Friday, May 05, 2006

[Bisnis] 5 Mei 2006

News:
  • Cemex SA, raksasa semen terbesar ketiga di dunia, akhirnya sepakat untuk menjual kepemilikan 24,9% saham PT Semen Gresik Tbk pada harga US$2,28 per saham, setara Rp 20.018 per saham, diskon 28% dari harga pasar tertinggi kepada Grup Rajawali. Perusahaan semen Meksiko itu, seperti dikutip Bloomberg, menjual saham tersebut setelah langkah mengendalikan Semen Gresik terhambat. Menurut syarat dalam perjanjian jual beli saham itu, transaksi senilai US$337 juta itu tergantung pada persetujuan pemerintah Indonesia dan terpenuhinya beberapa kondisi lainnya.
  • Rapat umum pemegang saham Bank Lippo memutuskan untuk tidak membagikan dividen kepada pemegang saham bank publik untuk laba tahun buku 2005. keputusan ini merupakan rekomendasi komisaris sebagai upaya memperkuat posisi permodalan perusahaan.
  • Setelah mendekati level US$75 per barel, harga minyak kembali turun ke level US$71. penurunan harga itu terjadi setelah munculnya laporan pemerintah AS yang menunjukkan pertumbuhan persediaan bensin untuk pertama kalinya selama sembilan pekan terakhir.
  • Meski indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta terus menguat, dalam hitungan US$, posisinya hingga kini belum kembali ke posisi sebelum krisi ekonomi 1997, tertinggal oleh Thailand dan Korea Selatan, dua negara yang juga terkena krisis. Sejumlah analis mengatakan beberapa faktor seperti depresiasi rupiah yang cukup dalam, valuasi saham yang lebih rendah dibandingkan bursa di kawasan, dan hilangnya kepastian sehingga perusahaan sulit melakukan perhitungan bisnis saat ini, yang berakibat pada lambatnya pertumbuhan usaha menjadi penyebab belum pulihnya indeks.
  • Direksi baru PT Danareksa tidak akan mengakui pemotongan pokok utang (haircut) yang diberikan direksi sebelumnya kepada PT Tri Daya Esta, apabila debitor itu tidak menunjukkan itikad baik dalam menyelesaikan utangnya hipngga akhir Juni 2006.
  • PT Timah Tbk akan membagikan dividen sebesar Rp 50,76 miliar atau 50% dari saldo laba tahun lalu Rp 107,5 miliar dikurangi dengan laba dari penjualan aset Rp 5,98 miliar. Dividen sebesar Rp 100,85 per lembar saham itu akan dibagikan pada 23 Juni 2006. besaran dividen 50% yang disetujui rapat umum pemegang saham (RUPS) Timah itu, jauh lebih besar dibandingkan dengan yang diajukan perseroan kepada pemegang saham yaitu 30%.
Market Reviews:
  • Kenaikan indeks yang sudah cukup tinggi mendorong pelaku pasar kembali merealisasikan keuntungan jangka pendek di sebagian saham pilihan Bisnis. Sepanjang perdagangan Kamis, investor antusias melepas berbagai saham unggulan mengingat secara teknis harganya sudah mahal. Beberapa saham pilihan tidak luput dari ajang profit taking menyebabkan indeks BI-40 pada akhir perdagangan kemarin terpangkas 0,879% atau 3,653 poin menjadi 411,979. pada kurun yang sama indeks BEJ melemah 0,983% atau 14,739 poin ke posisi 1.484,332. Sementara indeks LQ45 loss 0,808% atau 2,696 poin menjadi 331,156. Dari 40 saham pilihan Bisnis, tercatat sebanyak 16 saham terkoreksi, 13 saham menguat dan selebihnya stagnan. Aksi jual terjadi di tengah kegiatan transaksi yang berlangsung marak.
  • Situasi ini terlihat dari volume saham Bisnis yang berhasil dipindahtangankan investor mampu mencapai 909,101 juta lembar atau seluruhnya membukukan nilai transaksi sebesar Rp 2,200 triliun. Melemahnya saham telekomunikasi juga memberikan kontribusi yang signifikan terhadap koreksi indeks BEJ. Posisinya yang sudah jenuh beli membuat investor engga memegang saham unggulan dan cenderung mengambil posisi aman. Kemarin, saham Telkom ditutup melemah sebesar Rp 200 menjadi Rp 7.600. Sementara saham pilihan Bisnis yang turut dilepas investor antara lain Semen Gresik, Astra International, Unilever Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Bank Central Asia, Aneka Tambang, Medco Energi International, Timah, Petrosea, Bimantara Citra, dan seterusnya. Pada kurun itu tercatat saham Semen Gresik membukukan loss tertinggi atau terkoreksi Rp 3.500 menjadi Rp 24.500 per unit.
  • Seiring dengan itu investor juga masih selektif mengambil posisi beli sehingga sebagian saham Bisnis lain cenderung bergerak menguat di kisaran bervariasi. Kalangan investor tetap meningkatkan spekulasi di berbagai saham unggulan yang berpeluang menguat dan didukung isu menarik. Dengan demikian animo beli saham kelompok Bisnis masih tetap tinggi. Investor juga terlihat antusias mengakumulasi berbagai saham pilihan yang mampu meramaikan aktivitas di lantai bursa. Bagaimanapun juga situasi BEJ yang kondusif tidak terlepas dari ekspektasi investor yang tinggi terhadap laporan keuangan emiten kuartal pertama 2006, indikasi percepatan penurunan tingkat suku bunga maupun kecenderungan apresiasi nilai tukar rupiah. Maraknya antusias beli tampak terjadi pada sejumlah saham unggulan seperti beberapa saham sektor pertambangan, rokok, farmasi, serta makanan dan minuman.