Thursday, March 03, 2005

Tanggal 12 Januari 2005

  • Pemerintah akan mengganti proses perizinan investasi menjadi bentuk registrasi untuk mempermudah masuknya modal asing menyusul masukan dari negara kreditor yang tergabung dalam Consultative Group for Indonesia.
  • Pemerintah Prancis siap memberikan moratorium utang pemerintah Indonesia senilai 130 juta euro tahun ini. Dan untuk tahun-tahun mendatang akan ada pembicaraan di tingkat multilateral maupun bilateral.
  • PT Kasnic Credit Rating Indonesia menurunkan peringkat obligasi I tahun 2002 PT Barito Pacific Timber Tbk menjadi D (default) dari CCC karena kegagalan perseroan membayar kupon bunga obligasi yang jatuh tempo pada 10 Januari 2005.
  • Laba bersih 2004 PT Semen Gresik Tbk diperkirakan meningkat 31,98% menjadi sekitar Rp 500 miliar dari laba bersih tahun 2003 sebesar Rp 378,84 miliar. Direktur Keuangan Semen Gresik Cholil Hasan mengatakan kenaikan laba bersih itu didukung oleh pertumbuhan pasar semen nasional. Penadapatan Semen Gresik tahun 2004 kemungkinan sekitar Rp 4,9 triliun.

  • Tekanan jual pemodal terhadap saham unggulan masih berlanjut meski mulai berkurang. Sejumlah saham kapitalisasi besar yang kursnya mahal kembali dibuang investor guna mendapatkan keuntungan temporer. Aksi jual ini dilakukan pemodal sambil mengantisipasi hasil pertemuan Paris Club. Apakah pemerintah Indonesia akan mendapatkan penghapusan utang atau hanya penundaan pembayaran utang.
  • Disisi lain, berkurangnya insentif penggerak pasar ikut menjatuhkan saham Bisnis. Investor cenderung mengambil posisi jual ketimbang membeli saham blue chips. Meski demikian, koreksi indeks yang berlangsung dua hari belakangan ini tidak lepas dari faktor teknikal. Pasalnya, lonjakan harga saham unggulan yang tinggi sejak akhir tahun lalu mengakibatkan mayoritas saham menjadi overbought. Kecenderungan ini menyulut investor membuang saham Bisnis untuk mengamankan investasinya di BEJ. Pelaku pasar melepas saham besar dan mengalihkan transaksinya ke saham lapis kedua.
  • Alternatif ini ditempuh investor guna mempertahankan keuntungan di bursa Jakarta. Bagaimanapun, potensi penguatan saham blue chips ke depan diperkirakan berkurang. Sementara sampai penutupan transaksi Selasa, indeks BEJ kembali terkoreksi 3,805 poin atau 0,37% menjadi 1.011,673. Kalangan ini mulai selektif mengambil posisi di BEJ.
  • Sikap pemodal ini dipicu mahalnya harga saham blue chips serta berkurangnya isu individual di lantai bursa. Bahkan pemain asing cenderung mendiskon saham blue chips dan mengalihkan investasinya ke sejumlah bursa Asia yang masih menarik. Net selling asing di BEJ kemarin mencapai Rp 236 miliar. Beberapa saham BUMN, sektor rokok, serta saham semen menjadi pemicu utama melemahnya kembali indeks komposit.
  • Sentimen jual beli yang kurang berimbang ikut menjatuhkan indeks BI-40 sebesar 0,83% di posisi 259,653. Total volume saham Bisnis yang dipindahtangankan sebanyak 435 juta unit senilai Rp 980 miliar. Perdagangan saham Bisnis hari ini akan mengalami rebound. Pemodal diperkirakan akan membeli kembali saham blue chips yang kursnya sudah relatif murah. Di samping itu, mereka juga berspekulasi temporer di saham lapis kedua yang prospektif. Pelaku pasar masih menanti hasil pertemuan Paris Club dan insentif positif lain di BEJ.
  • PT Apexindo Pratama Duta Tbk berencana menerbitkan obligasi syariah ijarah sekitar Rp 150 miliar dari total surat utang Rp 750 miliar yang akan diterbitkan perusahaan itu. Perseroan telah menunjuk tiga lembaga penunjang sebagai penjamin emisi, yaitu Stanchart Securities, PT Mandiri Sekuritas, dan PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas. Dana hasil emisi obligasi akan dimanfaatkan untuk membiayai kembali kewajiban (refinancing) dan modal kerja. Sementara komposisi penggunaannya masih belum ditetapkan.
  • Industri dana pensiun tercatat sebagai pemegang obligasi PT Bahtera Adimina Samudra Tbk terbesar yaitu 52% atau Rp 52 miliar dari Rp 100 miliar total nilai obligasi yang diterbitkan emiten tersebut. Data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) tersebut juga memperlihatkan dana pensiun yang menjadi pemegang obligasi Bahtera Adimina paling besar adalah Dana Pensiun Perumpel dan Perumpeng yaitu sebesar Rp 10,5 miliar.
(Sumber: Bisnis Indonesia)