Tuesday, May 09, 2006

[Bisnis] 9 Mei 2006

News:
  • Departemen Keuangan kembali menawarkan penukaran sembilan obligasi negara yang akan jatuh tempo antara Februari 2007 – Juli 2009 dengan surat utang negara (SUN) FR0036. keterangan pers Departemen Keuangan menyebutkan lelang pembelian kembali sembilan seri SUN dengan cara penukaran (debt switching) itu direncanakan pada hari ini. Sembilan obligasi negara yang akan ditawarkan untuk dipertukarkan pada lelang itu terdiri dari tiga SUN berbunga tetap dan enam SUN berbunga mengambang mengikuti harga pasar. Tiga seri Sun berbunga tetap itu adalah FR0029 dengan masa jatuh tempo 15 April 2005, tingkat kupon 9,5%, FR0005 masa jatuh tempo 15 Juli 2007 tingkat bunga 12,25%, dan FR0002 dengan masa jatuh tempo 15 Juni 2009 dan tingkat kupon 14%. Sementara enam obligasi negara berbunga mengambang itu terdiri dari VR0011 masa jatuh tempo 25 Februari 2007 dan tingkat bunga 12,92%, VR0012 jatuh tempo 25 September 2007 dengan tingkat kupon 12,73%, VR0013 jatuh tempo 25 Januari 2008 dan tingkat kupon 12,64%. Selanjutnya, VR0014 jatuh tempo pada 25 Agustus 2008 tingkat kupon 12,92%, VR0015 jatuh tempo 25 Desember 2008 dan tingkat kupon 12,73%, dan VR0016 jatuh tempo 25 Juli 2009 dan tingkat kupon 12,64%.
  • Bank Indonesia optimistis penurunan suku bunga tidak akan menimbulkan pembalikan modal dari dana investasi jangka pendek yang saat ini banyak masuk ke Indonesia. Bank sentral sangat berhati-hati dalam mengambil kebijakan untuk menurunkan BI Rate dengan mempertimbangkan kondisi internal maupun eksternal seperti harga minyak, suku bunga The Fed, laju inflasi dan penguatan nilai tukar rupiah.
  • Asosiasi Pengelola Dana Pensiun Indonesia (ADPI) akan meluncurkan pedoman tata kelola dana pensiun yang baik (good pension fund governance) untuk meningkatkan kinerjanya. Pedoman tata kelola dana pensiun itu rencananya akan diterbitkan bulan ini, setelah selesai melakukan koordinasi dengan Depkeu.
  • Harga minyak kembali baik pada awal pekan ini di New York setelah Iran menolak panggilan PBB untuk mengadakan pembicaraan dengan Amerika Serikat dalam upaya penyelesaian perselisihan yang memanaskan hubungan kedua negara. Harga minyak untuk pengiriman Juni naik US$0,37 atau 0,5% menjadi US$70,56 per barel di transaksi elektronik New York Mercantile Exchange. Harga minyak sempat mencapai US$70,41 per barel di Singapura, 35% lebih tinggi jika dibandingkan harga tahun lalu. Sedangkan kontrak pembelian minyak naik sekitar US$0,25 atau 0,4% menjadi US$70,19 per barel 5 Mei lalu. Harga minyak pekan lalu juga sempat turun 6,3% setelah Departemen Energi Amerika Serikat melaporkan adanya peningkatan persediaan bensin untuk pertama kalinya dalam sembilan pekan. Harga minyak mentah telah naik sekitar 15% akibat perselisihan Iran dengan PBB, serta adanya serangan kaum militan Nigeria yang memotong produksi minyak negara tersebut. Harga minyak berjangka sempat mencapai rekor US$75,35 pada 21 dan 24 April yang merupakan nilai tertinggi sejak 1993.
  • Bank Mandiri hanya akan merestrukturisasi kredit PT Suba Indah jika perusahaan tersebut bersedia membayar Rp 300 miliar dari total utang Rp 500 miliar yang telah jatuh tempo pada 2004.
  • PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menerbitkan obligasi sebesar Rp 2 triliun yang terbagi untuk konvensional sebesar Rp 1,8 triliun dan obligasi syariah sebesar Rp 200 miliar. Direktur PT Trimegah Securities Tbk Desimon menuturkan obligasi konvensional akan ditawarkan untuk tenor 10 dan 15 tahun. Sedangkan obligasi syariah yang ditawarkan untuk tenor 10 tahun. PLN menunjuk tiga penjamin emisi yaitu PT Danareksa Sekuritas, PT Trimegah Securities Tbk, dan PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas Indonesia (AAA). Saat ini, PLN memerlukan sumber pendanaan di luar APBN untuk membangun pembangkit listrik dengan total kapasitas 8.000 megawatt dalam waktu dua sampai tiga tahun ini. PLN juga berencana menerbitkan obligasi syariah (sukuk) US$2 miliar – US$2,5 miliar (setara dengan Rp 22,25 triliun) pada semester I tahun ini untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik 2.000 MW dengan bahan bakar batu bara.
  • Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta (BEJ) menembus rekor terbaru lagi pada penutupan perdagangan kemarin ke level 1.507,926, akibat Moody’s Investors Services yang akan mendongkrak peringkat utang Indonesia. Indeks kemarin ditutup naik 24,87 poin atau 1,7% ke posisi 1.507,926 dengan total nilai transaksi Rp 2,64 triliun, volume transaksi 2,57 miliar lembar saham, dan volume 29.650 kali. Nilai transaksi saham di pasar reguler kemarin mencapai Rp 2,27 triliun dengan transaksi beli bersih pemodal asing Rp 4,71 miliar. Peningkatan peringkat terjadi berkat adanya perbaikan kondisi keuangan pemerintah. Bila hal itu terjadi, maka akan menjadi peningkatan peringkat pertama bagi Indonesia, sejak 2003. Peringkat kredit negara yang lebih tinggi memungkinkan perusahaan Indonesia meminjam dengan tingkat bunga yang lebih rendah.
Market Reviews:
  • Kalangan investor semakin agresih memburu saham pilihan Bisnis di bursa. Perburuan pemodal dipicu optimisme pertumbuhan ekonomi serja kinerja emiten. Selain itu, ekspektasi penurunan suku bunga BI Rate turut membangkitkan animo investor bertransaksi di BEJ. Begitu juga stabilitas kurs rupiah dan inflasi telah berimbas positif terhadap pasar saham awal minggu ini. Hampir sebagian besar saham blue chips berhasil mengkontribusikan keuntungan signifikan kepada pemodalnya. Rencana Bank Sentral AS menaikkan suku bunganya justru disikapi pemodal memborong saham blue chips. Dampaknya, indeks BI-40 terdongkrak 1,85% pada 418,959. Berbagai sentimen positif yang berhembus di lantai bursa terus direspon pemodal memborong saham blue chips. Pemodal asing tetap antusias mengakumulasi saham pilihan meski mayoritas kursnya sudah mahal.
  • Asing berhasil mencatat net buying sebesar Rp 4 miliar dan rupiah stabil di level Rp 8.870 per dolar AS. Masuknya dana asing ke pasar modal telah menggairahkan bursa. Harus diakui bahwa harga saham blue chips yang overbought tidak menghalangi asing masuk bursa. Pasalnya, potensi gain saham Bisnis masih cukup besar. Seperti diketahui, kepercayaan investor terhadap pasar modal Indonesia masih tinggi. Hal itu bisa diamati dari perburuan pemodal atas saham blue chips pada transaksi kemarin. Lonjakan kurs saham BUMN dan beberapa big share lainnya ikut melambungkan indeks BEJ 24,865 poin atau 1,68% menjadi 1.507,926. Perdagangan berlangsung marak dengan volume saham berpindahtangan mencapai 5,178 miliar unit senilai Rp 2,6 triliun.
  • Posisi IHSG saat ini adalah tertinggi sepanjang sejarah bursa Jakarta. Penguatan blu chips menyulut indeks BEJ menembus level psikologis 1.507. Harus diakui, lonjakan kurs saham unggulan telah mematahkan prediksi pada analis tentang harga saham di BEJ yang sudah mahal. Minat jual beli investor justru semakin tinggi menjelang kenaikan suku bunga AS minggu ini. Kecenderungan pasar tersebut mengindikasikan pemodal tidak takut terhadap harga saham yang mahal serta overbought. Apresiasi rupiah hingga level Rp 8.735 per dolar AS langsung disikapi pemodal memburu saham Bisnis yang diuntungkan.