Tuesday, June 13, 2006

[Bisnis] 13 Juni 2006

News:
  • PT Adhi Karya Tbk mengincar proyek monorel di Arab Saudi senilai US$2 miliar – US$3 miliar dan bekerja sama dengan Salam Inter Group membangun proyek infrastruktur di Timur Tengah. Selain itu, Adhi Karya diproyeksikan mengerjakan proyek superblok di Dubai maupun Qatar.
  • Kementerian BUMN menyiapkan opsi suntikan dana melalui BUMN Restructuring Fund untuk menyelamatkan PT Garuda Indonesia dan PT Merpati Nusantara Airlines mengingat pemerintah kesulitan menggunakan dana APBN maupun mempersiapkan letter of undertaking.
  • PT Berlian Laju Tanker Tbk akan menawarkan 525 juta – 775 juta lembar saham biasa di Singapore Exchange (SGX) yang berasal dari saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) dan saham treasury yang diperkirakan pada akhir Juli. Rencana melaksanakan penawaran saham di bursa Singapura dari saham baru tanpa hak memesan efek terlebih dahulu itu, akan dimintakan persetujuan dari pemegang saham dalam rapat umum pemegang saham luar biasa pada 21 Juni 2006.
  • Dolar AS menguat atas euro dan yen, seiring munculnya spekulasi laporan inflasi di Negeri Paman Sam. Kondisi itu diperkirakan dapat menjadi alasan The Fed menaikkan suku bunga untuk ke-17 kalinya sejak Juni 2004.
  • PT Bimantara Citra Tbk terpaksa menunda pembagian dividen tahun buku 2004 karena belum dipenuhinya sejumlah syarat yang ditetapkan dalam rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 6 mei yang lalu. Dirut Bimantara Hary Tanoesoedibjo mengatakan Bimantara harus menempuh beberapa tahap agar dapat membagikan dividen final. Tahapan itu adalah Bimantara atau PT Mobile-8 Telecom mendapatkan persetujuan dari beberapa pihak termasuk kreditor Mobile-8, pemegang saham Mobile-8 lainnya, dan Badan Koordinasi Penanaman Pasar Modal. Mobile-8 mendapatkan pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal atas pernyataan pendaftaran yang diajukan Mobile-8 terkait dengan upaya menjadi perusahaan publik dan mencatatkan sahamnya di bursa efek Indonesia.
  • Perum Pegadaian kemarin melunasi nilai pokok obligasi kedelapan sebanyak lima seri yang dikeluarkan tahun 2001 dengan tingkat bunga tetap atau mengambang. Kadiv Pencatatan Bursa Efek Surabaya (BES) Umi Kulsum dan Kadiv Perdagangan Surat Utang Erna Dewayani dalam keterbukaan informasinya menyatakan Pegadaian akan melakukan amortisasi obligasi itu. Amortisasi obligasi itu terdiri dari Rp 11,94 miliar untuk seri A, dan Rp 65,8 miliar untuk seri B, sedangkan seri C, D, dan E masing-masing Rp 172,3 miliar, Rp 2 miliar, dan Rp 200 juta. Terhitung mulai 12 Juni 2006 obligasi tersebut tidak tercatat dan tidak dapat diperdagangkan lagi melalui BES dan atau dilaporkan perdagangannya melalui sarana yang disediakan BES.
  • PT Jaka Inti Realtindo berencana meningkatkan nilai nominal saham dengan menggabungkan nominal saham (reverse stock) sebanyak lima kali. Dalam keterbukaan informasinya kepada PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), perusahaan properti ini menyatakan akan membahas peningkatan modal dasar serta penambahan seri sahamnya dalam rapat umum pemegang saham pada 30 Juni.
  • Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam & LK) akan memberikan sanksi bagi pihak yang tidak melaporkan transaksi obligasi yang dilakukan di luar bursa (over the counter/OTC) ke Bursa Efek Surabaya. Sanksi yang akan ditetapkan merujuk pada ketentuan pasar modal, pemberian sanksi merupakan upaya dari Bapepam agar kebijakan yang ditetapkan dapat berjalan optimal.
Market Reviews:
  • Aksi jual kembali mengganjal pergerakan indeks BI-40 di lantai bursa. Pemodal terlihat cukup antusias melepas berbagai saham unggulan untuk merealisasikan gain. Berkurangnya insentif positif di BEJ serta antisipasi kenaikan suku bunga The Fed ikut memicu tekanan jual di sejumlah saham pilihan. Sentimen jual tersebut merupakan konsolidasi investor atas melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang sampai penutupan perdagangan kemarin sudha berada di level Rp 9.410. Spekulasi kenaikan suku bunga The Fed kiranya terus menguatkan posisi dolar AS terhadap beberapa mata uang di Asia maupun Euro. Investor pun mulai meninggalkan investasi saham dan beralih ke pasar uang. Kemarin, investor asing di BEJ membukukan total pembelian saham sebesar Rp 267,708 miliar dan penjualan sebesar Rp 262,404 miliar, sehingga hanya terjadi net buying Rp 5,304 miliar.
  • Sepanjang perdagangan Senin kemarin, pergerakan indeks saham pilihan Bisnis kembali terkoreksi 0,114% atau 0,398 poin ke level 349,698. Profit taking yang menerjang saham Bisnis itu ikut menekan Indeks Harga Saham Gabungan di BEJ sebesar 0,129% atau 1,643 poin menjadi 1.273,11. Indeks LQ45 loss 0,192% atau 0,537 poin ke 279,54. Melemahnya nilai tukar rupiah dikhawatirkan akan menjatuhkan pasar saham. Situasi tersebut juga semakin tertekan oleh memburuknya sentimen investor di bursa global maupun regional menyusul sejumlah sinyal yang mencerminkan pertumbuhan ekonomi AS telah melamban.