Friday, October 14, 2005

[Bisnis] 14 Oktober 2005

  • PT Bahana Securities dan Deutsche Bank berpeluang lebih besar menjadi penjamin emisi dalam divestasi 7,4% saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) yang ditargetkan mendapat Rp 1,5 triliun.
  • PT Mandom Indonesia Tbk akan melakukan penawaran saham terbatas (rights issue) dengan nilai diperkirakan lebih dari Rp 80 miliar untuk membangun pabrik baru di kawasan Cibitung, Bekasi, Jawa Barat.
  • Melemahnya pasar saham di kawasan regional telah memangkas bursa Jakarta ke tingkat signifikan. Pelaku pasar antusias membuang saham blue chips guna menghindari kerugian lebih besar. Pelepasan saham unggulan dipicu kekhawatiran meningkatnya kembali suku bunga AS dalam waktu dekat. Gubernur AS, Alan Greenspan mengisyaratkan akan menaikkan suku bunga jangka pendeknya guna membendung inflasi di negara tersebut. Isyarat ketua The Fed tersebut langsung diantisipasi para pemodal dunia, termasuk Jakarta mendiskon saham unggulan di lantai bursa.
  • Dampaknya, indeks BEJ terpangkas 12,445 poin atau 1,13% menjadi 1.090,535. Disamping sentimen negatif global dan regional, merosotnya saham blue chips di bursa Jakarta juga akibat minimnya insentif penggerak pasar. Bahkan fluktuasi rupiah yang masih tinggi dan cenderung melemah di level Rp 10.145 per dolar AS ikut mendorong tekanan jual di BEJ. Sebagian pemodal coba berspekulasi di pasar uang dengan memborong dolar AS. Mereka memanfaatkan besarnya permintaan dolar oleh Pertamina untuk mencari gain di pasar valas. Langkah itu wajar karena BEJ saat ini minim insentif.
  • Di bagian lain, lambannya para emiten melaporkan kinerja keuangan kuartal III/2005 turut menjatuhkan saham unggulan di bursa. Kalangan investor tak ingin mengambil risiko sehingga mereka segera profit taking. Tindakan ambil untung itu bisa dimaklumi karena kenaikan suku bunga AS akan mengganjal investasi di pasar modal.
  • Bagaimanapun, naiknya suku bunga The Fed sekitar 25 basis poin atau bahkan sampai 50 basis poin bakal menyulut lonjakan suku bunga di dalam negeri. Bank Indonesia diperkirakan kembali menaikkan suku bunga SBI mengikuti tren suku bunga global nanti. Mayoritas saham blue chips dibuang investor sehingga menyeret anjloknya indeks BI-40 sebesar 1,35% pada posisi 286,979.
  • PT Perusahaan Pengelola Aset mengisyaratkan pelepasan 5,53% saham PT Bank Internasional Indonesia Tbk dilakukan tahun depan mengingat kondisi pasar yang tidak konduksif. PT PPA menargetkan pelepasan saham BII berada di atas level Rp 185 per lembar saham.
  • Bank Indonesia menerbitkan peraturan baru No. 7/38/PBI/2005 untuk mengubah peraturan No. 6/9/PBI/2004 tentang tindak lanjut pengawasan dan penetapan status bank.
  • PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) akan memeriksa transaksi saham PT Excelcomindo Pratama Tbk untuk melihat kewajaran kenaikan harga hingga mencapai level tertinggi Rp 4.625 akibat minimnya jumlah saham beredar.