Tuesday, August 09, 2005

Tanggal 9 Agustus 2005

  • Tekanan jual investor terhadap saham unggulan masih berlanjut. Lonjakan harga minyak dunia mencapai level tertinggi baru di US$62,69 per barel kembali menyulut aksi ambil untung di BEJ. Pemodal juga mengantisipasi kemungkinan naiknya suku bunga Fed dengan mengamankan portofolionya. Sementara dari dalam negeri, keputusan pemerintah menaikkan harga BBM untuk industri terus menyulut tekanan jual terhadap saham blue chips. Begitu juga, rencana Perusahaan Listrik Negara atau PLN menaikkan tarif listri industri turut menjatuhkan saham pilihan Bisnis di bursa.

  • Seperti diketahui, fluktuasi harga minyak mentah yang makin tajam dikhawatirkan bakal memangkas pendapatan emiten BEJ tahun ini. Di samping berbagai faktor internal maupun eksternal di atas, koreksi indeks juga tidak lepas dari masalah teknikal. Pasalnya lonjakan harga saham Bisnis maupun IHSG belakangan ini sudah terlampau tinggi atau pernah mencapai level 1.196-an. Sementara pada perdagangan hari pertama pekan ini, indeks BEJ terpangkas 15,504 poin atau 1,32% menjadi 1.158,586.
  • Kemerosotan indeks tersebut dipicu anjloknya saham blue chips penggerak pasar. Indeks BI-40 terkoreksi 1,58% di 304,146. Demikian halnya indeks LQ45 terpuruk 1,55% pada 254,241. Kegiatan transaksi didominasi tekanan jual. Total volume saham Bisnis yang berhasil diperjualbelikan sebanyak 236 juta unit senilai Rp 741 miliar. Sentimen jual dimotori investor asing yang mencatat net sellingRp 192 miliar.
  • PT Bank Tabungan Negara (BTN) akan mengeluarkan obligasi syariah sebesar Rp 100 miliar pada triwulan IV tahun ini sebagai salah satu opsi pembiayaan.