Thursday, August 11, 2005

Tanggal 11 Agustus 2005

  • Ada kado tak sedap di HUT ke-28 diaktifkannya kembali pasar modal. PT Komatsu Indonesia Tbk menyatakan akan menghapus pencatatan sahamnya di bursa secara sukarela (voluntary delisting). Perusahaan alat berat itu menawarkan pembelian kembali sahamnya yang dimiliki oleh publik pada harga Rp 8.500 per lembar lewat mekanisme penawaran tender (tender offer). Saham Komatsu kemarin ditutup pada harga Rp 5.250, naik tipis dari Rp 5.200 pada penutupan perdagangan sebelumnya. Sedangkan harga nominal saham Komatsu sebesar Rp 500 per lembar. Dalam suratnya kepada PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) kemarin, Presdir Komatsu Budiardjo Sosrosukarto menyebutkan usulan menjadi perusahaan tertutup (go private) itu sejalan dengan kebijakan global yang diambil oleh induk perusahaannya, yaitu Komatsu Ltd. Dalam surat itu, Komatsu juga meminta BEJ menghentikan perdagangan sementara (suspensi) saham Komatsu mulai hari ini. Penawaran tender akan dilakukan pada 20 Oktober – 28 November 2005, sehingga permohonan delisting bakal dapat diajukan pada 12 Desember 2005. Komatsu Indonesia berdiri pada 13 Desember 1982 dan mencatatkan sahamnya di bursa pada 31 Oktober 1995.
  • Bank Indonesia akhirnya melakukan perubahan atas suku bunga BI Rate dari semula 8,5% menjadi 8,75% padahal instrumen moneter ini semula ditargetkan bertahan selama tiga bulan sejak diterapkan pertama kali pada tanggal 5 Juli 2005. Dampaknya, bank akan semakin mengendurkan ekspansi kreditnya karena suku bunga Sertifikat Bank Indonesia mengalami lonjakan pesat dari semula 8,5% menjadi 8,71% mengikuti kenaikan BI Rate.
  • Pemodal kembali memburu saham blue chips di BEJ. Perburuan investor terutama menyentuh saham kapitalisasi besar penggerak bursa. Kondisi saham unggulan yang sudah relatif murah kembali dimanfaatkan pemodal untuk memperbesar portofolionya. Mayoritas saham Bisnis berhasil membukukan kenaikan kurs cukup signifikan. Bahkan lonjakan harga saham blue chips mendongkrak indeks BI-40 sebesar 1,56% di 309,988. Total volume saham Bisnis yang berpindahtangan 321 juta unit senilai Rp 877 miliar. Indeks BEJ ikut melonjak 14,039 poin atau 1,21% menjadi 1.176,838.
  • Kalangan investor sangat antusias memburu saham unggulan sehingga kursnya terkerek signifikan. Saham Telkom, Semen Gresik, Astra International, Indosat, serta Antam tampil sebagai penggerak utama bursa Jakarta. Kelompok saham kapitalisasi besar tersbeut diborong investor untuk investasi jangka panjang. Perlu diketahui, koreksi harga yang menerjang saham kapitalisasi pada beberapa hari lalu membuat kursnya lebih murah atau oversold.
  • Kenyataan ini tidak disia-siakan pemodal dimana mereka langsung memborong kembali. Pasalnya, potensi keuntungan di saham blue chips masih tinggi. Pelaku pasar tak bereaksi negatif terhadap kenaikan suku bunga Fed menjadi 3,5% serta kemungkinan naiknya kembali suku bunga SBI di dalam negeri. Mereka justru memanfaatkan murahnya kurs saham Bisnis dengan melakukan pembelian teknikal.
  • Bagaimanapun juga, aspek fundamental emiten yang solid serta prospek usahanya yang cerah membuat investor yakin harga saham Bisnis terus melambung. Di sisi lain, aksi korporasi yang dilakukan para emiten turut mempertebal keyakinan pemodal memburu sahamnya. Bahkan fluktuasi harga minyak tidak menghalangi minat beli investor. Seperti kita ketahui, kenaikan tingkat suku bunga AS telah diantisipasi pemodal jauh hari sebelumnya. Hal ini membuat pasar tak bergejolak.
  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) BEJ menempati posisi tertinggi selama tiga minggu terakhir. Pada perdagangan kemarin indeks ditutup naik 1,2% atau 14,04 poin menjadi 1.176,84. Dari keseluruhan saham yang diperdagangkan, sebanyak 72 saham emiten menempati posisi lebih tinggi dibandingkan penutupan sebelumnya dan 49 lainnya menurun. Posisi puncak ditempati oleh PT Telekomunikasi Indonesia Tbk, disusul kemudian PT Bank Central Asia dan PT Astra International Tbk yang banyak mendorong kenaikan indeks ini. Saham yang paling aktif diperjualbelikan kali ini adalah saham milik PT Panin Life Tbk yang naik Rp 15 menjadi Rp 215. PT Bank Pan Indonesian Tbk meningkat Rp 30 menjadi Rp 340.