Thursday, May 11, 2006

[Bisnis] 11 Mei 2006

News:
  • PT Energi Mega Persada Tbk bakal menerbitkan surat utang senilai US$600 juta, setara Rp 5,25 triliun, bertenor tujuh tahun pada akhir bulan ini atau awal Juni yang hasilnya untuk membiayai kembali utangnya. Untuk melaksanakan emisi obligasi itu, Energi dikabarkan dibantu oleh tiga bank investasi asing yaitu Credit Suisse, Deutsche Bank, dan UBS Securities.
  • Bank Indonesia memastikan tidak akan menurunkan Giro Wajib Minimum (GWM) tahun ini. Bank sentral menilai likuiditas perbankan saat ini dinilai masih mencukupi. Di sisi lain, kalangan perbankan berharap BI mulai mempertimbangkan menurunkan GWM, agar bank mampu mengurangi biaya dana (cost of fund) dan menurunkan suku bunga kredit.
  • Pemegang saham PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk menyepakati untuk membagikan dividen tahun buku 2005 sebesar Rp 233,53 miliar atau 50% dari laba bersih Rp 467,1 miliar. Dalam rapat umum pemegang saham luar biasa yang digelar kemarin, BUMN tambang itu juga mendapat persetujuan untuk membentuk perusahaan patungan untuk pembangunan PLTU Banjarsari, Sumatera Selatan. Pada perusahaan patungan tersebut, perseroan akan menjadi pemegang 41% saham, PT Navigat Innovative Indonesia 39%, dan selebihnya dimiliki PT Pembangkit Jawa-Bali. Pembangunan PLTU Banjarsari itu akan menelan investasi US$241 juta, termasuk bunga US$17 juta yang dibayarkan selama masa pembangunan.
Market Reviews:
  • Minat beli investor asing terhadap saham unggulan Bisnis masih kuat. Momentum positif penurunan BI Rate menjadi 12,5% serta penguatan rupiah terus dimanfaatkan pemodal bertransaksi di saham Bisnis. Pemodal juga berspekulasi terhadap saham lapis kedua yang memiliki isu menarik. Ini merupakan apresiasi investor atas berbagai informasi positif yang berhembus di bursa. Pelaku pasar semakin agresif berinvestasi di pasar modal karena suku bunga BI Rate cenderung turun. Bagaimanapun, tingkat suku bunga yang rendah berpotensi menggairahkan pasar modal. Investor asing terus menambah portofolionya di BEJ karena menjanjikan return yang tinggi. Harga saham blue chips yang cenderung mahal bukan menjadi hambatan bagi investor untuk mengakumulasinya.
  • Optimisme pasar yang diikuti ekspektasi kuat telah berhasil mendongkrak indeks komposit ke level signifikan. Hampir setiap pekan, IHSG mencatat rekor baru di BEJ. Bahkan pada transaksi Rabu kemarin, indeks komposit masih menguat 6,777 poin atau 0,44% di posisi 1.539,401. Pemodal asing tampil sebagai penggerak bursa dengan membukukan net buying sebesar Rp 376 miliar. Mereka tak ingin menyiakan kesempatan menambah investasinya di bursa Jakarta. Selain prospektif, peluang asing meraih keuntungan di pasar saham masih terbuka. Faktor ini yang menyulut asing berburu saham unggulan kendati sebagian kursnya sudah relatif mahal. Perburuan asing tersebut diikuti sebagian investor institusi lokal, sehingga laju penguatan saham Bisnis tak terbendung. Indeks BI-40 naik 0,41% pada 429,360. Akumulasi jual beli ikut merambah ke saham pilihan lapis kedua dan tiga.
  • Sidang The Fed dalam rangka menetapkan tingkat suku bunga AS tak menghalangi investor masuk bursa. Pasalnya, pertemuan Bank Sentral AS itu telah diantisipasi pemodal beberapa waktu lalu. Sebaliknya, momentum kenaikan suku bunga Fed justru disikapi pemodal dengan menambah portofolionya di BEJ.