Saturday, January 07, 2006

[Bisnis] 7 Januari 2006

News:
  • Pemerintah menyiapkan dana Rp 12 triliun untuk membeli kembali (buyback) 40,77% saham PT Indosat Tbk, yang dikuasai oleh Singapore Technologies Telemedia Limited (STT) melalui Indonesia Communications Limited (ICL). Dana tersebut diambil dari uang cadangan pemerintah, kas PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, dan BUMN Lainnya.
  • Setelah PT Garuda Indonesia dinyatakan terbuka bagi investor strategis, beberapa maskapai penerbangan raksasa seperti Luthfansa dan KLM Royal Dutch Airlines menyatakan minatnya terhadap BUMN penerbangan itu. Tidak hanya itu, penerbangan lainnya seperti Singapore Airlines dan Thai Airways juga mengincar kemungkinan kerja sama dengan penerbangan pelat merah yang masih terlilit utang pokok US$770juta.
  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta menembus rekor baru, naik 11,249 poin ke level 1.222,249, didorong oleh penguatan rupiah dan semangat investasi awal tahun. Sementara itu, data Reuters menunjukkan nilai tukar rupiah kemarin ditutup menguat 35 poin terhadap dolar AS menjadi Rp 9.565 menyusul reaksi lanjutan January Effect di lantai bursa.
  • Maraknya aksi penarikan investasi reksa dana pada kuartal III/2005 membuat nasabah ritel PT Trimegah Securities Tbk bergeming. Perusahaan efek itu tercatat masih memiliki sekitar 20.000 nasabah. Memiliki jumlah nasabah ritel yang besar adalah kekuatan Trimegah. Karena itu, menurut Direktur Trimegah Rosinu, perseroan akan tetap mempertahankan basis kekuatan investor ritel.
  • PT Danareksa Sekuritas telah menyiapkan dua opsi untuk pembentukkan special purpose vehicle (SPV) bagi PT Bank Mandiri Tbk. Dirut Danareksa Lin Che Wei menjelaskan opsi pertama adalah menerbitkan aturan baru yang memungkinkan bank membentuk SPV. Opsi kedua menyesuaikan dengan peraturan yang sudah ada terutama terkait dengan mekanisme pelaporan akuntansinya.
Market Reviews:
  • Laju saham unggulan Bisnis semakin kencang. Pemodal masih antusias memborong saham blue chips meski sebagian sudah mahal. Akumulasi beli tetap terfokus di saham tambang, telekomunikasi, perbankan, otomotif, serta rokok. Bahkan hampir semua saham BUMN menyumbangkan keuntungan yang signifikan. Berbagai sentimen positif yang berhembus di BEJ pekan ini terus menggerakkan saham Bisnis ke tingkat lebih tinggi. Indeks BI-40 terkerek 0,89% pada 269,340. Minat beli investor atas saham blue chips belum surut menyusul adanya January Effect di bursa.
  • Di sisi lain, keyakinan pemodal atas turunnya suku bunga SBI terus menyulut sentimen beli di saham unggulan. Bagaimanapun, sikap Bank Indonesia mempertahankan BI Rate di level 12,75% dan menurunkan suku bunga SBI satu bulan sebesar 2 poin menjadi 12,73% telah berimbas positif terhadap pasar saham. Kenyataan ini bisa dilihat dari meningkatnya saham unggulan sampai penutupan transaksi hari Jum’at kemarin. Bahkan lonjakan kurs saham Bisnis mampu mendongkrak IHSG hingga 11 poin dan ditutup di posisi 1.122,249. Hampir setiap hari indeks komposit BEJ mencatat rekor tertinggi baru. Perlu diketahui, pergerakan kurs saham blue chips makin sulit dibendung. Ekspektasi pertumbuhan ekonomi tahun ini telah melambungkan harga saham unggulan.
  • Isyarat penurunan laju inflasi, stabilnya suku bunga SBI, disertai penguatan rupiah hingga level Rp 9.565 per dolar AS memacu investor berburu saham di BEJ. Apalagi suku bunga AS kemungkinan stagnan ataupun tidak mengalami kenaikan berarti tahun ini.