Monday, April 17, 2006

[Bisnis] 15 April 2006

News:
  • PT Perusahaan Pengelola Aset segera menjual sisa 25,9% sahamnya di PT Bank Permata Tbk dan 5,53% saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk, menyusul keluarnya peraturan pemerintah mengenai divestasi itu.
  • Pemerintah Jepang membantah pihaknya membatalkan rencana membiayai proyek mass rapid transportation (MRT) senilai US$800 juta. Kuasa Usaha (Charge d’Affaires) Kedubes Jepang di Jakarta Masafumi Kuroki menegaskan Jepang tetap berniat melanjutkan diskusi dengan Indonesia mengenai pendanaan proyek MRT di bawah skema pinjaman official development assistance (ODA). Ada kesalahpahaman mengenai posisi Jepang dan posisi ODA yang ditawarkan untuk mendanai proyek tersebut. Jepang sebenarnya masih membuka diri untuk mendiskusikannya dengan pemerintah Indonesia.
  • Indeks harga saham gabungan (IHSG) di BEJ diperkirakan terus bergerak naik karena dana asing yang diprediksikan masih mengalir masuk ke Indonesia, seiring dengan apresiasi nilai tukar rupiah yang stabil. IHSG Bursa Efek Jakarta (BEJ) pada penutupan perdagangan Kamis ditutup menguat 9,73 poin (0,71%) pada level 1.382,12 dari 1.372,39 pada penutupan perdagangan hari sebelumnya. Data BEJ menunjukkan total nilai transaksi beli investor asing sepanjang perdagangan Kamis mencapai Rp 722,82 miliar dengan nilai penjualan saham Rp 606,3 miliar atau mencatat nilai transaksi beli bersih (net selling) Rp 116,52 miliar. Nilai transaksi beli investor domestik sebenarnya lebih besar dibandingkan pemodal asing yaitu Rp 1,21 triliun. Namun, besarnya nilai transaksi beli itu dibarengi dengan nilai transaksi jual yang lebih besar yaitu Rp 1,33 triliun. Total nilai perdagangan saham di BEJ dua hari lalu mencapai Rp 1,94 triliun dengan volume sebesar 1,71 miliar saham dan frekuensi 19.528 kali.
  • PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk akan memecah nilai nominal (stock split) sahamnya dari Rp 500 menjadi Rp 250 atau dengan rasio 1:2. Pemecahan nilai nominal itu akan membuat jumlah saham beredar perseroan bertambah menjadi 1,6 miliar dari 800 juta lembar saat ini.
  • Minat perusahaan asuransi berinvestasi ke instrumen reksa dana pada triwulan pertama makin menguat, meski portofolio ini sempat limbung tahun lalu didera pencairan besar-besaran (redemption).
  • Harga minyak mentah dunia yang mendekati level US$70 per barel berpotensi turun, menyusul meningkatnya persediaan komoditas AS. Peningkatan stok ini diyakini dapat menekan gangguan pasokan minyak Iran.
  • PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) akan mempertahankan keberadaan lantai perdagangannya dalam satu hingga dua tahun ke depan, meski seluruh sistem di perusahaan efek siap menjalankan perdagangan jarak jauh (remote trading) pada awal bulan ini. Sistem perdagangan itu memungkinkan transaksi jual-beli saham dilakukan tanpa melalui lantai perdagangan karena prosesnya dapat dilakukan secara langsung tanpa melalui booth sebagai media transaksinya.
  • PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) akan menawarkan bunga sebesar 14% pada obligasi III senilai Rp 750 miliar yang rencananya tercatat di Bursa Efek Surabaya pada akhir bulan depan.
Market Reviews:
  • Laju saham pilihan Bisnis masih tak terbendung, setidaknya sampai penutupan transaksi Kamis kemarin. Pelaku pasar terus memburu saham kapitalisasi besar penggerak bursa, termasuk kelompok saham BUMN. Perburuan pemodal atas saham Bisnis sebagai antisipasi terhadap pembagian dividen 2005. Selain itu, publikasi keuangan beberapa emiten per 30 Maret 2006 yang tumbuh positif ikut menyulut investor memborong sahamnya di bursa. Demikian halnya, penguatan rupiah atas dolar AS hingga level Rp 8.985 berhasil mendongkrak saham unggulan bisnis yang berfundamental baik.
  • Indeks BI-40 terkerek 0,63% pada 381,325. Total volume saham Bisnis yang berpindah tangan mencapai 468 juta unit senilai Rp 1,28 triliun. Menjelang libur Paskah, pemodal terus mengumpulkan saham Bisnis untuk investasi jangka panjang. Faktor akhir pekan tak mengurangi minat beli investor terhadap saham blue chips di bursa. Lonjakan saham unggulan ikut dipicu penguatan bursa global dan sebagian bursa regional. Momentum pembagian dividen langsung diantisipasi pemodal dengan memburu saham BUMN dan bigshare di BEJ. Karena aksi korporasi emiten akan mendongkrak harga saham.
  • Penguatan kurs saham Bisnis ikut melambungkan IHSG 9,728 poin atau 0,71% menjadi 1.382,122. Posisi indeks BEJ tersebut adalah tertinggi sepanjang sejarah pasar modal Indonesia. Begitu juga, indeks LQ45 terkerek 0,67% di posisi 307,214. Investor asing mencatat net buying Rp 113 miliar dan kurs rupiah menguat di Rp 8.995 per dolar AS. Hari terakhir perdagangan tidak menyurutkan animo investor memborong saham Bisnis. Pemodal sengaja mengakumulasi saham unggulan terlebih dahulu sebelum mereka menikmati libur panjang nanti. Investor tdiak ingini melewatkan momentum positif. Apalagi, beberapa emiten BUMN akan segera membagikan dividen kepada pemegang sahamnya dalam waktu dekat. Kenyataan ini langsung diantisipasi pemodal memborong saham blue chips di bursa.
  • Di sisi lain, kurs rupiah yang kembali menguat di level Rp 8.995 per dolar AS turut menaikkan harga saham Bisnis. Bahkan kenaikan suku bunga SBI yang hanya sebesar satu basis poin pada 12,75% ikut berimbas ke pasar saham.