Thursday, June 15, 2006

[Bisnis] 15 Juni 2006

News:
  • Consultative Group for Indonesia (CGI) menawarkan komitmen utang dan hibah pada tahun anggaran 2006 sebesar US$5,4 miliar. Dana tersebut terdiri dari US$3,9 miliar yang masuk APBN dan sekitar US$1,5 miliar lewat jalur non-APBN.
  • PT Bumi Resources Tbk akan membeli PT Energi Mega Persada Tbk (EMP) dengan menerbitkan 14,4 miliar saham baru senilai Rp 11,52 miliar. Dalam rencana mereg perseroan tersebut EMP akan bubar demi hukum tanpa dilakukan likuidasi terlebih dahulu. Sementara semua aktiva dan pasiva perseroan akan beralih menjadi milik Bumi. Penggabungan keduanya akan dilakukan menggunakan dasar laporan keuangan per 31 Maret 2006. masing-masing perseroan akan meminta persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB yang akan digelar pada 28 Juli 2006.
  • Manajemen PT Sumalindo Lestari Jaya memutuskan mengubah rasio penawaran umum terbatas kedua dengan hak memesan efek terlebih dahulu (rights issue), karena terjadi penambahan jumlah saham akibat konversi utang menjadi saham. Eksekutif yang mengetahui transaksi itu mengatakan Sumalindo mengubah rasio menjadi 6:1 dengan harga Rp 1.000 per saham, dan pemegang enam saham lama berhak membeli satu saham baru yang akan dikeluarkan dari portepel, dari semula 11:2. Alasan perubahan itu adalah penambahan jumlah saham setelah salah satu kreditor Sumalindo yaitu Three Six Nine Limited mengubah piutangnya menjadi saham emiten itu.
  • PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) tetap akan menghapuskan perdagangan saham (delisting) PT Bukaka Teknik Utama Tbk dari bursa saham jika perusahaan itu hingga akhir Juli 2006 tidak dapat menyampaikan laporan keuangan audit yang tidak beropini disclaimer. Keputusan BEJ tersebut dilandasi oleh laporan keuangan perseroan yang diaudit periode 2000-2005 atau enam tahun berturut-turut dengan opini disclaimer dari kantor akuntan publik.
  • PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) membeli kembali saham di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sebanyak 750.000 lembar atau sekitar 4,38% dari total saham yang beredar dengan harga pembelian Rp 6.867 per lembar. Transaksi tersebut dilaksanakan pada 12 Juni 2006 dengan broker pelaksana PT Danareksa Sekuritas. Pada perdagangan sebelumnya, saham Telkom ditutup pada level Rp 7.050 per lembar. Jumlah total yang telah dibeli kembali termasuk di New York Stock Exchange (NYSE) sebanyak 24,29 juta lembar dan jumlah maksimal yang diizinkan 1,007 miliar. Sisa dari jumlah maksimal pembelian yang diizinkan menjadi 983,7 juta.
Market Reviews:
  • Tekanan jual investor terhadap saham unggulan mulai mereda. Hal itu sejalan dengan membaiknya transaksi di sejumlah bursa regional, kemarin. Pelaku pasar menanti munculnya insentif positif segar yang bisa memulihkan BEJ. Termasuk langkah otoritas moneter mendongkrak kurs rupiah di pasar valuta asing. Bagaimanapun, koreksi harga yang menimpa saham blue chips belakangan ini sudah terlampau tajam. Beberapa pemodal mencoba membeli kembali saham Bisnis untuk memperbaiki harga meski terbatas. Bahkan sejumlah saham blue chips tidak mengalami perubahan harga atau stagnan.
  • Indeks komposit BEJ hanya terkoreksi tipis 2,370 poin atau 0,19% menjadi 1.234,198. Perhatian pemodal cenderung tertuju pada sidang CGI dan dampaknya terhadap perekonomian nasional. Mereka juga terus mencermati perkembangan pasar global sebelum mengambil posisi jula beli dalam jumlah besar di BEJ. Panik jual terhadap saham pilihan mulai berkurang karena harga saham yang relatif murah. Investor tetap menanti aksi korporasi emiten yang bisa menggerakkan kembali kursnya ke posisi lebih tinggi. Aktivitas jual beli atas saham unggulan cukup berimbang. Pemodal tampak masih wait and see menyusul kondisi rupiah yang belum stabil.
  • Di sisi lain, pelaku pasar juga menanti pengumuman data ekonomi AS dan perkembangan pasar regional. Apapun alasannya, bayang-bayang kenaikan suku bunga AS diperkirakan tetap menghantui pasar saham dunia hingga akhir bulan ini. Apalagi dengan pergerakan dolar AS yang cenderung menguat terhadap hampir semua mata uang regional kemarin. Kenyataan ini berpotensi menghambat laju saham unggulan Bisnis.