Friday, May 12, 2006

[Bisnis] 12 Mei 2006

News:
  • Federal Reserve menaikkan suku buunga utama AS menjadi 5%, sekaligus menyatakan kenaikan itu mungkin bukan yang terakhir setelah kebijakan tersebut diadopsi berturut-turut selama hampir dua tahun terakhir. Kendati begitu, the Fed menegaskan kenaikan bunga berikutnya akan sangat tergantung pada data ekonomi. Pernyataan tersebut juga mengisyaratkan kemungkinan bank sentral AS itu akan menghentikan siklus kenaikan.
  • Mata uang rupiah ditutup melemah tipis dari Rp 8.722 menjadi Rp 8.730 per dolar AS pada perdagangan kemarin, menyusul kenaikan tingkat suku bunga the Fed menjadi 5% dari posisi sebelumnya 4,75%.
  • PT Aneka Tambang (Antam) Tbk akan meningkatkan porsi sahamnya di Chemical Grade Alumina Tayan melalui program pembelian kembali (buyback).
  • PT Bursa Efek Jakarta menerima dokumen dari PT Bank Bukopin terkait rencananya untuk melakukan penawaran saham perdana (IPO). Bukopin berencana melepas 30% sahamnya ke pasar saham sebagai bagian dari upaya untuk menambah modal.
Market Reviews:
  • Sentimen jual beli investor terhadap saham unggulan masih berlanjut. Beberapa saham Bisnis yang berkinerja baik dan prospektif tetap diburu pemodal sehingga kursnya menguat signifikan. Dampak penurunan suku bunga BI Rate dan SBI kembali berimbas ke pasar saham. Laju pergerakan saham blue chips semakin tak terbendung. Apalagi kenaikan suku bunga Fed sesuai dengan ekspektasi pasar yakni sebesar 25 basis poin di posisi 5,0%. Selain itu, aksi korporasi yang dilakukan sejumlah emiten ikut menggairahkan bursa. IHSG terkerek 13,661 poin atau 0,89% di 1.553,061.
  • Kegiatan transaksi berlangsung marak dengan volume saham berpindahtangan mencapai 6,610 miliar saham senilai Rp 3,2 triliun. Investor asing masih agresif memburu saham unggulan sehingga terjadi net buying sebesar Rp 166 miliar. Perbedaan suku bunga BI Rate dan tingkat bunga Fed yang masih cukup besar yakni 7,5% membuat investor di pasar saham maupun rupiah tetap menarik. Pelaku pasar tak menyiakan kesempatan dimana mereka aktif memburu saham unggulan untuk jangka panjang. Asing tetap menganggap harga saham di Jakarta lebih atraktif dibanding bursa regional lainnya. Kecenderungan itu bisa diamati dari pembelian atas sejumlah saham kapitalisasi besar, seperti Semen Gresik, Bank Mandiri, Medco, dan lainnya. Harga saham pilihan yang mahal dan overbought ternyata tidak mengurungkan animo investor memburunya.
  • Sentimen positif pasar terus berhembus di lantai bursa. Saham-saham unggulan Bisnis tetap diakumulasi inevstor untuk investasi jangka panjang. Akibatnya, indeks BI-40 terdongkrak 0,90% pada 433,258. kondisi makro ekonomi yang stabil disertai terobosan proaktif Bank Indonesia memangkas BI Rate telah menaikkan indeks. Perlu diingat bahwa maraknya perburuan pemodal terhadap saham unggulan berhasil melonjakkan IHSG lebih dari 70 poin. Pemodal optimistis, otoritas moneter akan konsekuen menurunkan tingkat suku bunganya hingga level wajar. Keyakinan tersebut mendorong mereka bertransaksi di saham Bisnis sampai kemarin. Kinerja emiten BEJ bakal ‘bersinar’ tahun ini jika suku bunga BI Rate maupun SBI terus turun.