Friday, August 05, 2005

Tanggal 5 Agustus 2005

  • Koreksi teknikal di BEJ telah menghambat pergerakan saham Bisnis ke tingkat lebih tinggi. Pelaku pasar cenderung melepas saham kapitalisasi besar untuk merealisasikan keuntungan temporer. Kondisi overbought yang melanda mayoritas saham blue chips menyulut investor ambil untung di bursa. Pelepasan saham unggulan juga dipicu melemahnya mayoritas bursa regional kemarin. Pemodal berupaya menghindari risiko dengan mendiskon saham Bisnis yang bisa mendatangakn keuntungan. Karena secara teknikal, kenaikan kurs saham blue chips sudah cukup tinggi.
  • Seperti diketahui, tekanan jual terhadap saham unggulan sempat menjatuhkan indeks di bawah level 1.179-an sebelum terjadi pembelian kembali menjelang penutupan perdagangan. Aksi ambil untung pemodal tadi wajar karena beberapa saham blue chips sudah memasuki area jenuh beli atau overbought. Di sisi lain, berkurangnya aksi korporasi emiten di BEJ serta melambungnya harga minyak dunia ke level US$62 per barel ikut menjatuhkan saham Bisnis.
  • Indeks BI-40 melemah 0,78% pada 312,562. Total volume saham Bisnis yang dipindahtangankan adalah 373 juta unit senilai Rp 731 miliar. Beberapa saham kapitalisasi besar dibuang investor sehingga pergerakan indeks terhambat. Saham Semen Gresik, Astra International, Medco, Unilever, Telkom, serta Bank BRI adalah pemicu utama anjloknya saham unggulan Bisnis kemarin. Pelaku pasar tidak menyiakan kesempatan dimana mereka agresif melepas kelompok saham di atas untuk mendapatkan keuntungan jangka pendek. Selain itu, hampir sebagian besar emiten sudah mempublikasikan keuangan semester I 2005 sehingga pasar kekurangan insentif.
  • Sementara itu, profit taking yang melanda saham blue chips di bursa regional turut menekan saham pilihan Bisnis di BEJ. Kalangan investor cenderung mengambil posisi aman dengan membuang saham unggulan yang berpotensi mendatangkan keuntungan. Sikap pemodal itu bisa dimaklumi karena lonjakan saham Bisnis yang terlampau tinggi sangat rawan profit taking.
  • Indeks Harga Saham Gabungan Bursa Efek Jakarta menurun 6,88 poin atau 0,6% menjadi 1.183,533 menyusul diumumkannya rencana kenaikan pajak pengguna listrik bulan depan. Beberapa emiten yang harga sahamnya menurun a.l. PT Unilever Indonesia dan PT Telkom. Selain Telkom dan Unilever, emiten yang mengalami penurunan harga saham adalah PT Indofood Sukses Makmur dan PT Astra International. Saham Astra disebabkan karena pernyataan UBS AG yang akan memotong perkiraan pendapatan perseroan, ketatnya persaingan, serta rencana pemerintah untuk menaikkan tarif pajak mobil sebesar 10%.
  • Setelah dana kelolaan reksa dananya anjlok hingga Rp 1,7 triliun per 2 Agustus 2005 dari sekitar Rp 22,83 triliun pada lima bulan lalu, PT Mandiri Manajemen Investasi akan segera melakukan upaya pemulihan dengan meluncurkan reksa dana terstruktur dalam waktu dekat. Reksa dana terstruktur dalam bentuk reksa dana dengan penjaminan diperkirakan akan menjadi pilihan favorit para investor karena adanya jaminan penerimaan dana jatuh tempo minimal sama dengan dana yang diinvestasikan.
(Sumber: Bisnis Indonesia)