Friday, December 23, 2005

[Bisnis] 23 Desember 2005

  • Titan Chemicals Corp. Bhd. mengakuisisi 100% saham PT Petrokimia Nusantara Interindo (Peni), produsen polietilena terbesar di Indonesia berkapasitas produksi 450.000 ton, senilai US$24juta.
  • PT London Sumatra Indonesia Tbk (Lonsum) menerima sertifikasi ISO9001:2000 yang khusus diberikan kepada Bulking Instalation (tangki timbun untuk menyimpan minyak sawit mentah) Sei Lais, Sumatra Selatan. Managing Director Sales and Logistic Lonsum Zafril Hamzah mengatakan dengan diterimanya sertifikasi ISO9001:2000 ini berarti perusahaan telah menerapkan standar manajemen mutu internasional.
  • Masalah pengangguran di Indonesia diperkirakan lebih besar dari klaim pemerintah, karena data Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Badan Pusat Statistik (BPS) belum memperhatikan pengangguran yang terselubung yang jumlahnya diperkirakan mencapai sekitar 48 juta, atau 48% dari total angkatan kerja.
  • Setelah gagal merealisasikan rencananya menjadi perusahaan tertutup (go private), PT Aqua Golden Mississippi Tbk disarankan untuk melakukan pemecahan nilai nominal saham (stocksplit) agar likuiditas sahamnya meningkat.
  • PT Astra Sedaya Finance akan membayar cicilan pokok atas obligasi amortisasi keempat perseroan sebesar Rp 50 miliar. Pembayaran cicilan pokok obligasi yang diterbitkan pada 16 Maret 2004 itu akan dilakukan pada 27 Desember 2005 melalui PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) sebagai agen pembayar. Kepala Divisi Pencatatan PT Bursa Efek Surabaya (BES) Umi Kulsum mengatakan setelah pembayaran itu, nilai nominal obligasi amortisasi Astra Sedaya Finance IV seri B yang tercatat di bursa itu berkurang menjadi Rp 50 miliar. Sebelumnya, Astra Sedaya Finance juga melakukan pelunasan sebagian Obligasi III/2003 seri C senilai Rp 87,4 miliar.
  • PT Barito Pacific Timber Tbk telah menandatangani perjanjian jual beli 99,99% saham PT Tunggal Yudi Sawmill Plywood dengan PT Halian Mitra Abadi. Perjanjian yang ditandatangani pada 20 Desember akan dilaksanakan setelah mendpaatkan persetujuan dari Menteri Kehutanan dan Badan Koordinasi Penanaman Modal.
  • PT Bursa Efek Surabaya (BES) mencabut penghentian sementara (suspensi) obligasi PT Bahtera Adimina Samudera Tbk pada sistem perdagangan surat utang mulai kemarin.
  • PT Energi Mega Persada Tbk mendapatkan persetujuan dari pemegang saham atas rencana penerbitan saham baru (rights issue) untuk mendapatkan dana segar Rp 3,78 triliun yang akan dimanfaatkan untuk ekspansi.
  • Pemodal BEJ melakukan switching atau pengalihan portofolio ke saham blue chips yang kursnya masih atraktif dan relatif murah. Hal ini ditempuh pemodal guna menjaga indeks BEJ di teritori positif. Terobosan investor tersebut juga dimaksudkan untuk mempertahankan keuntungan di bursa Jakarta. Bagaimanapun, pelaku pasar tetap optimistis, IHSG berpotensi menembus level 1.200 pada akhir tahun ini. Hari aktif perdagangan di BEJ yang tinggal empat hari akan dimanfaatkan pemodal, termasuk perusahaan besar untuk memoles harga saham atau window dressing.
  • Di samping itu, harga minyak dunia yang cenderung turun di level US$58 per barel serta stabilitas kurs rupiah ikut menyulut kenaikan saham Bisnis ke tingkat lebih tinggi. Indeks BI-40 ditutup menguat 0,47% pada 314,319. Total volume saham yang berpindahtangan 151 juta unit senilai Rp 409 miliar. Para pemain besar terus berupaya menopang indeks agar tetap positif sampai akhir tahun. Bahkan pemodal asing kembali memborong saham blue chips dengan net buying Rp 112 miliar. Partisipasi asing tersebut cukup berperan dalam mengembalikan gairah perdagangan saham di bursa Jakarta.
  • Indeks komposit BEJ naik 3,458 poin atau 0,30% menjadi 1.164,017. Saham Petrosea, Bank Mandiri, Bank BRI, Perusahaan Gas Negara, Semen Gresik serta Astra International tampil sebagai penggerak bursa. Pemodal melakukan switching ke saham pilihan yang kursnya belum bergerak dan melepas beberapa saham blue chipsyang sudah overbought. Pola switching tersebut ditempuh pemodal di tengah penantian terjadinya window dressing di BEJ pekan depan. Di samping itu, pengalihan investasi ke saham unggulan yang prospektif bertujuan meminimalkan risiko kerugian lebih besar di bursa. Harus diakui bahwa menjelang hari Natal 2005, aktivitas jual beli saham di BEJ cenderung turun.