Wednesday, December 28, 2005

[Bisnis] 28 Desember 2005

  • Kadin Indonesia menilai krisis kepercayaan antara pemerintah dan kalangan pengusaha menjadi salah satu kendala serius dalam perekonomian 2005. Akibatnya, kebijakan untuk mengatasi ekonomi biaya tinggi justru tidak berjalan efektif dan menjadi berlarut-larut. Masalah-masalah tersebut adalah:
    • Kekakuan ekonomi, baik soal APBN dan pasar tenaga kerja akibat peraturan yang tidak fleksibel.
    • Sektor perbankan menghadapi permasalahan struktural
    • Masih berlangsung black economy, dari maraknya kegiatan ilegal yang bebas pajak, serta pencari rente
    • Kurang trust pelaku usaha dengan pembuat keputusan
    • Kredit perbankan tidak memihak pada penciptaan lapangan kerja
    • Penerapan iptek dalam kegiatan ekonomi masih relatif rendah padahal pasar global semakin menuntut penerapan iptek.
  • Pemerintah berencana menyehatkan maskapai penerbangan Garuda Indonesia melalui skema investasi strategis (strategic investment) dengan mengundang investor asing yang diharapkan berasal dari industri penerbangan.
  • Sebagai salah satu kreditor terbesar PT Great River International Tbk, PT Bank Mandiri Tbk meminta Sunjoto Tanudjaja segera menyuntikkan dana segar ke tubuh emiten garmen itu sebagai langkah penyelamatan. Bank BUMN terbesar itu, juga meminta Sunjoto, pemilik Great River, segera mendatangkan pemodal dengan membawa uang kas. Sejak mengalami gagal bayar bunga obligasi pada awal tahun ini, Great River belum mendapatkan investor yang bersedia menyuntikkan uang segar untuk membiayai operasi perusahaan itu.
  • Akibat tiga kali cidera janji dalam membayar kupon obligasi tepat waktu, PT Bursa Efek Jakarta akan memanggil direksi PT Bahtera Adimina Samudera Tbk untuk mengetahui kesanggupannya membayar utang.
  • Dua kreditor terbesar PT Kiani Kertas yaitu PT Bank Mandiri Tbk dan JP Morgan diindikasikan mendukung Putera Sampoerna dalam mengakuisisi 100% saham perusahaan bubur kertas itu.
  • Obligasi Clipan Finance Indonesia II 2004 berhenti diperdagangkan di PT Bursa Efek Surabaya pada hari ini, dikarenakan obligasi seri A berkode CFIN02A sudah jatuh tempo pada 27 Desember 2005. BES menghentikan pencatatan dan perdagangan obligasi Clipan, serta tidak lagi melaporkan perdagangannya melalui sarana yang disediakan di BES. Adapun pelunasan pokok dan pembayaran bunga obligasi akan diselesaikan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang bertindak selaku agen pembayaran.
  • PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) mulai tahun depan mengizinkan pemberlakuan short selling atau praktik penjualan saham tanpa harus memiliki saham terlebih dulu. Tindakan ini dilakukan bursa efek itu untuk meningkatkan likuiditas.
  • Grup Texmaco meminta PT Bursa Efek Jakarta membebaskan perseroan dari kewajiban membayar denda atas keterlambatan menyampaikan laporan keuangan sekaligus mencicil pembayaran fee pencatatan. Alasan meminta dispensasi itu karena divisi Texmaco yang beroprasi hanya yang menghasilkan bahan rajutan, sehingga sulit jika harus membayar tagihan tersebut sekaligus.
  • Investor pascalibur Natal tampaknya masih memburu 40 saham-saham pilihan Bisnis. Aksi pemburuan ini sebagai spekulasi investor akan adanya aksi emiten untuk mempercantik harga sahamnya di akhir tahun (window dressing). Dengan demikian peluang indeks BI-40 untuk kembali menguat terbatas masih terbuka. Pada transaksi kemarin indeks BI-40 ditutup naik 1,126 poin (0,360%) menjadi 313,925. Sementara indeks IHSG juga ditutup naik 3,369 poin (0,291%) menjadi 1.161,707 dan LQ45 ditutup naik 0,648 poin (0,255%) pada level 254,840.
  • Secara umum, situasi transaksi di pasar saham hingga menjelang akhir 2005 ini diprediksikan tidak terlalu marak. Tipisnya transaksi antara lain disebabkan karena sebagian besar fund manager banyak yang libur akhir tahun. Apalagi untuk mengakhiri 2005 ini periode transaksi hanya tinggal tiga hari lagi. Secara keseluruhan kondisi ini membuat pelaku pasar memilih untuk melakukan konsolidasi. Kecuali bila ada upaya aksi window dressing pada saham-saham plat merah.