Monday, January 16, 2006

[Bisnis] 16 Januari 2006

News:
  • Selain memerlukan insentif pajak dan kejelasan pembukuan bagi reksa dana dolar, para pelaku reksa dana juga membutuhkan dealer utama (primary dealer) guna mengatasi masalah likuiditas di pasar sekunder surat utang.
  • PT Bahtera Adimina Samudra Tbk menjajaki kemungkinan untuk melakukan diversifikasi usaha, menyusul redupnya bisnis penangkapan ikan akibat kesulitan pasokan bahan bakar solar. Saat ini, Bahtera Adimina hanya mengoperasikan enam armada kapal dari 34 kapal yang dimiliki oleh perseroan. Hal tersebut disebabkan distribusi minyak solar untuk daerah Indonesia Timur masih belum maksimal. Akibatnya, operasional kapal tidak efisien.
Market Review:
  • Aliran dana asing yang masuk ke BEJ berhasil mendongkrak saham Bisnis ke level signifikan. Pemodal asing antusias berburu saham blue chips pekan lalu. Tercatat asing beli senilai Rp 3,025 triliun dan asing jual Rp 2,297 triliun. Dengan demikian, net buying asing sebesar Rp 731 miliar. Bahkan jika diakumulasikan sejak tanggal 2 sampai 13 Januari maka pembelian asing bersih Rp 1,5 triliun. Aksi beli asing dipicu stabilitas suku bunga, apresiasi rupiah, serta turunnya inflasi. Selain itu, langkah Bank Indonesia mempertahankan BI Rate di level 12,75% ikut menaikkan saham Bisnis.
  • Pemodal asing terus menambah portofolionya di BEJ menyusul pulihnya stabilitas ekonomi, politik, serta keamanan dalam negeri. Selain itu, harga saham unggulan yang murah dan kompetitif ikut menyulut animo asing bertransaksi di BEJ. Perburuan asing yang diikuti investor lokal mampu mendongkrak indeks BI-40 sebesar 2,42% pada 339,648 dari sebelumnya di titik 331,603. total volume saham Bisnis yang diperjualbelikan mencapai 2,129 miliar unit senilai Rp 5,74 triliun. Kegiatan transaksi berlangsung marak dan bergairah. Kurs rupiah ditutup menguat di Rp 9.350 per dolar AS.
  • Tingginya animo investor berburu saham blue chips turut melambungkan indeks BEJ 28,179 poin atau 2,30% menjadi 1.250,428 dibanding minggu sebelumnya di level 1.222,249. Kekhawatiran meningkatnya defisit anggaran AS tahun ini mendorong pelaku pasar mengkonversi dolar AS ke rupiah untuk membeli saham di bursa Jakarta. Kecenderungan pemodal itu berhasil mengkatrol harga saham maupun kurs rupiah di pasar uang. Mata uang rupiah bergerak di kisaran Rp 9.350 – Rp 9.380, atau tertinggi selama 10 bulan terakhir. Apresiasi rupiah sejalan penguatan mata uang Asia atas dolar.
  • Disisi lain, valuasi harga saham Bisnis yang masih menarik dengan price earning ratio atau PER kompetitif mendorong investor berinvestasi di bursa. Pelaku pasar antusias berburu saham blue chips sehingga kursnya melonjak pekan lalu. Perdagangan saham Bisnis minggu ini akan kembali dibayangi profit taking. Saham unggulan yang kursnya overbought terus dilepas.