Friday, April 28, 2006

[Bisnis] 28 April 2006

News:
  • PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) mencatat lonjakan kinerja selama triwulan pertama 2006, dengan kenaikan laba bersih hingga 93,87% menjadi Rp 3,46 triliun karena keuntungan dari valuta asing. BUMN telekomunikasi itu mencatat laba bersih Rp 1,78 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Seiring dengan naiknya laba bersih tersebut, laba per saham juga turut naik menjadi Rp 171,65 per saham dibanding triwulan pertama 2005 sebesar Rp 88,54.
  • Sementara itu PT Astra International Tbk justru membukukan penurunan laba bersih kuartal pertama 2006 sebesar 30% menjadi Rp 1,06 triliun dibandingkan periode yang sama 2005 sebesar Rp 1,51 triliun, menyusul naiknya tingkat suku bunga pinjaman. Penurunan itu seiring turunnya penjualan dari Rp 14,427 triliun pada triwulan I 2006 menjadi Rp 13,011 triliun pada periode yang sama 2005. laba usaha juga ikut turun menjadi Rp 1,36 triliun dari Rp 1,613 triliun pada kuartal pertama 2005.
Market Reviews:
  • Koreksi terhadap saham unggulan Bisnis berlanjut hingga perdagangan Jum’at kemarin. Pelaku pasar kembali mendiskon saham blue chips guna mendapatkan dana segar di akhir pekan. Disamping faktor teknis, pelepasan saham Bisnis juga sebagai antisipasi terhadap aksi demonstrasi buruh pada 1 Mei. Bahkan melemahnya sebagian besar bursa regional ikut memangkas saham blue chips di BEJ. Pemodal berupaya mengamankan portofolionya dengan membuang saham Bisnis. Akibatnya, indeks BI-40 terkoreksi 1,04% pada posisi 404,399. Total volume saham pilihan yang berhasil diperjualbelikan sebanyak 588 juta unit senilai Rp 1,4 triliun. Kalangan investor tak ingin mengambil risiko, sehingga mereka kembali melepas saham Bisnis yang berpotensi gain.
  • Bagaimanapun, secara teknis, mayoritas saham Bisnis sudah memasuki area overbought. Karena itu, potensi penguatan kursnya mulai terbatas. Investor sengaja mendiskon saham blue chips dan akan membeli kembali di harga lebih murah. Sentimen jual terutama dilakukan pemodal lokal. Pihak asing justru melakukan pembelian atas saham unggulan dengan net buying Rp 188 miliar. Seperti diketahui, rencana demo buruh besar-besaran di Jakarta langsung diantispasi pemodal mengamankan portofolionya di bursa. Pemodal khawatir, aksi unjuk rasa buruh itu bisa mengganggu stabilitas politik dan keamanan dalam negeri. Bahkan kegiatan ekonomi bakal lumpuh jika para buruh di seluruh Indonesia serentak turun ke jalan minggu depan. Disisi lain, aksi ambil untung yang melanda saham unggulan di sejumlah bursa global maupun regional ikut menjatuhkan saham Bisnis.