Tuesday, April 04, 2006

[Bisnis] 4 April 2006

News:
  • Sebanyak 15 emiten perbankan, dari total 23 emiten, mencatatkan penurunan laba selama 2005 menyusul peningkatan provisi serta kesulitan menyalurkan kredit. Laporan keuangan 22 bank yang sahamnya tercatat di Bursa Efek Jakarta menunjukkan secara keseluruhan laba yang diperoleh rata-rata turun 34,92% dibandingkan perolehan laba tahun 2004. Satu bank – Bank Century – belum mempublikasikan neracanya. Secara keseluruhan 22 emiten bank itu memiliki aset Rp 1.032,96 triliun atau 70,27% dari total aset perbankan nasional yang mencapai angka Rp 1.469,83 triliun. Selain 15 bank yang mencatatkan penurunan laba, dua emiten yakni Bank Bumiputera dan Bank Eksekutif, mengalami kerugian masing-masing Rp 48,1 miliar dan Rp 46,6 miliar.
  • Kenaikan harga barang dan jasa yang tercermin dari perkembangan inflasi pada Maret mencapai 0,03% (month-to-month/mtm) yang merupakan level terendah sejak 2004 atau tiga tahun terakhir. Kondisi ini ditentukan oleh penurunan harga pada kelompok bahan makanan. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Choiril Maksum menuturkan kelompok bahan makanan menyumbang deflasi 0,21% pada inflasi Maret sebesar 0,03%.
  • PT Citigroup Securities Indonesia (CSI) menjual divisi manajemen aset yang mengelola reksa dana senilai Rp 928,7 miliar (US$100,9 juta) kepada PT Fortis Investments. Presdir CSI Frederik Wattimena mengatakan pengunduran diri CSI dari pengelolaan reksa dana di Indonesia terkait dengan strategi global Citigroup yang ingin memfokuskan diri sebagai agen penjual reksa dana pihak ketiga. Frederik mengatakan bahwa transaksi itu sudah dilaporkan kepada Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) yang kini memprosesnya. Proses penjualan itu dapat selesai pada akhir Juni. Setelah mengundurkan diri sebagai manajer investasi, maka CSI hanya akan bergelut pada bisnis yang lain yaitu penjamin emisi untuk obligasi korporasi maupun surat utang negara berpendapatan tetap. Pada Juni 2005, Citigroup telah menjual seluruh aset reksa dananya di seluruh dunia kepada perusahaan manajemen aset global Legg Mason, yang berbasis di Baltimore, Maryland, AS. Akibat Legg Mason tidak mempunyai perwakilan di Indonesia, CSI menjatuhkan pilihannya kepada Fortis Investments setelah menyeleksi sejumlah manajer investasi domestik. Adapun produk reksa dana yang dialihkan ke Fortis adalah :
    • Citireksadana Ekuitas menjadi Fortis Ekuitas
    • Citireksadana Prima menjadi Fortis Prima
    • Citireksadana Rupiah Plus menjadi Fortis Rupiah Plus
  • Sindikasi tiga bank BUMN PT Bank Negara Indonesia Tbk, PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk akan merestrukturisasi kredit PT Pupuk Iskandar Muda sebesar US$83 juta. Pelaksanaan dari restrukturisasi kredit ini akan menaikkan kolektibilitas dari kredit tersebut yang saat ini masuk kategori lima dari kategori dua sehingga rasio kredit macet di tiga bank BUMN itu bisa ditekan.
  • PT Lippo Karawaci Tbk berencana meminta persetujuan pemegang saham untuk melakukan pemecahan nilai saham (stocksplit) dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 17 April. Perseroan berencana menempuh stocksplit karena secara makro perhatian dan tingkat kepercayaan global terhadap Indonesia semakin baik.
  • Yen Jepang terus terpuruk dalam empat pekan terakhir atas dolar AS dan Euro karena investor di Negeri Matahari Terbit itu memindahkan portofolionya ke instrumen investasi dengan imbal hasil yang lebih tinggi di luar negeri. Nilai tukar Yen melemah 0,7% menjadi 118,5 per dolar AS dan turun 0,2% menjadi 142,88 per Euro.
  • Bank Indonesia mengungkapkan Bank Ekspor Indonesia tengah melakukan pra-due dilligence (uji tuntas) guna mengambil alih sejumlah kepemilikan Bank Indover.
Market Reviews:
  • Apresiasi rupiah terhadap dolar AS mampu mendongkrak saham unggulan Bisnis ke level signifikan. Pelaku pasar aktif memburu saham blue chips yang berkinerja solid. Akumulasi beli investor atas saham Bisnis berlangsung setelah mereka menikmati libur panjang akhir pekan lalu. Momentum penguatan rupiah adalah kesempatan terbaik bagi investor untuk menambah portofolionya di bursa. Bagaimanapun, kurs rupiah yang terus menguat atas dolar AS akan mendongkrak kinerja emiten tahun ini. Apalagi bila Bank Indonesia ikut menurunkan bunga SBI untuk menggerakkan sektor riil. Realitas tersebut diyakini pemodal akan menguntungkan investasi di pasar modal.
  • Pemodal asing terus memindahkan portofolionya dari bursa Thailand dan Filipina ke bursa Jakarta. Kondisi rupiah yang cenderung menguat terhadap dolar AS telah membangkitkan animo investor bertransaksi di BEJ. Pemodal optimistis, mampu meraih keuntungan. Akumulasi beli investor terhadap saham Bank BRI, Indosat, serta beberapa blue chips lainnya berhasil mendongkrak indeks BI-40 sebesar 0,62% pada 365,843. Total volume saham Bisnis yang berpindahtangan 366 juta unit senilai Rp 1,07 triliun.
  • Kenaikan saham blue chips ikut mendorong penguatan indeks BEJ 6,339 poin atau 0,48% menjadi 1.329,313. Indeks LQ45 meningkat 0,68% di posisi 294,577. apresiasi rupiah terhadap dolar AS disertai publikasi kinerja emiten berhasil menyulut pembelian investor atas saham pilihan Bisnis. Disamping faktor rupiah, lonjakan saham Bisnis ikut disulut membaiknya indikator makro ekonomi. Laju inflasi bulan Maret yang cukup terkendali di level 0,03% turut membangkitkan animo investor bertransaksi di saham Bisnis. Pasalnya, penguatan rupiah disertai stabilitas inflasi dan suku bunga SBI akan memungkinkan pemodal menambah investasinya di bursa. Bahkan keberhasilan pemerintah mempertahankan inflasi Maret di level rendah adalah prestasi terbaik selama tiga tahun terakhir. Perlu diketahui, laju inflasi Maret membuat inflasi year on year hanya 15,74%.