Tuesday, August 02, 2005

Tanggal 2 Agustus 2005

  • Inflasi bulan Juli mencapai 0,78% (mtm) atau 5,09% berdasarkan Januari – Juli atau 7,84% (yoy).
  • Pemerintah membutuhkan dana sekitar Rp 10,94 triliun untuk dapat menguasai PT Indosat untuk dapat menjadi pemegang saham pengendali. Posisi sekarang yang hanya 15% harus berubah menjadi 51%. Berarti harus menambah 36% yang dibeli dari publik atau setara dengan 1,9 miliar unit saham dari total 5,285 miliar unit saham. Bila yang dijadikan patokan adalah harga saham Indosat pada penutupan perdagangan akhir 2004 yaitu Rp 5.750 per unit saham maka total dana yang harus disediakan pemerintah adalah sekitar Rp 10,94 triliun.
  • Aksi profit taking kembali membayangi perdagangan saham di BEJ minggu ini. Pelaku pasar terus merealisasikan keuntungan jangka pendek di berbagai saham kapitalisasi besar yang kursnya mahal. Selain faktor teknikal, sentimen jual pemodal juga dipicu melonjaknya kembali harga minyak dunia ke level US$61 per barel. Kalangan investor mulai hati-hati dan selektif bertransaksi di saham blue chips. Kecenderungan ini wajar karena mayoritas saham Bisnis telah memasuki masa jenuh beli atau overbought. Bahkan berkurangnya isu positif ikut melemahkan saham pilihan Bisnis.
  • Sampai penutupan transaksi Senin, indeks BEJ terkoreksi 4,078 poin atau 0,34% menjadi 1.178,223. Kendati dibayangi tekanan jual, aktivitas perdagangan berlangsung marak dengan volume saham berpindahtangan 3,195 miliar unit senilai Rp 1,3 triliun. Pemodal aktif melepas sejumlah saham pilihan yang kursnya sudah melonjak tajam sepanjang bulan lalu.
  • Profit taking sengaja dilakukan pemodal guna meminimalikan risiko di bursa. Juga sebagai antisipasi terhadap kemungkinan naiknya kembali suku bunga Fed minggu ini. Kenaika suku bunga AS berpotensi mendongkrak suku bunga dalam negeri. Harus diakui, aksi ambil untung yang melanda saham unggulan minggu ini sangat wajar. Pasalnya, harga saham di BEJ saat ini sudah mahal dan cenderung overbought. Hal ini membuat laju pergerakan indeks ke tingkat lebih tinggi mulai terbatas. Investor hanya bermain selektif di saham pilihan dan lapis kedua yang masih murah dan memiliki isu inividual menarik. Perilaku pemodal bisa dimaklumi karena risiko investasi di BEJ cenderung meningkat sejalan dengan lonjakan harga saham yang tajam pekan lalu. Apalagi harga minyak dunia cenderung melambung dimana akan menekan pasar saham.
  • Sentimen yang dimotori saham Medco, Telkom dan lainnya langsung melemahkan indeks BI-40 sebesar 0,09% pada 311,489. Begitu juga indeks LQ45 turun 0,36% di 259,916. Derasnya tekanan jual di berbagai saham kapitalisasi besar menyeret IHSG di level 1.178-an. Rekor indeks di atas titik psikologis 1.180 ternyata tidak bertahan lama. Namun begitu, aksi jual tadi diperkirakan hanya temporer. Pelaku pasar akan membeli kembali saham blue chips setelah kursnya murah dan kompetitif. Yang penting gejolak harga minyak tak berlarut dan suku bunga Fed hanya naik 25 basis poin.