Wednesday, January 11, 2006

[Bisnis] 11 Januari 2006

News:
  • Perbankan berpeluang melakukan ekspansi kredit setelah bank sentral mempertahankan BI Rate di level 12,75%. Berdasarkan Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia awal pekan ini, keputusan mempertahankan suku bunga masih diikuti oleh kebijakan moneter yang cenderung ketat sebagai upaya pengendalian inflasi jangka menengah panjang. Kendati demikian, bank sentral memandang tekanan inflasi ke depan masih tetap tinggi.
  • Menteri Perhubungan Hatta Rajasa memberikan peringatan resmi kepada manajemen PT Garuda Indonesia agar memperhatikan masalah sumber daya manusia (SDM) menyusul hengkangnya ratusan pilot Garuda ke maskapai asing.
  • Manajemen PT Bank Mandiri Tbk segera melelang jaminan yang diserahkan PT Great River Internationla Tbk karena emiten garmen itu tidak sanggup membayar kewajibannya kepada bank itu.
  • Manajemen PT Kiani Kertas memberi peluang bagi konsorsium Putera Sampoerna untuk masuk ke perusahaan kertas tersebut. PT Bank Mandiri Tbk memastikan pelunasan dari pembayaran aset kredit Kiani akan dialokasikan untuk menambah biaya provisi bank BUMN tersebut.
Market Reviews:
  • Transaksi saham di bursa Jakarta awal pekan ini masih marak. Pelaku pasar terus berburu saham Bisnis sehingga kursnya melonjak signifikan. Isyarat penurunan suku bunga di dalam negeri disikapi pemodal dengan mengakumulasi saham perbankan. Investor optimistis, turunnya suku bunga SBI bakal mendongkrak kinerja emiten bank ke depan. Di sisi lain, apresiasi rupiah hingga Rp 9.450 per dolar AS turut menyemarakkan pasar saham. Pasalnya, stabilitas suku bunga BI Rate di level 12,75% dan penguatan rupiah akan mendongkrak pendapatan maupun laba perusahaan tahun 2006.
  • Bahkan kondisi makro ekonomi yang membaik mampu membangkitkan animo investor bertransaksi di BEJ. Mayoritas saham blue chips diborong investor untuk jangka panjang. Pemodal asing dan lokal tampak agresif mengakumulasi saham unggulan Bisnis. Hal itu mampu mendongkrak indeks BEJ 22,805 poin atau 1,87% menjadi 1.245,054. Total volume saham yang diperjualbelikan 4,515 miliar unit senilai Rp 2,3 triliun. Posisi IHSG saat ini adalah posisi tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. Pemodal percaya, pemerintah dan Bank Indonesia mampu mendorong pertumbuhan ekonomi.
  • Berbagai saham kapitalisasi besar aktif diborong investor sehingga laju indeks tak terbendung. Indeks BI-40 meroket 1,97% pada 338,158. Begitu juga indeks LQ45 melonjak 2,1% di 274,998. Sekuritas BUMN dan beberapa saham kapitalisasi besar tampil sebagai penggerak bursa Jakarta. Ekspektasi yang tinggi terhadap prospek ekonomi nasional telah melambungkan optimisme pelaku pasar. Kenyataan tersebut bisa diamati dari derasnya sentimen beli di blue chips pada transaksi Senin kemarin. Euforia pemulihan ekonomi mampu menyulut investor berburu saham blue chips di lantai bursa.
  • Tingginya animo investor berburu saham Bisnis juga didukung aspek fundamental emiten yang solid. Perlu diingat bahwa deflasi Desember 2005 sebesar 0,04%, turunnya suku bunga SBI satu bulan menjadi 12,73%, serta penguatan rupiah ke level Rp 9.450 per dolar AS mengindikasikan bangkitnya kembali perekonomian nasional.
  • Di sisi global, isyarat Bank Sentral AS untuk tidak menaikkan suku bunganya lebih tinggi lagi ikut menyulut sentimen beli terhadap saham blue chips di BEJ. Akumulasi berbagai isu positif tadi membuat laju saham Bisnis makin kencang dan tidak terbendung. Bank Mandiri tampil sebagai motor utama penguatan indeks komposit. Rencana Sampoerna membeli saham PT Kiani Kertas dan membayar utang perusahaan kerta tersebut diyakini bakal mengurangi beban keuangan Bank Mandiri ke depan.