Saturday, January 14, 2006

[Bisnis] 14 Januari 2006

News:
  • PT Pertamina (Persero) menolak rencana pemerintah membentuk perusahaan baru dan unit operator gabungan dengan ExxonMobil sebagai solusi sengketa di Blok Cepu dan tetap berkeras menjadi operatorship untuk melakukan pengeboran.
  • Bank Indonesia tidak akan mengubah BI Rate pada tiga bulan ke depan karena penurunan inflasi diprediksi tidak akan mengoreksi BI Rate yang saat ini mencapai 12,75%.
  • Obligasi PT Excelcomindo Pratama Tbk (XL) senilai US$250 juta mengalami kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga lebih dari 10 kali dari investor yang berasal dari Asia, Eropa, dan AS. Obligasi dalam denominasi dolar Amerika Serikat tersebut jatuh tempo pada Januari 2013 dengan US$99,323 per US$100 nilai buku memiliki yield 7,25%.
Market Review:
  • Koreksi teknikal atas saham unggulan berlanjut hingga penutupan transaksi Jum’at kemarin. Pemodal kembali merealisasikan keuntungan di saham Bisnis yang kursnya masih mahal. Hal itu dilakukan guna meminimalkan risiko investasi di BEJ. Bagaimanapun, lonjakan kurs saham blue chips dua pekan terakhir sudah terlampau tajam. Oleh karena itu, investor segera mendiskon saham unggulan tersebut guna mendapatkan gain temporer. Tindakan pemodal itu wajar mengingat potensi penurunan harga saham di BEJ masih terbuka. Banyak saham unggulan yang kursnya sudah mahal.
  • Derasnya tekanan jual terhadap saham kapitalisasi besar akhirnya menghambat pergerakan saham Bisnis ke tingkat lebih tinggi. Indeks BI-40 ditutup melemah 0,79% pada 339,648. Total volume saham pilihan yang dipindahtangankan mencapai 370 juta unit senilai Rp 935 miliar. Investor asing membukukan net buying sebesar Rp 46 miliar dan kurs rupiah stabil di Rp 9.365 per dolar AS. Minat beli investor terhadap saham Bisnis masih cukup tinggi. Berbagai sentimen positif yang berhembus di BEJ belakangan ini tetap dimanfaatkan pemodal untuk bertransaksi di saham unggulan maupun lapis kedua.
  • Harus diakui, investor terus melepas saham Bisnis untuk mendapatkan keuntungan tersisa di BEJ. Profit taking tersebut adalah strategi membeli kembali saham di harga lebih murah. Hal itu sejalan dengan turunnya laporan keuangan emiten 2005. Bagaimanapun, ditinjau dari sisi teknikal, beberapa saham kapitalisasi besar sudah mahal dan cenderung overbought. Kondisi ini menyulitkan pergerakan kursnya ke posisi lebih tinggi. Untuk itu, investor terus melepasnya guna mendapatkan harga wajar pada saham Bisnis tersebut. Bahkan beberapa pemodal mulai beralih ke saham lapis kedua.
  • Sentimen membaiknya makro ekonomi cenderung menurun seiring merosotnya sejumlah saham unggulan. Momentum akhir pekan dimanfaatkan pemodal melepas saham di BEJ. Terobosan pemodal itu bertujuan menghindari risiko kerugian yang lebih besar. Selain itu, aksi ambil untung juga dimaksudkan untuk menstabilkan harga saham Bisnis. Perlu diingat bahwa lonjakan kurs saham blue chips sejak awal Januari sampai penutupan Jum’at kemarin sudah terlampau tinggi. Meski demikian, pasar saham masih bergairah di mana volume saham berpindahtangan 2,44 miliar unit senilai Rp 1,4 triliun.