Monday, April 24, 2006

[Bisnis] 24 April 2006

News:
  • Pemerintah, melalui draf peraturan presiden (perpres) yang diinisiasi Depdag, mengizinkan perorangan maupun perusahaan asing memiliki saham di pasar modern atau toko modern kecil dan menengah hingga 49%. Namun, kepemilikan saham oleh pihak asing itu hanya dapat dilakukan secara tidak langsung, melalui pasar modal. Kepemilikan asing secara langsung tetap tidak diperbolehkan untuk pasar modern kecil dan menengah.
  • PT Wijaya Karya pada pertengahan tahun ini berencana melakukan penawaran perdana (initial public offering/IPO) saham sebanyak 35% untuk menambah modal. Seluruh dana dari hasil IPO tersebut direncanakan untuk menambah modal dari posisi per Desember 2005 yang sebesar Rp 329,383 miliar menjadi Rp 950 miliar.
  • PT Bank Haga tengah mengkaji rencana penawaran saham perdana di Bursa Efek Jakarta tahun ini guna memperkuat permodalan. Namun, belum ditentukan besarnya saham yang dilepas.
  • Presiden Venezuela Hugo Chavez memperkirakan harga minyak dapat menembus level US$100 per barel, jika AS menyerang Iran dengan alasan pengembangan program nuklir. Iran diketahui menolak perintah PBB untuk menghentikan program pengayaan uranium untuk kebutuhan pembangkit listrik. Pembangkit listrik tersebut diperkirakan selesai akhir tahun ini. Rusia pekan lalu menolak permintaan AS guna menunda pembangunan pembangkit listrik nuklir Iran. Permintaan itu dikeluarkan untuk menekan negara di Teluk Persia itu agar menghentikan program nuklirnya.
  • Alokasi investasi dana pensiun di reksa dana hanya 4,9% atau Rp 2,84 triliun dari total portofolio industri tersebut secara nasional hingga triwulan kedua 2005 sebesar Rp 58 triliun. Sementara investasi asuransi jiwa dalam reksa dana juga tidak jauh berbeda profilnya dibandingkan dengan pengelolaan investasi dana pensiun (Dapen).
Market Reviews:
  • Perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta pekan lalu marak dan bergairah. Berbagai saham blue chips diburu investor sehingga kursnya meroket. Perburuan saham Bisnis dipicu sentimen positif dalam negeri maupun global. Membaiknya indikator makro ekonomi yang ditandai penguatan rupiah, turunnya inflasi, stabilitas suku bunga SBI, serta meningkatnya cadangan devisa membuat laju indeks tak terbendung. Di sisi lain, mengalirnya dana asing ke pasar modal turut meramaikan transaksi saham di BEJ. Investor antusias memburu saham unggulan penggerak bursa. Derasnya tekanan beli terhadap saham Bisnis membuat indeks BI-40 meroket 5,94% pada 403,979 dari sebelumnya di 381,325. Total volume saham Bisnis yang berhasil diperdagangkan pekan lalu sebanyak 3,17 miliar unit senilai Rp 8,7 triliun. Sentimen beli investor juga disulut membaiknya kepercayaan asing terhadap iklim investasi di Indonesia.
  • Hal itu terlihat dari langkah Calpers, sebuah perusahaan investasi AS yang memasukkan Indonesia dalam daftar investasinya. Begitu juga, komitmen Bank Dunia untuk menawarkan pinjaman kepada Indonesia, turut mendongkrak saham Bisnis. Dari luar negeri, keinginan The Fed menghambat kenaikan suku bunganya langsung direspon positif pemodal dunia, termasuk Jakarta. Bank Sentral kemungkinan hanya satu kali menaikkan suku bunga jangka pendeknya. Keputusan The Fed tersebut secara langsung akan menyemarakan investasi di pasar modal. Hal itu mendorong investor dunia memborong saham blue chips di bursa masing-masing. Tidak terkecuali pemodal BEJ yang sangat agresif menambah portofolionya. Pasalnya, tingkat suku bunga Fed di level 5,0% dianggap masih menarik jika dibandingkan suku bunga BI Rate 12,75%. Akumulasi antara berita positif dalam negeri dan manca negara ikut mendongkrak indeks BEJ sebesar 77,16 poin atau 5,58% menjadi 1.459,288 dibandingkan pekan sebelumnya di 1.382,122. Perdagangan saham di BEJ minggu ini masih bergairah meski pembelian investor mulai terbatas.