Thursday, December 22, 2005

[Bisnis] 22 Desember 2005

  • Menneg BUMN menyetujui rencana pengalihan (swap) sebagian kontrak pasokan gas yang dimiliki PT Pupuk Kaltim Tbk ke PT Pupuk Iskandar Muda dan PT Pupuk Kujang. Detail pelaksanaan swap gas tersebut masih akan dibahas lebih lanjut oleh tim teknis yang segera dibentuk, yang akan terdiri dari perwakilan Pupuk Kaltim, PIM, dan Pupuk Kujang dan juga pemerintah. Sedangkan proses pelaksanaan swap nantinya akan diselesaikan secara business to business.
  • PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) menghapuskan tiga seri Kontrak Opsi Saham (KOS) dari sistem perdagangan Opsi Saham Bursa Efek Jakarta dan menerbitkan dua seri KOS pengganti mulai hari ini. Tiga seri KOS tersebut dihapuskan menyusul adanya automatic exercise atas underlying saham Indofood pada 21 Desember lalu. Adapun penerapan seri KOS yang baru adalah AINDF820 dengan strike price Rp 820 dengan batas WMA 902 yang jatuh tempo 31 Januari 2006, BINDF850 berharga Rp 850 dengan batas WMA 935 yang jatuh tempo 28 Februari 2006, dan LINDF830 dengan harga Rp 830 dengan batas WMA 913 yang jatuh tempo 30 Desember 2005. Sementara tiga seri KOS yang dihapuskan adalah AINDF820, BINDF850, dan LINDF830 dengan harga masing-masing Rp 820, RP 850 dan Rp 830. masa jatuh tempo ketiganya adalah 31 Januari 2006, 28 Februari 2006, dan 30 Desember 2005. Kesemuanya dengan batas WMA 940.
  • Laba bersih PT Aqua Golden Mississippi Tbk tahun ini diperkirakan turun 10% dari tahun lalu akibat peningkatan biaya produksi yang masih jauh lebih tinggi dibandingkan kenaikan harga yang dilakukan perseroan pada Oktober sebesar 5%. Kenaikan harga plastik yang menjadi salah satu sumber bahan baku utama bagi kemasan produk Aqua sepanjang tahun ini yang mencapai lebih dari 70%, membuat biaya operasional perseroan mengalami peningkatan signifikan.
  • PT Bahtera Adimina Samudera Tbk telah memenuhi janjinya membayar kupon obligasi ke-22, sehingga sahamnya bisa kembali diperdagangkan di Bursa Efek Surabaya hari ini.
  • PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) akan membayar pinjaman dua tahap (two steps loan) kepada pemerintah senilai US$100juta atau sekitar Rp 1 triliun, sebelum akhir tahun ini. Bila pemerintah menyetujui rencana tersebut, maka pinjaman selebihnya akan berkurang menjadi menjadi hanya US$300juta pada akhir tahun ini.
  • Saham PT Dankos Laboratories Tbk efektif dikeluarkan dari perdagangan saham (delisting) di Bursa Efek Jakarta terhitung sejak kemarin, menyusul diperdagangkannya saham PT Kalbe Farma Tbk pasca penggabungan usaha. Dankos Laboratories kini tidak lagi tercatat sebagai perusahaan publik karena perusahaan farmasi itu telah melebur ke induk perusahaan Kalbe Farma. Meski penggabungan usaha antara Dankos, PT Enseval dan Kalbe Farma telah selesai, proses pertukaran sahamnya belum tuntas.
  • Investor menjelang libur Natal mulai melakukan aksi ambil untung kembali pada saham-saham pilihan Bisnis. Aksi ini dilakukan guna mencari harga yang paling baik lagi sebagai antisipasi window dressing. Sehingga IHSG kemarin ditutup turun 2,475 poin (0,21%) menjadi 1.160,559. Pada saat yang sama indeks LQ45 juga turun 0,787 poin (0,31%) di level 253,994. Sedangkan indeks BI-40 juga turun tipis 0,903 poin (0,29%) menjadi 312,849.
  • Saham-saham pilihan Bisnis yang mengalami penurunan antara lain Astra International turun 0,97% menjadi Rp 10.150 per saham. Berikutnya Aneka Tambang turun 2,94% menjadi Rp 3.300 per saham, BCA melemah 1,47% menjadi Rp 3.350 per saham, BRI turun 1,63% pada Rp 3.000 per saham dan Perusahaan Gas Negara melemah 0,72% ke Rp 6.850.
  • Aksi ambil untung yang dilakukan investor di saham kelompok BI-40 sebagai aksi teknikal koreksi harga. Hal ini sebagai langkah konsolidasi temporer meningat harga 40 saham-saham pilihan Bisnis sudah naik cukup tajam sejak 15 November lalu. Investor akan kembali mengakumulasi beli untuk menata kembali penyusunan portofolio tahun 2006. Terutama pada saham pilihan Bisnis yang memiliki fundamental solid, prospek usaha bagus, dan tingkat likuiditas tinggi. Seperti saham Telkom, Indosat, Astra International, BRI, BCA, Medco, dan Semen Gresik. Saham-saham ini dinilai masih akan memberi peluang capital gain yang besar di tahun depan. Saham Astra International misalnya meski terbebani tingginya suku bunga dan harga BBM, tapi adanya rencana pemerintah untuk membatalkan kenaikan PPnBM mobil dinilai sangat positif bagi perkembangan industri otomotif dalam negeri tersebut. Dengan valuasi P/E 2006 yang relatif rendah sebesar 6,3 kali, Astra International merupakan salah satu saham pilihan untuk tahun 2006.
  • Meski demikian, saham-saham pilihan Bisnis seperti Gudang Garam, Telkom, Indosat, Semen Gresik masih berpotensi menguat. Saham sektoral ini didukung prospek usaha yang bagus dan adanya rencana korporasi. Seperti Telkom dengan rencana buyback saham, Semen Gresik dengan pembangunan pabrik baru, dan Indosat dengan rencana hedging utang. Untuk saham Gudang Garam tampaknya akan mengalami sedikit tekanan menyusul rencana pemerintah DKI Jakarta melarang merokok di tempat umum mulai 2006. Sementara itu, di sektor farmasi tampaknya pasar akan memfokuskan pada saham Kalbe Farma.