Wednesday, March 22, 2006

[Bisnis] 22 Maret 2006

News:
  • Japan Bank for International Cooperation (JBIC) batal memberikan pinjaman untuk membangun proyek mass rapid transport (MRT) senilai US$800 juta di Jakarta. Menneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengemukakan pemerintah Jepang tidak bisa menerima tawaran Indonesia untuk mengubah sistem pinjaman dari tied (mengikat) menjadi untied (tidak mengikat). Penawaran ini diajukan pemerintah Indonesia untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya lokal, meskipun bunga pinjaman tidak mengikat lebih besar, yaitu 0,6%, dibandingkan dengan bunga pinjaman mengikat yang ditetapkan Jepang 0,4%.
  • PT Bumi Resources Tbk dan PT Energi Mega Persada Tbk berencana melakukan merger dengan mekanisme penukaran saham (share swap) pada bulan Juli ini. Bumi juga berencana mempercepat pembayaran utang US$600 juta yang dananya didapatkan dari penjualan tiga anak perusahaannya kepada PT Borneo Lumbung Energi. CEO Bumi Resources Ari S Hudaya mengatakan pola share swap digunakan, sehingga tidak mengeluarkan dana dalam proses merger ini. Hal itu diharapkan tidak dikategorikan sebagai sebuah aksi korporasi.
  • PT Bursa Efek Surabaya efektif mulai pada 13 April akan menghapuskan (delisting) saham PT Bintuni Minaraya Tbk karena operasinya terhenti sejak Februari tahun lalu. Manajemen BES dalam penjelasannya ke publik mengungkapkan sebelum pembatalan pencatatan itu efektif, Bintuni tetap wajib memenuhi kewajiban sebagai perusahaan yang tercatat di BES sesuai aturan yang berlaku. BES bakal mengumumkan pembatalan pencatatan saham Bintuni tersebut selambat-lambatnya 15 hari sebelum tanggal pembatalan pencatatan menjadi efektif.
  • PT Bursa Efek Jakarta telah mengizinkan saham PT Energi Mega Persada Tbk kembali diperdagangkan di bursa sejak sesi pertama perdagangan kemarin. Sahamnya kembali bisa di perdagangkan karena suspensi sahamnya telah dicabut. Suspensi itu dilakukan oleh BEJ terkait dengan pemberitaan rencana mergernya dengan PT Bumi Resources Tbk yang merupakan perusahaan terafiliasi.
  • PT Lippo Karawaci diperkirakan akan mendapatkan dana segar sekitar Rp 926 miliar, jika investor menukar (exercise) semua waran yang diterbitkan perseroan. Dalam siaran persnya, perseroan menyatakan waran itu memberikan keuntungan tersendiri bagi investor, karena memberi peluang harga pembelian saham yang lebih rendah Rp 240.
Market Review:
  • Pelaku pasar mulai melakukan konsolidasi dengan melepas sejumlah saham unggulan yang bisa mendatangkan keuntungan. Langkah pemodal itu cukup rasional karena secara teknis, mayoritas saham unggulan sudah memasuki area jenuh beli atau overbought. Profit taking terhadap saham kapitalisasi besar terjadi pada menit-menit terakhir menjelang penutupan bursa. BEJ ditutup melemah di posisi 1.327,142 atau turun 2,971 poin. Padahal IHSG sempat menguat lebih dari 8 poin dan menyentuh level psikologi 1.338 meski rally indeks hanya berlangsung temporer.
  • Animo investor bertransaksi di saham unggulan masih tinggi sebagaimana terlihat dari volume saham yang berpindahtangan yang mencapai 5,312 miliar unit senilai Rp 2,2 triliun. Penguatan rupiah ke level Rp 9.112 per dolar AS mulai disikapi hati-hati oleh pemodal BEJ. Karena apresiasi rupiah yang terlampau cepat bisa menyulut profit taking. Aksi jual yang melanda saham Telkom, Bank BRI, Astra International, Indosat, serta Gudang Garam ikut merosotkan indeks BI-40 sebesar 0,47% pada 365,716. Begitu juga dengan indeks LQ45 turun 0,38% di posisi 294,383. Total volume saham Bisnis yang berhasil diperjualbelikan sebanyak 520 juta lembar senilai Rp 1,36 triliun.
  • Investor asing membukukan net buying sebesar Rp 308 miliar dan rupiah menguat di posisi Rp 9.107 per dolar AS. Secara umum, aktivitas perdagangan saham di BEJ masih bergairah. Koreksi teknikal yang menimpa sejumlah saham blue chips telah menghambat pergerakan IHSG ke posisi lebih tinggi. Aksi ambil untung pemodal diperkirakan masih berlanjut hari ini.