Friday, March 24, 2006

[Bisnis] 24 Maret 2006

News:
  • PT Tambang Batubara Bukit Asam (BA) Tbk berencana membangun rel kereta api jalur ganda (double track) sepanjang 470km, yang diperkirakan membutuhkan dana US$1,14 miliar, dengan menggandeng dua investor China.
  • Cemex diketahui telah menunjuk JP Morgan Securities sebagai penasihat keuangan dalam menyiapkan rencana penjualan 25,53% saham PT Semen Gresik Tbk yang masih dikuasai investor semen asing tersebut.
  • Bank Pembangunan Asia (ADB) akan menerbitkan obligasi dalam denominasi rupiah dan hasil dari penjualan itu akan digunakan untuk membiayai beberapa proyek di Indonesia.
  • Departemen Keuangan menukarkan obligasi negara seri FR0022 senilai Rp 6,29 triliun dengan sembilan obligasi negara yang ditawarkan peserta lelang pada lelang 23 Maret. Penawaran yang masuk pada leleang penukaran obligasi negara yang memiliki masa jatuh tempo lebih panjang dengan surat utang negara yang jatuh tempo itu (debt switching) mencapai Rp 8,56 triliun.
  • PT Pupuk Sriwidjaja (Pusri) diketahui telah menyatakan kesediaannya untuk menalangi tunggakan cicilan bunga kredit PT Pupuk Iskandar Muda pada tiga bank sindikasi, yaitu Bank Mandiri, BNI, dan BRI.
  • Penguatan rupiah dalam penutupan pasar valuta kemarin kian tak terbendung. Walaupun menguat tipis, mata uang domestik ini telah mencatat rekor baru Rp 9.072 per dolar AS dari posisi sebelumnya Rp 9.095. sejak awal tahun penguatan nilai tukar rupiah mencapai 8,3% dan menjadi mata uang paling kuat dibandingkan dengan 62 valuta lainnya.
  • Industrial & Commercial Bank of China berencana mengakuisisi bank di Indonesia. Bila terwujud, hal itu merupakan ekspansi pertama ICBC di Asia Tenggara.
  • Manajemen PT Great River International Tbk tengah memilih auditor untuk mengaudit laporan keuangan tahun buku 2004 dan 2005 yang menjadi persyaratan untuk menyelenggarakan RUPSLB.
  • Delapan calon penjamin emisi (underwriter) asing dan lokal sedang bertarung memperebutkan proyek obligasi senilai Rp 500 miliar – Rp 1 triliun yang akan diterbitkan oleh PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk. Ke delapan calon penjamin emisi tersebut adalah Andalan Artha Advisindo Sekuritas (AAA), DBS Securities, HSBC Securities Indonesia, Standard Chartered Securities, CIMB, Mandiri Sekuritas, Trimegah Securities, dan Danareksa Sekuritas.
Market Reviews:
  • Pemodal mulai bermain selektif di saham unggulan Bisnis. Alternatif ini diambil investor untuk menghindari risiko di bursa. Pasalnya, mayoritas saham Bisnis tampak mahal dan cenderung overbought. Aksi jual beli selektif pemodal mengakibatkan indeks BEJ hanya bergerak di kisaran sempit atau naik tipis 3,295 poin atau 0,25% menjadi 1.305,623.
  • Penguatan IHSG cenderung hanya digerakkan beberapa saham kapitalisasi besar dan faktor penguatan rupiah. Kecenderungan tersebut wajar karena lonjakan saham Bisnis dan indeks beberapa hari terakhir sudah terlampau tinggi. Pelaku pasar hanya mengakumulasi saham blue chips maupun second liner yang memiliki valuasi harga menarik dan bersifat gain. Utamanya adalah saham emiten yang berfundamental solid dan mempunyai aksi korporasi baik. Aksi beli selektif pemodal sekaligus merupakan strategi mempertahankan keuntungan di bursa.
  • Bagaimanapun, laju penguatan kurs saham Bisnis di periode mendatang mulai terbatas. Beberapa pemodal cenderung mengalihkan portofolionya ke saham lapis kedua. Terobosan investor itu mengakibatkan pergerakan saham Bisnis kurang begitu atraktif. Indeks BI-40 menguat tipis 0,46% pada 359,423. berbagai sentimen positif yang berhembus di BEJ belakangan ini mulai kehilangan momentum. Hanya apresiasi rupiah yang disikapi positif oleh pemodal Jakarta.
  • Hal itu terlihat dari perburuan selektif pemodal terhadap saham pilihan yang diuntungkan penguatan rupiah. Fenomena tersebut bisa dimaklumi karena berita pembatalan kenaikan tarif dasar listrik dan aksi korporasi emiten sudah diketahui pelaku pasar. Bahkan investor asing pun terus melepas saham blue chips dan kembali mencatat net selling sebesar Rp 92 miliar, pada Kamis kemarin.

Thursday, March 23, 2006

[Bisnis] 23 Maret 2006

News:
  • Bank Indonesia mengumumkan lelang Sertifikat Bank Indonesia (SBI) kemarin berhasil menyerap Rp 27,34 triliun dengan tingkat suku bunga rata-rata tertimbang SBI hasil lelang 12,73%. Suku bunga SBI tersebut lebih tinggi tiga basis poin dari minggu sebelumnya yang 12,70%. Jumlah yang diserap tersebut sama dengan jumlah penawaran yang masuk. Tingkat rata-rata tertimbang SBI tersebut tidak merupakan arah kebijakan BI, namun hanya mencerminkan keseimbangan proses penawaran dan permintaan pasar. Sejak penerapan inflation targeting framework (ITF) pada Juli 2005, arah kebijakan BI ditetapkan melalui besarnya BI Rate yang saat ini besarnya 12,75%.
  • Departemen Keuangan menawarkan penukaran sembilan obligasi negara yang akan jatuh tempo pada periode 25 Februari 2007 – 25 Juli 2009 dengan obligasi negara FR0022. Obligasi negara seri FR0022 merupakan surat utang negara berbunga tetap sebesar 12% dengan masa jatuh tempo 15 September 2011. harga penawaran seri FR0022 itu ditetapkan sebesar 99,48%. Sementara seri obligasi negara yang bisa ditawarkan pada lelang 23 Maret itu terdiri dari tiga seri berbunga tetap dan enam seri berbunga mengambang. Seri obligasi yang berbunga tetap dan mengambang itu adalah
    • Seri FR0029 dengan kupon 9,5% dan masa jatuh tempo 15 April 2007.
    • Seri FR0005 dengan kupon 12,25% dan masa jatuh tempo 15 Juli 2007.
    • Seri FR0002 dengan kupon 14% dan masa jatuh tempo 15 Juni 2009.
    • Seri VR0011 dengan kupon 12,92% dan masa jatuh tempo 25 Februari 2007.
    • Seri VR0012 dengan kupon 12,73% dan masa jatuh tempo 25 September 2007.
    • Seri VR0013 dengan kupon 12,915% dan masa jatuh tempo 25 Januari 2008.
    • Seri VR0014 dengan kupon 12,92% dan masa jatuh tempo 25 Agustus 2008.
    • Seri VR0015 dengan kupon 12,73% dan masa jatuh tempo 25 Desember 2008.
    • Seri VR0016 dengan kupon 12,91% dan masa jatuh tempo 25 Juli 2009.
  • Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) menunggu laporan resmi dari PT Bumi Resources Ynk dan PT Energi Mega Persada Tbk mengenai berbagai aksi korporasi yang direncanakan.
  • Bapepam akan menggunakan sistem transaksi PT Bursa Efek Surabaya (BES) dalam pembentukan dan pencairan harga (price discovery) obligasi (bond) yang mencerminkan pasar.
  • Setelah tiga hari berturut-turut melonjak signifikan, indeks harga saham gabungan Bursa Efek Jakarta kembali melemah dan ditutup menurun 24,814 poin atau 1,87% ke level 1.302,328 karena alasan teknikal. Meski indeks turun sebesar 1,87%, data perdagangan saham di BEJ menunjukkan transaksi perdagangan saham masih ramai. Sejumlah 3,461 miliar saham telah diperjualbelikan senilai Rp 2,73 triliun. Harga 29 saham naik, 99 saham harganya turun, dan selebihnya 62 harga saham ditutup stagnan.
Market Reviews:
  • Koreksi tajam kurs Bumi Resources langsung memangkas saham unggulan Bisnis di bursa. Pelaku pasar antusias membuang saham BUMI karena dipicu kekhawatiran merosotnya kinerja emiten pasca pelepasan anak perusahaan pekan lalu. Bagaimanapun, penjualan saham perseroan di PT Arutmin, Kaltim Prima Coal, dan Indocoal Resources membuat BUMI kehilangan ‘mesin uang’ utamanya. Dengan demikian, pendapatan maupun laba perseroan akan berkurang di masa mendatang. BUMI mungkin hanya mengandalkan pemasukan dari merger dengan PT Energi Mega Persada.
  • Di sisi lain, lepasnya ‘lumbung’ pendapatan BUMI di tiga anak perusahaan berpotensi menghambat ekspansi. Perseroan sendiri berencana melakukan merger dengan mekanisme pertukaran saham atau share swap pada Juli nanti. Dari hasil merger tersebut, BUMI akan berinvestasi pada sektor baru bara cair guna mendongkrak pendapatan usahanya. Meski demikian, terobosan BUMI itu belum terealisir, sehingga investor takut memegang sahamnya lebih lama. Dampaknya, kurs BUMI anjlok tajam Rp 80 atau sekitar 8,16% menjadi Rp 900 per unit. Nilai transaksi BUMI mencapai Rp 866 miliar.
  • Derasnya aksi profit taking di saham BUMI ikut merambat ke saham blue chips lainnya. Koreksi harga tersebut mengakibatkan indeks BI-40 terpangkas 2,17% pada 357,756. Pemodal terus mendiskon saham unggulan yang kursnya sudah mahal dan overbought. Tindakan investor itu cukup rasional karena potensi penguatan saham kapitalisasi besar mulai terbatas. Ini akibat lonjakan harga saham yang sudah terlampau tinggi. Total volume saham Bisnis yang berpindahtangan 1,24 miliar unit senilai Rp 1,69 triliun. Asing net selling Rp 122 miliar dan rupiah menguat di Rp 9.088 per dolar AS.
  • Harus diakui, anjloknya saham BUMI kemarin seakan membalikkan euforia yang terjadi sebelumnya dimana saham tersebut menjadi ‘primadona’ bursa. Pelepasan aset BUMI di tiga anak perusahaan senilai US$3,2 miliar rupanya hanya berdampak temporer. Pelaku pasar mulai bersikap rasional terhadap keberhasilan BUMI meraup dana segar pekan lalu. Bahkan lonjakan kursnya yang fantastis langsung diikuti dengan koreksi tajam. Fenomena tersebut mengindikasikan saham BUMI akan kembali terpuruk di masa depan. Saham BUMI sempat menyentuh level tertinggi di Rp 1.070 per lembar.
  • Antusiasme pemodal membuang saham BUMI ikut berimbas ke saham kapitalisasi besar lainnya. Mayoritas saham unggulan terpangkas dalam jumlah bervariasi. Koreksi paling tajam menerjang saham Astra International, Inco, Gudang Garam, dan Bank BCA. Meski demikian, koreksi harga saham unggulan maupun indeks komposit kemarin lebih disulut faktor teknikal.

Wednesday, March 22, 2006

[Bisnis] 22 Maret 2006

News:
  • Japan Bank for International Cooperation (JBIC) batal memberikan pinjaman untuk membangun proyek mass rapid transport (MRT) senilai US$800 juta di Jakarta. Menneg PPN/Kepala Bappenas Paskah Suzetta mengemukakan pemerintah Jepang tidak bisa menerima tawaran Indonesia untuk mengubah sistem pinjaman dari tied (mengikat) menjadi untied (tidak mengikat). Penawaran ini diajukan pemerintah Indonesia untuk mengoptimalkan penggunaan sumber daya lokal, meskipun bunga pinjaman tidak mengikat lebih besar, yaitu 0,6%, dibandingkan dengan bunga pinjaman mengikat yang ditetapkan Jepang 0,4%.
  • PT Bumi Resources Tbk dan PT Energi Mega Persada Tbk berencana melakukan merger dengan mekanisme penukaran saham (share swap) pada bulan Juli ini. Bumi juga berencana mempercepat pembayaran utang US$600 juta yang dananya didapatkan dari penjualan tiga anak perusahaannya kepada PT Borneo Lumbung Energi. CEO Bumi Resources Ari S Hudaya mengatakan pola share swap digunakan, sehingga tidak mengeluarkan dana dalam proses merger ini. Hal itu diharapkan tidak dikategorikan sebagai sebuah aksi korporasi.
  • PT Bursa Efek Surabaya efektif mulai pada 13 April akan menghapuskan (delisting) saham PT Bintuni Minaraya Tbk karena operasinya terhenti sejak Februari tahun lalu. Manajemen BES dalam penjelasannya ke publik mengungkapkan sebelum pembatalan pencatatan itu efektif, Bintuni tetap wajib memenuhi kewajiban sebagai perusahaan yang tercatat di BES sesuai aturan yang berlaku. BES bakal mengumumkan pembatalan pencatatan saham Bintuni tersebut selambat-lambatnya 15 hari sebelum tanggal pembatalan pencatatan menjadi efektif.
  • PT Bursa Efek Jakarta telah mengizinkan saham PT Energi Mega Persada Tbk kembali diperdagangkan di bursa sejak sesi pertama perdagangan kemarin. Sahamnya kembali bisa di perdagangkan karena suspensi sahamnya telah dicabut. Suspensi itu dilakukan oleh BEJ terkait dengan pemberitaan rencana mergernya dengan PT Bumi Resources Tbk yang merupakan perusahaan terafiliasi.
  • PT Lippo Karawaci diperkirakan akan mendapatkan dana segar sekitar Rp 926 miliar, jika investor menukar (exercise) semua waran yang diterbitkan perseroan. Dalam siaran persnya, perseroan menyatakan waran itu memberikan keuntungan tersendiri bagi investor, karena memberi peluang harga pembelian saham yang lebih rendah Rp 240.
Market Review:
  • Pelaku pasar mulai melakukan konsolidasi dengan melepas sejumlah saham unggulan yang bisa mendatangkan keuntungan. Langkah pemodal itu cukup rasional karena secara teknis, mayoritas saham unggulan sudah memasuki area jenuh beli atau overbought. Profit taking terhadap saham kapitalisasi besar terjadi pada menit-menit terakhir menjelang penutupan bursa. BEJ ditutup melemah di posisi 1.327,142 atau turun 2,971 poin. Padahal IHSG sempat menguat lebih dari 8 poin dan menyentuh level psikologi 1.338 meski rally indeks hanya berlangsung temporer.
  • Animo investor bertransaksi di saham unggulan masih tinggi sebagaimana terlihat dari volume saham yang berpindahtangan yang mencapai 5,312 miliar unit senilai Rp 2,2 triliun. Penguatan rupiah ke level Rp 9.112 per dolar AS mulai disikapi hati-hati oleh pemodal BEJ. Karena apresiasi rupiah yang terlampau cepat bisa menyulut profit taking. Aksi jual yang melanda saham Telkom, Bank BRI, Astra International, Indosat, serta Gudang Garam ikut merosotkan indeks BI-40 sebesar 0,47% pada 365,716. Begitu juga dengan indeks LQ45 turun 0,38% di posisi 294,383. Total volume saham Bisnis yang berhasil diperjualbelikan sebanyak 520 juta lembar senilai Rp 1,36 triliun.
  • Investor asing membukukan net buying sebesar Rp 308 miliar dan rupiah menguat di posisi Rp 9.107 per dolar AS. Secara umum, aktivitas perdagangan saham di BEJ masih bergairah. Koreksi teknikal yang menimpa sejumlah saham blue chips telah menghambat pergerakan IHSG ke posisi lebih tinggi. Aksi ambil untung pemodal diperkirakan masih berlanjut hari ini.

Tuesday, March 21, 2006

[Bisnis] 21 Maret 2006

News:
  • Dirut Bursa Efek Jakarta Erry Firmansyah menegaskan belum akan mencabut penghentian sementara (suspensi) perdagangan saham PT Bumi Resources Tbk dan PT Energi Mega Persada Tbk pada hari ini. Dia mengatakan manajemen Bumi harus memberi penjelasan dulu kepada publik soal penjualan ketiga anak usahanya, baru kemudian BEJ akan mempertimbangkan untuk mencabut suspensinya.
  • Angkutan barang di empat pelabuhan utama mulai pukul 21.00 tadi malam beroperasi kembali setelah pemerintah dan Organda mencapai kesepakatan tentang penghapusan pajak pertambahan nilai (PPN) angkutan khusus pelabuhan.
  • Munculnya sentimen positif dari dalam negeri dan luar negeri telah mendorong indeks harga saham gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta terus melaju dengan kenaikan 24,936 poin ke level 1.330. Data perdagangan saham BEJ mengungkapkan sejumlah 7,335 juta lot saham telah diperjualbelikan dengan transaksi senilai Rp 2,454 triliun dan frekuensi mencapai 24.392 kali. Harga saham yang naik sejumlah 87 saham, harga saham turun 36 saham, dan 240 saham stagnan. Saham berkapitalisasi besar menjadi pemicu kenaikan indeks, antara lain Telkom naik Rp 250 menjadi Rp 7.000, Perusahaan Gas Negara naik Rp 150 menjadi Rp 9.750, dan Indosat naik Rp 50 menjadi Rp 5.350.
  • Tiga calon penjamin emisi (underwriter) kemungkinan besar membantu penerbitan obligasi III maksimum Rp 1 triliun PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk (WOM Finance) pada triwulan II dan III tahun ini. Ketiga calon penjamin emisi itu adalah Investindo Nusantara Sekuritas, Bank DBS, dan Danareksa Sekuritas.
Market Review:
  • Investor terus memburu saham unggulan Bisnis sampai awal minggu ini. Perburuan pemodal atas saham blue chips dipicu penguatan rupiah serta bullish bursa regional. Disamping itu, pernyataan Gubernur Bank Indonesia soal inflasi tahun ini sekitar 7% - 9% turut menyulut investor memborong saham unggulan. Demikian halnya, pembatalan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) kembali menyulut sentimen beli di saham Bisnis. Investor asing masih aktif mengakumulasi saham kapitalisasi besar guna menambah portofolionya di bursa Jakarta. Asing membukukan net buying Rp 630 miliar.
  • Pelaku pasar tidak menyiakan kesempatan dengan terus membeli saham Bisnis. Kecenderungan pemodal itu wajar mengingat sentimen positif yang berhembus di bursa belakangan ini. Apresisasi rupiah atas dolar AS disertai turunnya suku bunga SBI sangat positif untuk pasar saham. Di sisi lain, keberhasilan sejumlah emiten membukukan laba tinggi tahun lalu ikut menyemarakkan bursa minggu ini. Tidak terkecuali aksi korporasi emiten, terutama langkah Bumi Resources melepas asetnya di Arutmin dan Kaltim Prima Coal terus menumbuhkan sentimen positif hingga pekan ini.
  • Indeks BI-40 kembali terkerek 2,15% pada 367,443. Total volume saham Bisnis yang diperjualbelikan mencapai 494 juta unit senilai Rp 1,7 triliun. Sejumlah saham unggulan kapitalisasi besar kembali diburu investor untuk investasi jangka panjang. Bagaimanapun juga, penguatan rupiah dibawah Rp 9.200 akan mempercepat emiten merestrukturisasi utangnya dengan kreditor. Bahkan apresiasi rupiah dan turunnya suku bunga SBI memungkinkan emiten melakukan ekspansi. Sentimen beli yang dimotori asing membuat laju indeks tak terbendung. Saham Astra International, Telkom, Bank Danamon, Bank BCA, Bank BRI, serta Perusahaan Gas Negara tampil sebagai penggerak bursa dengan kenaikan kurs.

Monday, March 20, 2006

[Bisnis] 20 Maret 2006

News:
  • PT Bumi Resources Tbk tengah menyeleksi tiga calon investor asing untuk mengembangkan pabrik pengolahan batu bara menjadi minyak sintetis senilai US$3 miliar. Presdir Bumi Resources Ari S. Hudaya menyatakan ketiga perusahaan asing itu berasal dari Afrika Selatan, AS, dan Jepang.
  • PT Bank Mandiri Tbk pertengahan bulan lalu menghentikan kontrak penunjukkan PT Danareksa Sekuritas sebagai penasihat bagi bank itu dalam pembentukan kendaraan khusus (special purpose vehicle/SPV). Pemutusan kontrak penunjukkan anak perusahaan PT Danareksa itu, menurut seorang eksekutif yang terlibat dalam transaksi, lantaran perusahaan tersebut tidak memenuhi kualifikasi yang disyaratkan dalam pra pembentukan SPV oleh Bank Mandiri.
  • PT Bakrie & Brothers Tbk melalui PT Bakri Power sedang mencari pendanaan sebesar US$224 juta atau sekitar Rp 2,2 triliun (kurs Rp 9.100) untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Tanjung Jati A. Bakrie Power, yang dikuasai oleh Bakrie & Brothers sebanyak 99%, memiliki 20% saham di Tanjung Jati Corporation. Dalam struktur perusahaan pembangkit listrik tersebut, Bakrie Power membentuk perusahaan patungan dengan Tomen Power Corporation dan International Power.
  • Obligasi PT Federal International Finance (FIF) yang bakal dijual ke investor ritel diperkirakan Rp 5 miilar dari nilai emisi Rp 500 miliar, menyusul banyaknya peminat obligasi perusahaan pembiayaan kendaraan bermotor itu. Nilai alokasi obligasi ritel tersebut jauh di bawah harapan PT Bursa Efek Surabaya yang meminta alokasi obligasi untuk investor ritel antara 20% - 30% dari nilai emisi Rp 500 miliar.
  • PT Eka Gunatama Mandiri akan membayar amortisasi ke-12 dan bunga ke-14 obligasi I pada hari ini senilai Rp 9,67 miliar. Setelah pembayaran amortisasi dan bunga itu, maka nilai nominal obligasi Eka Gunatama yang tercatat di BES menyusut menjadi Rp 105,27 miliar. Obligasi itu diterbitkan Eka Gunatama pada 2003.
  • Obligasi kedua PT Panin Sekuritas Tbk senilai Rp 25 miliar jatuh tempo pada hari ini. Pelunasan pokok dan bunga obligasi yang diterbitkan tanggal 15 Maret 2005 itu akan dilakukan oleh PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), selaku agen pembayaran atas nama emiten.
  • Nilai nominal obligasi kedua PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk berkurang menjadi Rp 110,88 miliar mulai hari ini. Pengurangan tersebut dikarenakan perseroan akan membayar amortisasi kesemblian obligasinya itu senilai Rp 10,08 miliar pada hari ini.