Tuesday, May 02, 2006

[Bisnis] 2 Mei 2006

News:
  • Pemerintah bersikeras melanjutkan rencana amandemen UU No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan, meskipun DPR – atas desakan para buruh – memutuskan menolak amandemen UU tersebut. Mennakertrans Erman Suparno menegaskan keputusan amandemen sebuah UU tidak bisa diputuskan DPR melalui komitmen terhadap buruh, melainkan harus melalui mekanisme Dewan.
  • Tren penurunan harga masih tetap terjaga pada bulan keempat tahun ini, menyusul realisasi inflasi pada April yang hanya 0,05% dari bulan sebelumnya, seperti yang dilaporkan BPS. Panen raya pada Maret – April mengantarkan Indonesia pada angka inflasi bulanan yang relatif rendah bahkan paling kecil dalam tiga tahun terakhir dengan bulan yang sama. Inflasi bulan April mtm mencapai 0,05%, secara ytm 2,03% dan secara yoy 15,40%.
  • Sebagian besar emiten menunjukkan kinerja kuartal I/2006 yang mengecewakan, sebagai dampak dari kenaikan biaya produksi dan penurunan daya beli masyarakat akibat kenaikan harga BBM. Setidaknya empat dari sembilan emiten nonbank yang memiliki bobot yang besar pada indeks harga saham gabungan (IHSG), yang telah melaporkan keuangan kuartal I/2006, mencatat kinerja negatif dibandingkan periode yang sama dari tahun lalu. Namun, harga sebagian besar saham di lantai bursa itu masih mengalami pergerakan positif, akibat maraknya aliran dana masuk ke pasar saham dalam lebih dari tiga bulan terakhir.
  • PT Jasa Marga sedang menyeleksi 11 calon penjamin emisi obligasi Rp 1 triliun, mendahului rencana penawaran umum perdana (initial public offering/IPO) yang juga dijadwalkan tahun ini. Hasil penerbitan obligasi itu diperkirakan untuk kebutuhan pembiayaan kembali utang di bank agar mengurangi beban bunga. Beberapa penjamin emisi yang diundang Jasa Marga untuk mengikuti seleksi adalah PT Mandiri Sekuritas, PT Trimegah Sekuritas, PT Danareksa Sekuritas, PT BNI Securities, PT Bahana Securities, PT Andalan Artha Advisindo, PT Indopremier Securities, dan PT Citigroup.
  • Nilai tukar rupiah makin perkasa atas dolar AS hingga menyentuh level tertinggi dalam 23 bulan terakhir, sementara Yen Jepang menguat mencapai posisi tertinggi dalam enam bulan terakhir. Rupiah ditutup pada level Rp 8.769 atau menguat dibandingkan posisi akhir pekan lalu di Rp 8.805 per dolar AS.
Market Reviews:
  • Demonstrasi buruh berkaitan dengan peringatan ‘Hari Buruh se-Dunia’ pada Senin, 1 Mei 2006 tak berimbas negatif terhadap BEJ. Pelaku pasar tetap bertransaksi di BEJ. Maraknya aksi unjuk rasa buruh di depan Istana Negara menolak revisi UU No. 13/2003 tentang ketenagakerjaan tidak menyurutkan animo inevstor bertransaksi di bursa. Sejumlah saham unggulan diborong pemodal sehingga berhasil membukukan kenaikan kurs cukup signifikan. Tekanan beli investor telah menaikkan indeks BEJ cukup tinggi. IHSG menguat 12,049 poin atau 0,82% menjadi 1.476,455.
  • Pelaku pasar berupaya membeli kemabli beberapa saham unggulan yang kursnya relatif murah. Sentimen jual beli berlangsung di tengah suasana demonstrasi buruh ‘menggoyang’ ibukota Jakarta. Meski demikian, pemodal berkeyakinan bahwa aksi unjuk rasa buruh akan berlangsung damai dan aman. Kesiapan dan partisipasi pihak keamanan mengawal demonstrasi buruh telah membangkitkan motivasi investor bertransaksi di bursa. Itu bisa diamati dari pembelian pemodal terhadap beberapa blue chips yang berfundamental baik. Mayoritas saham pilihan mencatat kenaikan kurs cukup signifikan. Total volume saham yang berhasil diperjualbelikan mencapai 3,605 miliar unit senilai Rp 1,7 triliun.
  • Kalangan investor menilai, unjuk rasa buruh menolak revisi undang-undang ketenagakerjaan hanya berlangsung temporer. Karena itu, dampaknya terhadap aktivitas ekonomi kurang begitu signifikan. Apalagi demonstrasi tersebut berjalan tertib dan aman. Faktor ini pula yang menyulut investor tetap bermain di saham pilihan Bisnis. Dampaknya, indeks BI-40 naik 0,99% pada posisi 408,433. indeks LQ45 meningkat 1,05% di 328,525. mata uang rupiah ditutup menguat di level Rp 8.764 per dolar AS. Perdagangan saham Bisnis hari ini akan kembali diramaikan oleh perburuan terhadap blue chips. Pelaku pasar diperkirakan terus memborong saham unggulan yang berfundamental baik dan prospektif. Saham emiten BUMN yang akan membagikan dividen bakal diburu. Selain itu, investor pun berspekulasi di saham lapis kedua.