Monday, April 03, 2006

[Bisnis] 3 April 2006

News:
  • Akibat kinerja raupan premi dan laba bersih yang turun sepanjang 2005, status saham kalangan perusahaan asuransi yang terdaftar di pasar modal stagnan dan cenderung melemah. Sepanjang tahun lalu, jumlah asuransi yang go public bertambah satu menjadi 11 perusahaan dengan masuknya PT Asuransi Multi Artha Guna yang listing akhir Desember silam.
  • PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk telah menunjuk tiga penjamin emisi (underwriter) dalam menerbitkan obligasi sebesar Rp 500 miliar. Mereka adalah Standard Chartered Securities, Indo Premier Securities, dan Bahana Securities. Presiden Direktur Adira Dinamika Multi Finance Stanley Setia Atmadja menuturkan perseroan berencana mengeluarkan surat utang itu untuk memenuhi kebutuhan dana pembiayaan.
  • Perum Pegadaian akan mengubah bentuk badan usaha menjadi perseroan terbatas (PT) seiring niat BUMN itu melakukan penawaran saham publik perdana (initial public offering) pada 2007. Langkah tersebut dilakukan untuk memperkuat struktur permodalan dan meningkatkan daya saing.
  • Bank DKI berencana melakukan reposisi menjadi bank komersial dengan melakukan pengembangan sektor usaha ke segmen korporasi. Ekspansi kredit terutama akan dilakukan pada bidang trade finance dengan meningkatkan pembiayaan pada sektor infrastruktur yang akan dilakukan dengan menjalin kerja sama dengan bank lainnya.
Market Reviews:
  • Transaksi saham unggulan Bisnis selama Maret atraktif. Pelaku pasar antusias memburu saham blue chips, sehingga kurs melonjak tajam. Akumulasi beli pemodal dipicu berbagai sentimen positif di bursa. Investor asing tampil sebagai penggerak BEJ dengan memborong saham pilihan kapitalisasi besar. Publikasi kinerja keuangan emiten 2005, pembatalan kenaikan tarif listrik, penguatan rupiah, divestasi aset Bumi Resources, serta masuknya dana asing telah menyemarakkan BEJ. IHSG terus mencatat rekor baru karena disulut lonjakan berbagai saham unggulan penggerak pasar.
  • Keberhasilan sejumlah emiten membukukan pertumbuhan laba secara signifikan telah mendongkrak sahamnya ke level signifikan. Pelaku pasar agresif memborong saham emiten berkinerja baik untuk mendapatkan dividen yang besar. Kelompok saham telekomunikasi, pertambangan, perbankan, serta otomotif aktif diperjualbelikan bulan lalu. Selain mengharapkan pembagian dividen, akumulasi beli pemodal atas saham blue chips juga tidak lepas dari prospek usahanya yang cerah. Apalagi harga saham unggulan di BEJ jauh lebih murah dan kompetitif dibandingkan saham sejenis di bursa Asia lainnya.
  • Dibagian lain, tingginya animo investor memburu saham Bisnis ikut disulut keputusan pemerintah membatalkan kenaikan tarif listrik. Pasalnya, terobosan pemerintah itu setidaknya telah menghilangkan kekhawatiran pemodal terhadap lonjakan inflasi pada 2006. Apalagi pemerintah juga menggulirkan paket kebijaksanaan ekonomi, yang bertujuan mendorong masuknya investasi ke dalam negeri. Hal itu langsung disikapi positif pemodal karena iklim investasi akan semakin kondusif. Kebijakan pemerintah itu telah mendorong asing memborong saham di BEJ selama perdagangan pada Maret lalu.
  • Sementara itu, lonjakan kurs saham unggulan mampu mendongkrak indeks BEJ 92,310 poin atau 7,50% menjadi 1.322,974 dibandingkan posisi akhir Februari di 1.230,664. Derasnya tekanan beli investor ikut melambungkan indeks BI-40 sebesar 8,36% pada posisi 363,583 dibandingkan Februari di titik 335,511. Total volume saham Bisnis yang diperjualbelikan sebanyak 10,200 miliar unit senilai Rp 22,11 triliun. Indeks LQ45 terkerek 8,18% dari 270,424 menjadi 292,570. investor asing mencatat net buying Rp 1,95 triliun. Kurs rupiah menguat 50 poin dari Rp 9.190 menjadi Rp 9.140 per dolar AS.