Tuesday, January 03, 2006

[Bisnis] 3 Januari 2006

News:
  • Perum Pegadaian memerlukan tambahan modal Rp 700 miliar – yang akan diperoleh dari emisi obligasi dan pinjaman bank – guna menyalurkan pembiayaan ke masyarakat senilai Rp 16 triliun selama 2006.
  • PT Bursa Berjangka Jakarta akan menerapkan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading) guna memudahkan aktivitas transaksi kontrak berjangka komoditas. Penerapan sistem perdagangan baru itu diharapkan menjadi sarana pembentukan market maker (pembentuk harga) untuk transaksi online.
  • PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) menerima percepatan pembayaran kompensasi penghapusan hak monopoli telepon saluran tetap tahap pertama dari pemerintah sebesar Rp 90 miliar pada tanggal 30 Desember 2005, lebih cepat dari rencana semula pada tahun ini. Ketentuan pembayaran ini terjadi menyusul dibukanya pasar telepon saluran teteap nasional kepada pihak lain selain Telkom. Pembukaan pasar yang lebih cepat dari rencana awal itu membuat pemerintah harus membayar ganti rugi secara bertahap dalam lima tahun sebanyak Rp 478 miliar kepada BUMN tersebut.
Market Reviews:
  • Memasuki hari pertama transaksi di bulan Januari 2006, saham unggulan Bisnis berhasil mengkontribusikan gain kepada pemodalnya. Pelaku pasar memrorong saham kapitalisasi besar terutama Telkom, Indosat, serta Bank Mandiri. Mereka mengakumulasi saham unggulan tersebut menjelang penutupan transaksi kemarin. Rencana pemerintah untuk membeli kembali saham Indosat langsung diantisipasi pemodal dengan memborong BUMN telekomunikasi di bursa. Saham sejenisnya Telkom turut terdongkrak karena perseroan berencana mendanai pembelian Indosat nanti.
  • Disisi lain, laporan Biro Pusat Statistik yang menunjukkan terjadinya deflasi sebesar 0,04% pada Desember 2005 berimbas positif terhadap pasar saham maupun rupiah. Dengan deflasi bulan lalu maka tingkat inflasi tahunan berada di posisi 17,11%. Berita positif tersebut direspon pasar menjelang berakhirnya perdagangan hari pertama. Meski demikian, kegiatan transaksi berlangsung sepi dengan volume hanya 640 juta lembar senilai Rp 273 miliar. Nilai transaksi tadi sangat kecil dibandingkan dengan transaksi harian di BEJ pada tahun 2004 lalu yang berkisar Rp 500 miliar – Rp 1 triliun. Hanya saja, kenaikan IHSG lebih dari 9 poin kemarin tetap merupakan awal yang baik bagi bursa Jakarta tahun ini. Dalam arti, minat jual beli investor terhadap saham blue chips masih terbuka.
  • BEJ telah menandai awal yang menarik meski minim insentif positif. Sebagian pemodal tampak masih menikmati liburan tahun baru hingga aktivitas transaksi kurang bergairah. Pembelian saham hanya dilakukan pemain besar guna menjaga citra pasar modal Indonesia di mata asing. Pelaku pasar tampak optimistis, perekonomian Indonesia akan tetap tumbuh pada 2006 meskipun tidak signifikan. Sedangkan penguatan harga saham yang dimotori saham BUMN mampu mendongkrak indeks BEJ sebesar 9,074 poin atau 0,79% menjadi 1.171,709. Hampir semua saham ‘plat merah’ membukukan kenaikan kurs cukup bervariasi.
  • Sejumlah perusahaan sekuritas pemerintah berupaya mendorong indeks di teritori positif dengan mengangkat saham BUMN di lantai bursa. Kecenderungan itu bisa dimaklumi guna menunjukkan citra positif bursa Jakarta. Bagaimanapun, komitmen pemerintah mendorong pertumbuhan ekonomi tahun 2006 akan menggairahkan investasi di BEJ.