Monday, October 03, 2005

[Bisnis] 3 Oktober 2005

  • Perdagangan saham unggulan Bisnis bulan lalu berlangsung cukup marak. Pemodal BEJ berhasil meraih keuntungan signifikan. Hal itu tercermin dari naiknya indeks BEJ 29,18 poin atau 2,77% menjadi 1.079,275 dibanding periode Agustus di 1.050,090. Gonjang-gonjing harga minyak dunia, badai Katrina dan Rita di AS, naiknya suku bunga Fed, serta unjuk rasa kenaikan BBM di dalam negeri tampak membayangi transaksi saham di BEJ September lalu. Berbagai sentimen negatif di atas sempat menjatuhkan indeks ke level cukup dalam sebelum terjadi rebound di akhir bulan.
  • Keberhasilan pemerintah, terutama pihak keamanan mengelola aksi unjuk rasa mahasiswa dan elemen masyarakat mampu menumbuhkan kepercayaa pelaku pasar berburu saham blue chips bulan lalu. Memang, pasar sempat dihantui panik jual akibat naiknya kembali harga minyak dunia ke level US$67 per barel serta badai Katrina di AS. Meski demikian, meredanya kembali fluktuasi harga minyak dunia dan keberhasilan pemerintah AS mengatasi terjangan badai Katrina dan Rita mendorong invstor masuk bursa.
  • Ledakan bom di Bali akhir pekan lalu diperkirakan direspon negatif oleh pasar kendati dampak penurunan terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Jakarta hari ini tidak terlalu signifikan. Indeks diperkirakan tidak akan menurun terlalu tajam karena sebagian investor akan memanfaatkan peluang itu untuk melakukan aksi pembelian.
  • Rupiah dipastikan makin tertekan pekan ini setelah dikejutkan oleh kenaikan BBM yang lebih tinggi dari perkiraan, kini diperberat dengan ledakan bom di beberapa tempat di Bali. Jelas kejadian yang terakhir itu bisa menghapus sejumlah senitimen positif atas rupiah yang sudah terlihat sepanjang pekan lalu. Diantaranya penjualan saham pemerintah di BCA dan rencana penerbitan obligasi pemerintah di luar negeri senilai US$1 miliar. Situasi kondusif rupiah itu terlihat dalam pergerakan sepanjang pekan lalu, rupiah sempat menguat sampai level 10.200.
(Sumber: Bisnis Indonesia)