Friday, June 16, 2006

[Bisnis] 16 Juni 2006

News:
  • Meskipun tidak dapat memenuhi keingian Menneg BUMN Sugiharto, Cemex Asia Holdings Limited menyatakan siap membahas dengan Pemerintah Indonesia mengenai pencabutan proses arbitrase dan persoalan hukum yang ada.
  • RUPS Bank Artha Graha yang berlangsung kemarin memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada seluruh pemegang sahamnya atas laba bersih tahun buku 2006 yang mencapai Rp 22,6 miliar. Laba tersebut selanjutnya digunakan untuk memperkuat posisi permodalan perusahaan.
  • PT Petrosea Tbk telah membeli kembali 177.500 saham dalam waktu yang berbeda secara bertahap. Dalam laporannya kepada Bursa Efek Jakarta (BEJ) disebutkan pada 9 Juni 2006 perusahaan itu membeli sekitar 57.500 saham pada harga Rp 6.500 dan 25.000 saham pada harga Rp 6.450. Pembelian itu kembali dilakukan lagi pada 12 Juni sebanyak 25.000 saham dengan harga Rp 6.400 per saham dan 25.000 saham dengan harga Rp 6.450. Pada 13 Juni, Petrosea membeli kembali sebanyak 30.000 saham pada harga Rp 6.350 dan 15.000 lembar ada harga Rp 6.150 per saham.
  • PT Bakrie Telecom Tbk memproyeksikan belanja modal (capital expenditure/Capex) sebesar Rp 1,3 triliun pada tahun ini yang akan dialokasikan untuk memperkuat jariangan layanan telekomunikasi kepada pelanggan.
  • Pembayaran amortisasi kedelapan obligasi PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk II/1997 sebesar Rp 10,08 miliar akan dilakukan pada 20 Juni 2006 melalui PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Kadiv Perdagangan Surat Utang Bursa Efek Surabaya (BES) Erna Dewayani menjelaskan setelah pembayaran amortisasi tersebut, maka nilai nominal obligasi CMNP II yang tercatat di BES terhitung sejak 20 Juni 2006 berkurang menjadi sebesar Rp 100,80 miliar.
  • Pembayaran amortisasi ke-13 Obligasi Eka Gunatama Mandiri I/2003 dengan tingkat bunga meningkat dalam restrukturisasi berkode sebesar Rp 9,67 miliar juga akan dilakukan pada 20 Juni 2006 melalui KSEI. Setelah adanya pembayaran amortisasi tersebut, maka nilai nominal obligasi Eka Gunatama Mandiri I yang tercatat di BES terhitung sejak 20 Juni 2006 berkurang menjadi sebesar Rp 95,59 miliar.
  • Rencana pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi obligasi di luar pasar over the counter (OTC) akan membuat harga patokan (benchmark) menjadi lebih baik, wajar, dan transparan. Direktur Utama Bursa Efek Surabaya (BES) Bastian Purnama mengatakan selama ini agak sulit diketahui harga yang berlaku di pasaran dan berapa nilai transaksi yang terjadi, karena sedikit yang melaporkannya.