Tuesday, January 17, 2006

[Bisnis] 17 Januari 2006

News:
  • PT Magnus Indonesia mengajukan permohonan pernyataan pailit terhadap PT Garuda Indonesia dengan alasan perusahaan penerbangan itu tidak memenuhi kewajibannya yang sudah jatuh tempo. Permohonan pernyataan pailit itu sudah didaftarkan melalui Pengadilan Niaga Jakarta pada Desember 2005, sedangkan pemeriksaan perkaranya kini baru masuk dalam tahap pembuktian.
  • Pemerintah menilai tingginya rasio kredit bermasalah PT Bank Negara Indonesia – hingga akhir 2005 diprediksikan 10% - menyulitkan bank pelat merah ini untuk menambah permodalan melalui penjualan saham baru. Tingkat NPL tersebut jauh di atas level yang disarankan Bank Indonesia saat ini yaitu maksimal 5%. Pada akhir 2004, rasio kredit bermasalah BNI baru mencapai 4,6%.
  • Menneg BUMN Sugiharto menegaskan pemerintah tidak akan menjual sahamnya di PT Garuda Indonesia karena kebutuhan dana bagi BUMN penerbangan itu akan dipenuhi melalui mekanisme penerbitan saham baru.
  • Aksi ambil untung (profit taking) yang dilakukan investor membuat indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta ditutup turun 15,17 poin atau 1,21% ke lebel 1.235,256 kemarin. Data perdagangan BEJ mengungkapkan sejumlah 978.244.224 saham telah diperjualbelikan dengan transaksi senilai Rp 1,16 triliun dan frekuensi transaksi mencapai 17.610 kali.
Market Review:
  • Investor terus mengambil keuntungan di BEJ. Berbagai saham unggulan kembali dilepas pemodal untuk mendapatkan gain tersisa. Koreksi teknikal masih berkaitan dengan mahalnya sebagian besar saham pilihan Bisnis di bursa. Lonjakan saham blue chips yang berlangsung pada dua pekan terakhir membuat kursnya overbought. Realitas itu terus dimanfaatkan pemodal merealisasikan keuntungan temporer. Pemodal berupaya melepas saham Bisnis dan akan membeli kembali di harga lebih murah. Ini adalah strategi pelaku pasar mempertahankan keuntungan sesaat di BEJ.
  • Derasnya tekanan jual di saham Bisnis langsung memangkas indeks BI-40 sebesar 1,41% pada 334,843. Total volume saham pilihan yang dipindahtangankan sebanyak 347 juta unit senilai Rp 899 miliar. Selain faktor teknis, sentimen jual atas saham unggulan dipicu fluktuasi harga minyak dunia. Meningkatnya ketegangan di Timur Tengah sehubungan dengan langkah Iran mengembangkan teknologi nuklir telah meningkatkan harga minyak. Seperti diketahui, AS dan Uni Eropa terus menekan Iran untuk membatalkan pembangunan teknologi nuklir di negaranya. Selain itu, pelemahan rupiah ikut melorotkan harga saham.
  • Mayoritas saham kapitalisasi besar dilepas investor sehingga kursnya terkoreksi cukup dalam. Pelepasan saham blue chips turut menjatuhkan indeks BEJ 15,172 poin atau 1,21% menjadi 1.235,256. Indeks LQ45 terpuruk 1,39% di posisi 272,187. Sentimen jual disulut anjloknya saham Perusahaan Gas Negara, Gudang Garam, Astra International, Semen Gresik, Bank Mandiri, dan lainnya. Meski didominasi tekanan jual, kegiatan transaksi di BEJ kemarin cukup bergairah dengan volume saham berpindah sebanyak 2,149 miliar lembar senilai Rp 1,2 triliun. Investor asing kembali net buying Rp 98 miliar. Kecenderungan ini mengindikasikan minat jual beli asing terhadap saham Bisnis masih cukup besar.