Friday, January 20, 2006

[Bisnis] 20 Januari 2006

News:
  • Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) siap ditunjuk sebagai dealer utama (primary dealer) untuk memperdagangkan surat utang negara, jika pemerintah memberikan fasilitas, termasuk pinjaman pendanaan kepada beberapa anggota bursa. Perdagangan surat utang negara (SUN) yang transparan dan likuid ini diperlukan agar keguncangan pasar reksa dana tahun lalu yang dipicu oleh anjloknya harga SUN tak terulang lagi. Perusahaan efek dengan kekuatan permodalan dan jaringannya dinilai memiliki kemampuan untuk menjadi pedagang utama.
  • Bank Tabungan Negara (BTN) tahun ini mematok perolehan laba bersih sekitar Rp 423 miliar atau naik tipis 1% dari perolehan 2005 sebesar Rp 419 miliar. Dirut BTN Kodradi mengatakan dengan kondisi makro ekonomi yang masih berat maka pertumbuhan usaha tahun ini tidak bisa digenjot terlalu tinggi. Untuk itu pertumbuhan kredit baru akan disesuaikan dengan ketentuan Bank Indonesia yang memproyeksikan sasaran 22%.
  • Sentimen positif dari bursa regional mendongkrak indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta sebesar 36,863 poin (3,09%) ke level 1.230,059, setelah lima hari berturut-turut tersungkur. Data perdagangan BEJ mengungkapkan sejumlah 812,85 juta lot saham telah diperjualbelikan dengan transaksi senilai Rp 1,02 triliun dan frekuensi mencapai 16.084 kali. Harga 99 saham ditutup naik, harga 30 saham turun, dan 49 saham lainnya stagnan.
  • Bapepam diharapkan mengumumkan nama perusahaan manajemen investasi yang menjalankan bisnisnya dengan benar dan melakukan valuasi portofolio sesuai aturan untuk mengembalikan kepercayaan investor terhadap produk reksa dana.
Market Reviews:
  • Technical rebound mendongkrak saham unggulan Bisnis ke level signifikan. Pelaku pasar antusias membeli kembali saham blue chips yang kursnya sudah terpangkas tajam selama perdagangan lima hari berturut-turut. Perburuan pemodal atas saham Bisnis berhasil melambungkan indeks BI-40 sebesar 3,51% pada 334,030. Total volume saham pilihan yang diperjualbelikan mencapai 330 juta unit senilai Rp 818 miliar. Pembelian teknikal ikut dipicu kenaikan mayoritas indeks bursa regional. Selain itu, apresiasi rupiah atas dolar AS mencapai Rp 9.395 ikut mendongkrak saham Bisnis.
  • Perlu diketahui, koreksi harga saham unggulan yang terjadi belakangan ini mengakibatkan kursnya cenderung overvalued. Bahkan beberapa saham Bisnis tampak lebih murah dan kompetitif. Hal itu langsung dimanfaatkan pemodal untuk membeli kembali saham di bursa. Investor berupaya memperbaiki harga saham agar tetap atraktif sehingga bisa mendatangkan keuntungan lebih besar lagi. Terobosan pemodal itu dapat dimaklumi karena potensi penguatan saham blue chips masih terbuka.
  • Bagaimanapun, stabilitas rupiah dan suku bunga akan terus menggairahkan transaksi saham di BEJ tahun 2006 ini. Antusiasme pemodal berburu saham blue chips turut mendongkrak indeks BEJ 36,863 poin atau 3,09% menjadi 1.230,059. Begitu juga indeks LQ45 meroket 3,54% di posisi 271,062. Lonjakan kurs saham BUMN dan beberapa bigshare lainnya berhasil membalikkan arah indeks komposit ke teritori positif. Panik jual mulai mereda sehingga pemodal kembali masuk bursa. Mayoritas saham Bisnis berhasil membukukan kenaikan kurs signifikan. Investor asing mencatat net buying di BEJ sebesar Rp 32 miliar dan rupiah menguat diposisi Rp 9.395 per dolar AS. Aktivitas perdagangan marak dan bergairah.