Wednesday, August 03, 2005

Tanggal 3 Agustus 2005

  • Pemerintah bakal mendapatkan dana segar Rp 2,67 triliun – Rp 2,73 triliun dari penjualan 10,5% atau 515.226.810 saham PT Bank Danamon Tbk di harga Rp 5.200 – Rp 5.300 per saham mulai hari ini.
  • Aksi beli teknikal mampu mendongkrak seham unggulan Bisnis ke level signifikan. Sentimen beli terutama melanda saham kapitalisasi besar penggerak bursa, seperti Telkom, Medco, Perusahaan Gas Negara, Bank BCA dan Unilever. Keberhasilan para emiten mendongkrak kinerjanya pada semester pertama 2005 menyulut investor memborong sahamnya di bursa. Selain itu, menguatnya mayoritas bursa regional ikut melonjakkan saham blue chips. Bahkan menguatnya kurs rupiah pada posisi Rp 9.750 per dolar AS turut menaikkan saham pilihan Bisnis ke tingkat level lebih tinggi.
  • Pelaku pasar aktif memborong saham Telkom sehingga kursnya melonjak Rp 200 pada posisi Rp 5.700 per unit. Perburuan pemodal atas saham BUMN telekomunikasi terbesar itu dipicu keberhasilan perseroan meraih laba signifikan tahun ini. Pada Semester I/2005, Telkom mencetak labar bersih Rp 3,70 triliun atau melonjak 47,57% dibanding periode sama tahun 2004 sebesar Rp 2,5 triliun. Pendapatan usaha emiten terdongkrak dari Rp 16,14 triliun menjadi Rp 19,35 triliun paruh pertama 2005. Pemodal optimistis, kinerja BUMN telekomunikasi tersebut tetap tumbuh signifikan hingga akhir tahun nanti.
  • Lonjakan kurs Telkom yang diikuti Perusahaan Gas Negara, Bank BCA, Medco, serta Bank Niaga mendorong penguatan indeks BI-40 sebesar 0,93% pada 314,401. Total volume saham Bisnis yang diperjualbelikan 222 juta unit senilai Rp 525 miliar. Momentum publikasi keuangan emiten pertengahan tahun ini menyulut investor membeli kembali saham blue chips di BEJ. Beberapa saham kapitalisasi besar yang sebelumnya terkoreksi aktif dibeli kembali investor untuk memperbaiki harga. Kenaikan blue chips mampu melonjakkan IHSG di level 1.189,327, rekor tertinggi baru sepanjang sejarah BEJ.