive right adalah hak yang dimiliki pemegang saham di suatu perusahaan untuk membeli saham dari pemilik lainnya sebelum ditawarkan kepada pembeli lain.
  • PT Bank Bumi Arta Tbk (BBA) akan melakukan penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) untuk melepas 210 juta saham (9,1%) kepada publik. Dengan kisaran harga penawaran sebesar Rp 150 – Rp 250 per saham, maka dana segar yang akan dihimpun perseroan dari publik akan berjumlah sekitar Rp 31,5 miliar – Rp 52,5 miliar. Menurut Dirut BBA Rachmat Mulia Suryahusada, 70% perolehan dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan pemberian pinjaman.
Market Reviews:
  • Kondisi makro ekonomi yang membaik dengan ditandai penguatan rupiah atas dolar AS, turunnya inflasi, serta stabilitas suku bunga SBI telah menggairahkan transaksi di BEJ. Pelaku pasar antusias memburu saham blue chips yang berfundamental baik dan prospektif. Perburuan pemodal terfokus pada saham emiten yang diuntungkan oleh apresiasi rupiah terhadap dolar AS. Selain itu, beberapa saham lapis kedua ikut dibeli investor, sehingga kursnya naik cukup tinggi. Penguatan rupiah hingga Rp 8.990 per dolar AS secara langsung akan memangkas beban utang emiten.
  • Tingginya animo investor memborong saham unggulan dan lapis kedua mampu mendongkrak indeks BI-40 sebesar 1,47% pada posisi 365,791. Optimisme terhadap pertumbuhan ekonomi nasional menyulut investor menambah portofolionya di BEJ. Bagaimanapun, tren penguatan rupiah atas dolar AS belakangan ini mengindikasikan makro ekonomi yang membaik. Di sisi lain, laju inflasi Maret yang terkendali di level 0,03% mempertebal keyakinan pemodal bahwa target inflasi 2006 sebesar 9% bisa tercapai. Inflasi year on year 15,74% dan diperkirakan terus turun sampai akhir tahun ini.
  • Sementara itu, kurs rupiah yang tetap bertengger di level Rp 9.000 per dolar AS akan mengurangi biaya operasional perusahaan. Utamanya adalah emiten yang memiliki impor bahan baku tingga dalam kegiatan produksi. Bahkan utang dolar emiten pun akan terpangkas signifikan apabila kurs rupiah tetap stabil di level Rp 9.000 per dolar AS. Perusahaan yang saat ini sedang melakukan restrukturisasi turut menikmati keuntungan akibat apresiasi rupiah atas dolar AS yang terus berlanjut. Di mata pemodal, penguatan rupiah adalah kesempatan terbaik untuk menambah portofolio di saham unggulan Bisnis.
  • Lonjakan harga yang dimotori kelompok saham perbankan ikut melambungkan indeks BEJ 18,152 poin atau 1,37% menjadi 1.344,600. IHSG kembali mencatat rekor tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. Pemodal masih antusias memborong saham unggulan untuk investasi jangka panjang. Momentum penguatan rupiah, terkendalinya laju inflasi serta stabilnya suku bunga SBI dimanfaatkan pemodal berburu saham blue chips. Kalangan investor optimistis, Bank Indonesia akan tetap mempertahankan BI Rate di level 12,75% sehingga investasi di pasar saham terus marak.

Wednesday, April 05, 2006

[Bisnis] 5 April 2006

News:
  • Rupiah, untuk pertama kali selama 17 bulan terakhir ini, mampu menembus level Rp 9.000 per dolar AS, sementara Bank Indonesia tetap akan mempertahankan suku bunga tinggi meski laju inflasi mulai terkendali. Nilai tukar rupiah pada sesi penutupan kemarin menguat menjadi 8.900 per dolar AS dari posisi sebelumnya 9.038, menyusul respons positif pasar atas realisasi inflasi Maret yang hanya 0,03%.
  • Departemen Keuangan akan menerbitkan dua surat utang negara (SUN) lagi pada 18 April dengan jumlah indikatif Rp 3 triliun, mundur dari rencana semula yang diagendakan pada 11 April. Dua obligasi negara yang ditawarkan pada investor itu adalah seri ‘obligasi lama’ FR0026 (re-opening) yang memiliki masa jatuh tempo delapan tahun dengan tingkat kupon 11% serta seri FR0036 yang merupakan penerbitan obligasi negara seri baru dengan masa jatuh tempo 11 tahun.
  • Sejumlah pelaku pasar memberikan rekomendasi beli untuk saham emiten semen, berpegang pada kinerja keuangan tiga perusahaan semen sepanjang tahun lalu dan harga sahamnya yang masih relatif murah.
  • Bapepam tidak akan mengizinkan bursa efek menjadi pemegang saham Bond Pricing Agency (BPA), lembaga baru yang akan dibentuk untuk menangani pelaporan dan analisis harga obligasi, untuk menghindari konflik kepentingan.
  • PT Indofood Sukses Makmur Tbk, produsen mi instan terbesar di dunia, menyewa ING Groep NV untuk mengatur pinjaman senilai US$100 juta atau Rp 910 miliar untuk membiayai kembali utangnya. Pinjaman itu akan mendukung pencairan obligasi yang diterbitkan oleh anak usahanya yang berbasis di Mauritius tersebut akan jatuh tempo pada Juni 2007.
  • Abu Dhabi Islamic Bank, salah satu bank terkemuka di Uni Emirat Arab diketahui berminat membuka bank syariah dengan cara membeli bank di Indonesia dalam waktu dekat ini. Tim khusus dari Abu Dhabi Islamic Bank (ADIB) akan datang ke Indonesia untuk mempelajari sistem perbankan di negeri ini.
Market Reviews:
  • Koreksi teknis tampak menghambat pergerakan saham Bisnis ke tingkat lebih tinggi. Pelaku pasar langsung merealisasikan keuntungannya yang diperoleh sebelumnya guna menghindari risiko. Pasalnya, sejumlah saham unggulan sudah relatif mahal dan cenderung overbought. Profit taking atas saham kapitalisasi besar berlangsung di tengah menguatnya kurs rupiah hingga level Rp 9.001 per dolar AS. Pemodal tampaknya tak ingin mengambil risiko. Mereka masih menanti langkah Bank Indonesia menurunkan suku bunga SBI hari ini. Dampaknya, indeks BI-40 turun 0,01% di 365,791.
  • Sejak pembukaan perdagangan, pergerakan saham Bisnis tampak datar dan kurang begitu atraktif. Kalangan investor berhati-hati dan selektif dalam mengambil posisi jual beli di saham blue chips. Sebaliknya, pemodal hanya melakukan switching guna mempertahankan keuntungan di bursa. Aksi jual beli teknikal itu bisa dimaklumi karena investor berupaya menghindari risiko. Bahkan apresiasi rupiah yang sempat mencapai Rp 8.995 per dolar AS kurang berdampak signifikan terhadap pasar saham. Akumulasi antara faktor teknikal dan kecemasan atas melonjaknya harga minyak dunia turut melemahkan indeks BEJ 2,865 poin atau 0,22% menjadi 1.326,448.

Tuesday, April 04, 2006

[Bisnis] 4 April 2006

News:
  • Sebanyak 15 emiten perbankan, dari total 23 emiten, mencatatkan penurunan laba selama 2005 menyusul peningkatan provisi serta kesulitan menyalurkan kredit. Laporan keuangan 22 bank yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Jakarta menunjukkan secara keseluruhan laba yang diperoleh rata-rata turun 34,92% dibandingkan perolehan laba tahun 2004. Satu bank – Bank Century – belum mempublikasikan neracanya. Secara keseluruhan 22 emiten bank itu memiliki aset Rp 1.032,96 triliun atau 70,27% dari total aset perbankan nasional yang mencapai angka Rp 1.469,83 triliun. Selain 15 bank yang mencatatkan penurunan laba, dua emiten yakni Bank Bumiputera dan Bank Eksekutif, mengalami kerugian masing-masing Rp 48,1 miliar dan Rp 46,6 miliar.
  • Kenaikan harga barang dan jasa yang tercermin dari perkembangan inflasi pada Maret mencapai 0,03% (month-to-month/mtm) yang merupakan level terendah sejak 2004 atau tiga tahun terakhir. Kondisi ini ditentukan oleh penurunan harga pada kelompok bahan makanan. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Choiril Maksum menuturkan kelompok bahan makanan menyumbang deflasi 0,21% pada inflasi Maret sebesar 0,03%.
  • PT Citigroup Securities Indonesia (CSI) menjual divisi manajemen aset yang mengelola reksa dana senilai Rp 928,7 miliar (US$100,9 juta) kepada PT Fortis Investments. Presdir CSI Frederik Wattimena mengatakan pengunduran diri CSI dari pengelolaan reksa dana di Indonesia terkait dengan strategi global Citigroup yang ingin memfokuskan diri sebagai agen penjual reksa dana pihak ketiga. Frederik mengatakan bahwa transaksi itu sudah dilaporkan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) yang kini memprosesnya. Proses penjualan itu dapat selesai pada akhir Juni. Setelah mengundurkan diri sebagai manajer investasi, maka CSI hanya akan bergelut pada bisnis yang lain yaitu penjamin emisi untuk obligasi korporasi maupun surat utang negara berpendapatan tetap. Pada Juni 2005, Citigroup telah menjual seluruh aset reksa dananya di seluruh dunia kepada perusahaan manajemen aset global Legg Mason, yang berbasis di Baltimore, Maryland, AS. Akibat Legg Mason tidak mempunyai perwakilan di Indonesia, CSI menjatuhkan pilihannya kepada Fortis Investments setelah menyeleksi sejumlah manajer investasi domestik. Adapun produk reksa dana yang dialihkan ke Fortis adalah :
    • Citireksadana Ekuitas menjadi Fortis Ekuitas
    • Citireksadana Prima menjadi Fortis Prima
    • Citireksadana Rupiah Plus menjadi Fortis Rupiah Plus
  • Sindikasi tiga bank BUMN PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk akan merestrukturisasi kredit PT Pupuk Iskandar Muda sebesar US$83 juta. Pelaksanaan dari restrukturisasi kredit ini akan menaikkan kolektibilitas dari kredit tersebut yang saat ini masuk kategori lima dari kategori dua sehingga rasio kredit macet di tiga bank BUMN itu bisa ditekan.
  • PT Lippo Karawaci Tbk berencana meminta persetujuan pemegang saham untuk melakukan pemecahan nilai saham (stocksplit) dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 17 April. Perseroan berencana menempuh stocksplit karena secara makro perhatian dan tingkat kepercayaan global terhadap Indonesia semakin baik.
  • Yen Jepang terus terpuruk dalam empat pekan terakhir atas dolar AS dan Euro karena investor di Negeri Matahari Terbit itu memindahkan portofolionya ke instrumen investasi dengan imbal hasil yang lebih tinggi di luar negeri. Nilai tukar Yen melemah 0,7% menjadi 118,5 per dolar AS dan turun 0,2% menjadi 142,88 per Euro.
  • Bank Indonesia mengungkapkan Bank Ekspor Indonesia tengah melakukan pra-due dilligence (uji tuntas) guna mengambil alih sejumlah kepemilikan Bank Indover.
Market Reviews:
  • Apresiasi rupiah terhadap dolar AS mampu mendongkrak saham unggulan Bisnis ke level signifikan. Pelaku pasar aktif memburu saham blue chips yang berkinerja solid. Akumulasi beli investor atas saham Bisnis berlangsung setelah mereka menikmati libur panjang akhir pekan lalu. Momentum penguatan rupiah adalah kesempatan terbaik bagi investor untuk menambah portofolionya di bursa. Bagaimanapun, kurs rupiah yang terus menguat atas dolar AS akan mendongkrak kinerja emiten tahun ini. Apalagi bila Bank Indonesia ikut menurunkan bunga SBI untuk menggerakkan sektor riil. Realitas tersebut diyakini pemodal akan menguntungkan investasi di pasar modal.
  • Pemodal asing terus memindahkan portofolionya dari bursa Thailand dan Filipina ke bursa Jakarta. Kondisi rupiah yang cenderung menguat terhadap dolar AS telah membangkitkan animo investor bertransaksi di BEJ. Pemodal optimistis, mampu meraih keuntungan. Akumulasi beli investor terhadap saham Bank BRI, Indosat, serta beberapa blue chips lainnya berhasil mendongkrak indeks BI-40 sebesar 0,62% pada 365,843. Total volume saham Bisnis yang berpindahtangan 366 juta unit senilai Rp 1,07 triliun.
  • Kenaikan saham blue chips ikut mendorong penguatan indeks BEJ 6,339 poin atau 0,48% menjadi 1.329,313. Indeks LQ45 meningkat 0,68% di posisi 294,577. apresiasi rupiah terhadap dolar AS disertai publikasi kinerja emiten berhasil menyulut pembelian investor atas saham pilihan Bisnis. Disamping faktor rupiah, lonjakan saham Bisnis ikut disulut membaiknya indikator makro ekonomi. Laju inflasi bulan Maret yang cukup terkendali di level 0,03% turut membangkitkan animo investor bertransaksi di saham Bisnis. Pasalnya, penguatan rupiah disertai stabilitas inflasi dan suku bunga SBI akan memungkinkan pemodal menambah investasinya di bursa. Bahkan keberhasilan pemerintah mempertahankan inflasi Maret di level rendah adalah prestasi terbaik selama tiga tahun terakhir. Perlu diketahui, laju inflasi Maret membuat inflasi year on year hanya 15,74%.