Thursday, January 12, 2006

[Bisnis] 12 Januari 2006

News:
  • Bapepam menyatakan belum mengetahui rencana manajemen PT Bank Mandiri Tbk untuk melelang jaminan PT Great River International Tbk (GRI) karena pemilik perusahaan garmen itu menolak untuk memberikan suntikan dana dan membayar kewajibannya ke bank tersebut. Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Darmin Nasution mengisyaratkan agar tindakan pelelangan aset tersebut menjadi opsi yang paling akhir karena hal itu akan menghancurkan Great River yang saat ini masih memiliki sekitar 11.000 karyawan.
  • Kinerja perusahaan farmasi publik mulai kuartal II/2006 berpeluang membaik karena menguatnya nilai tukar rupiah sehingga di bawah level 10.000 per US$. Penguatan rupiah yang berlangsung stabil di bawah level 10.000/US$ bakal langsung berdampak positif terhadap kinerja perusahan farmasi, karena hampir 100% bahan bakunya diimpor.
  • PT Great River International Tbk mendapat peringatan tertulis ketiga dari BEJ sehubungan dengan keterlambatan emiten itu dalam menyampaikan laporan keuangan triwulan III/2005. Manajemen emiten garmen itu menyatakan akan segera menyerahkan laporan tersebut bilamana proses auditing laporannya selesai dilaksanakan. Dalam peringatan tertulis yang ketiga itu, BEJ mengancam akan mendenda Rp 150 juta atas keterlambatan penyampaian laporan keuangan triwulan III/2005.
  • Penguatan indeks masih berlanjut hingga pekan kedua Januari. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta ditutup naik 16,299 poin ke level 1.261,283 kemarin. Data perdagangan saham BEJ mengungkapkan jumlah 3.243.256 lot saham telah diperjualbelikan dengan transaksi senilai Rp 2,212 triliun dan frekuensi mencapai 27.340 kali. Harga sejumlah 69 saham tercatat naik, harga 65 saham turun, dan harga 229 saham lainnya stagnan.
Market Reviews:
  • Investor tetap optimistis dan terus berburu saham di bursa Jakarta. Kecenderungan tersebut kembali mendongkrak indeks komposit ke level signifikan. IHSG berhasil melonjak 16,229 poin atau 1,30% menjadi 1.261,238 atau melampaui rekor sebelumnya di level 1.245,054. Stabilnya BI Rate diposisi 12,75%, penguatan rupiah, serta turunnya inflasi terus menyulut masuknya dana asing ke pasar saham. Pelaku pasar tetap optimistis, ekonomi Indonesia akan tumbuh positif dalam tahun 2006 ini. Konsistensi kebijakan moneter Bank Indonesia turut menggairahkan Bursa Efek Jakarta.
  • Aliran dana asing yang terus masuk ke pasar mengakibatkan laju indeks tak terbendung. Pemodal agresif memborong saham blue chips untuk jangka panjang. Kelompok saham kapitalisasi besar, antara lain Telkom, Astra International, Bank Mandiri, serta Indosat kembali menjadi penggerak utama BEJ. Investor asing mencatat net buying sebesar Rp 182 miliar. Pembelian asing tersebut lebih kecil dibandingkan transaksi Senin yang mencapai Rp 253 miliar. Meski demikian, partisipasi asing yang meningkat belakangan ini telah menyemarakkan transaksi saham di bursa Jakarta.
  • Bahkan sentimen beli yang dimotori asing tersebut mampu mendongkrak kurs saham blue chips ke level signifikan. Fokus perhatian pemodal masih tertuju pada saham unggulan kapitalisasi besar. Pemodal tidak ingin menyiakan kesempatan dimana mereka tetap agresif berburu saham di BEJ. Kondisi makro ekonomi yang terus membaik disertai bullish pasar global maupun regional berhasil membangkitkan animo beli investor di pasar saham.
  • Mata uang rupiah tetap menunjukkan tren penguatan pada posisi Rp 9.465 per dolar AS meski sedikit melemah dibanding transaksi Senin di Rp 9.450 per dolar AS. Derasnya tekanan beli investor terhadap saham blue chips mendorong penguatan indeks BI-40 sebesar 1,59% pada posisi 343,554. demikian halnya dengan indeks LQ45 terkerek 1,43% di 278,943. Kegiatan transaksi berlangsung marak dengan volume saham Bisnis yang berpindahtangan mencapai 633 juta unit senilai Rp 1,73 triliun.