Friday, January 06, 2006

[Bisnis] 6 Januari 2006

News:
  • Perusahaan manajer investasi PT Fortis Investments memprediksikan nilai aktiva bersih (NAB) di industri reksa dana bakal tumbuh 20%, jika didukung edukasi calon nasabah. Presdir Fortis Investments Eko Priyo Pratomo mengatakan proyeksi pertumbuhan NAB sebesar 20% berdasarkan perkiraan tingkat suku bunga akan menurun. Penurunan suku bunga akan berdampak positif bagi pasar reksa dana, khususnya reksa dana saham, reksa dana campuran, dan reksa dana terstruktur. Namun pemasaran reksa dana terstruktur yang merupakan produk baru ini membutuhkan edukasi lebih lanjut.
  • Lembaga Penjaminan Simpanan akan menerima premi sebesar Rp 900 miliar pada semester I tahun ini. Dana tersebut bakal ditempatkan pada Surat Utang Negara dan Sertifikat Bank Indonesia dengan komposisi 60% : 40%.
  • PT Trimegah Securities Tbk telah membeli kembali obligasi I pada 3 Januari 2006. Emiten itu telah membeli Rp 258,65 miliar surat utangnya yang diterbitkan dua tahun lalu. Dirut Trimegah Avi Dwipayana mengatakan pembelian kembali obligasi itu bertujuan untuk disimpan dan dapat diperdagangkan kembali.
  • PT Charoen Pokpand Indonesia Tbk telah menyiapkan dana untuk membayar kupon bunga obligasi ke-10. dana pembayaran itu ditransfer ke rekening Kustodian Sentral Efek Indonesia pada 29 Desember 2005 seperti surat perseroan kepada wali amanat obligasi Bank Permata pada 27 Desember 2005. pengumuman pembayaran obligasi itu sebagai bagian dari keterbukaan kepada publik yang harus segera diumumkan.
  • PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) mulai menjual surat utangnya senilai US$200 juta – US$250 juta mulai Senin pekan depan. Hasil emisi itu nantinya untuk membiayai pengembangan jaringan selular dan melunasi floating rate notes (FRN). Beberapa banki investasi mengatakan kisaran imbal hasil obligasi dolar itu kemungkinan di bawah 8%, mengingat Excelcomindo didukung penuh oleh Telekom Malaysia.
  • Jakarta Investment akan meluncurkan Jakarta Protected Fund, produk reksa dana terproteksi, yang memberikan perlindungan sebesar 116% dari nilai investasi awal pada saat jatuh tempo. Jakarta Investment merupakan manajer investasi pertama yang berbentuk badan usaha milik daerah (BUMD), yang sebelumnya bernama PT Jakarta Aset Manajemen. Presdir Jakarta Investment Markus Suryawan mengatakan Jakarta Protected Fund memberikan nilai proteksi sebesar 116% terhadap 100% nilai investasi awal dan 16% total hasil investasi. Adapun 80%-100% nilai investasi awal tersebut akan dibelanjakan pada obligasi pemerintah dan obligasi korporasi dengan peringkat minimum BBB+ dari PT Pemeringkat Efek Indonesia, instrumen pasar uang, kas dan setara kas. Sedangkan 0% - 20% lainnya, akan dikembangkan pada blue chips [saham unggulan] dan LQ-45 indeks berjangka. Sementara hasil investasi yang total sebesar 16%, akan dibagikan kepada para investor tiap triwulan.
Market Reviews:
  • Perburuan investor terhadap saham blue chips terus berlanjut. Ekspektasi pertumbuhan ekonomi tahun 2006, stabilitas suku bunga SBI, serta penguatan terus melambungkan optimisme pelaku pasar bertransaksi di BEJ. Kecenderungan pemodal itu tercermin dari akumulasi jual beli terhadap saham unggulan Bisnis, kemarin. Tarik menarik yang cukup kuat di saham pilihan membuat indeks BEJ berfluktuasi tinggi. IHSG akhirnya ditutup melemah tipis 1.211,000. Indeks komposit sempat menguat 6 poin sebelum terjadi profit taking di akhir perdagangan.
  • Minat jual beli investor terhadap saham unggulan masih tinggi meski sebagian pemodal mulai mengambil keuntungan di bursa. Kalangan investor tetap bermain selektif di saham blue chips sambil menanti pengumuman rencana bisnis emiten BEJ tahun ini. Di sisi lain, dampak January Effect, turunnya inflasi, penguatan rupiah, serta kenaikan komoditas dunia terus menyemarakkan perdagangan saham di BEJ. Meski indeks BEJ ditutup di teritori negatif namun aktivitas transaksi bergairah. Total volume saham yang berhasil diperjualbelikan kemarin mencapai 2,249 miliar lembar senilai Rp 1,6 triliun.
  • Beberapa saham kapitalisasi besar kembali mengkontribusikan keuntungan kepada pemodalnya. Antara lain, Astra International, Indosat, Medco, Perusahaan Gas Negara, dan Gudang Garam. Aksi jual beli pemodal terhadap saham unggulan tampak berimbang sehingga indeks komposit tak mengalami perubahan berarti. Bahkan indeks BI-40 tetap positif di lebel 328,679 atau naik tipis 0,225 poin. Sedangkan indeks LQ45 loss 0,10% di 266,538. Transaksi saham Bisnis berlangsung marak dengan volume saham berpindahtangan 441 juta unit senilai Rp 1,19 triliun pada Kamis, kemarin. Pelaku pasar cenderung melakukan switching dari saham pilihan yang kursnya sudah melonjak tajam ke saham Bisnis lainnya yang masih murah dan belum bergerak. Pola switching demikian dilakukan pemodal untuk mempertahankan keuntungan.