Saturday, June 10, 2006

[Bisnis] 10 Juni 2006

News :
  • Bank Indonesia masih menunggu keputusan akhir dari pemerintah sebelum mengeksekusi pembayaran utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF). Deputi Gubernur BI Hartadi A. Sarwono memastikan tidak ada masalah dengan urusan administrasi percepatan pembayaran utang kepada IMF, meski jadwal pelaksanaannya belum ditentukan.
  • Departemen ESDM menetapkan Agincourt Resources Limited dari Australia dan PT Aneka Tambang Tbk (Antam) – bersama konsorsiumnya yaitu perusahaan Afsel dan Malaysia – ikut lelang selanjutnya untuk menjadi pemegang hak eksplorasi tambang emas Martabe milik PT Newmont Horas Nauli (NHN).
  • Sejumlah mata uang Asia selama pekan ini mengalami pelemahan seiring dengan aksi penjualan investor asing terhadap beberapa saham lokal yang dipicu oleh spekulasi kenaikan suku bunga oleh Federal Reserve. Peso Filipina dua hari yang lalu mencapai level paling rendah selama tahun ini, sedangkan nilai rupiah mencapai level paling rendah sejak Januari. Baht Thailand pada pertengahan pekan ini juga menyentuh level paling rendah selaam dua pekan terakhir seiring dengan pernyataan deputi gubernur bank sentral setempat tentang perlambatan pertumbuhan ekspor.
  • Pemerintah tidak keberatan jika Cemex Asia Holdings Ltd akhirnya menjual 24,9% sahamnya di PT Semen Gresik Tbk kepada Rajawali Corporation, asalkan dapat memenuhi tiga keinginan pemerintah.
  • PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk akan membagikan hampir seluruh laba bersih tahun lalu sebagai dividen tunai sebesar Rp 540 per saham atau total Rp 2,37 triliun. Pembagian dividen tersebut meliputi dividen interim sebesar Rp 340 per saham yang telah dibayarkan pada 27 Oktober 2005. sisanya sebesar Rp 200 per saham akan dibagikan pada pemegang saham pada 19 Juli 2006.
  • PT Matahari Putra Prima Tbk memutuskan menunda penjualan obligasi dengan nilai USD$200 juta karena kondisi pasar yang tidak menguntungkan. UBS, bank terbesar di Eropa dan Credit Suisse Group, bank terbesar kedua di Swiss, telah ditunjuk Matahari untuk mengatur penjualan surat utang itu.
Market Reviews:
  • Rebound yang melanda saham unggulan Bisnis berhasil menggairahkan BEJ. Pelaku pasar agresif memborong saham blue chips untuk memperbaiki harga agar tetap atraktif hingga pekan depan. Perburuan pemodal atas saham unggulan seiring dengan membaiknya pasar global maupun regional. Bahkan kurs rupiah yang cenderung menguat atas dolar AS ikut menyulut pembelian saham Bisnis di bursa. Saat ini adalah momentum yang tepat membeli kembali saham blue chips karena sebagian kursnya sudah relatif murah. Peluang investor mendapatkan keuntungan cukup terbuka.
  • Faktor akhir pekan telah dimanfaatkan pemodal untuk mengakumulasi saham pilihan penggerak bursa. Sentimen beli investor selain bertujuan memperbaiki harga saham, juga dimaksudkan untuk mempertahankan gairah perdagangan di BEJ. Bagaimanapun, prospek investasi di pasar saham masih cukup cerah setidaknya hingga akhir tahun ini. Antusiasme pemodal mengakumulasi saham Bisnis berhasil mendongkrak indeks BEJ 33,427 poin atau 2,69% menjadi 1.274,753. Kegiatan transaksi berlangsung marak dengan volume saham berpindahtangan 3,491 miliar unit senilai Rp 1,7 triliun.
  • Saham kapitalisasi besar, seperti Telkom, Bank BRI, Bank Mandiri, serta PGAS tampil sebagai motor utama BEJ dengan kenaikan kurs yang cukup tinggi. Pemodal aktif memborong kelompok saham tersebut untuk investasi jangka panjang. Bagaimanapun, koreksi yang berlangsung selama dua pekan terakhir membuat harga saham Bisnis lebih murah. Disisi lain, aspek fundamental emiten yang solid serta prospek usahanya yang cerah mampu membangkitkan animo investor membeli kembali di BEJ. Di mata pelaku pasar, potensi keuntungan di saham Bisnis cukup tinggi terutama dalam jangka panjang.
  • Sampai penutupan transaksi Jum’at kemarin, indeks BI-40 terkerek 2,85% pada posisi 350,096. situasi global dan regional kembali stabil langsung berimbas ke BEJ. Pemodal melakukan pembelian kembali secara teknikal atas saham blue chips yang bisa mendatangkan keuntungan.