Monday, October 10, 2005

[Bisnis] 10 Oktober 2005

  • Saham-saham blue chips masih berpotensi menguat minggu ini. Sejumlah isu positif seperti apresiasi rupiah atas dolar AS, aksi korporasi emiten, serta sukses penerbitan obligasi global akan menggairahkan pasar saham. Pelaku pasar kembali bermain selektif di saham blue chips yang kursnya murah dan kompetitif. Kelompok saham BUMN diperkirakan akan menjadi motor penguatan saham Bisnis maupun indeks BEJ. Harga minyak dunia yang terus turun serta meredanya aksi unjuk rasa menolak kenaikan BBM dimanfaatkan pemodal untuk membeli kembali saham unggulan di bursa.
  • Sementara itu, pergerakan saham unggulan Bisnis pekan lalu cukup atraktif. Pelaku pasar selektif melakukan transaksi di lantai bursa. Di awal perdagangan, pelaku pasar agresif memborong saham kapitalisasi besar sehingga IHSG meningkat ke level 1.083. Perburuan pemodal atas saham blue chips dipicu isu buy back saham Telkom maupun Indosat. Selain itu, rencana Perusahaan Gas Negara melakukan divestasi usaha turut mendongkrak saham unggulan di bursa. Akumulasi beli pemodal atas saham PGAS juga berkaitan dengan rencana pemerintah menaikkan harga gas industri dalam waktu dekat ini.
  • Di bagian lain, masuknya dana asing ke pasar saham dalam jumlah cukup besar turut menyemarakkan transaksi saham Bisnis pekan lalu. Pemodal asing merespon positif langkah pemerintah menaikkan BBM karena akan menyehatkan perekonomian Indonesia. Pengalihan dana asing ke pasar ekuiti juga tidak lepas dari menguatnya kurs rupiah atas dolar AS belakangan ini. Sampai penutupan transaksi Jum’at, asing bukukan net buying sebesar Rp 844 miliar. Antusiasme asing berburu saham blue chips di BEJ sempat melambungkan IHSG menembus level psikologis 1.101 pada perdagangan Rabu lalu.
  • Bahkan perburuan saham oleh asing yang diikuti investor lokal mampu mengangkat indeks BI-40 sebesar 0,51% pada 289,856 dari periode sebelumnya di 288,376. begitu juga indeks LQ45 naik 0,36% dari 235,810 menjadi 236,663. Transaksi berlangsung marak dengan volume saham berpindahtangan mencapai 1,61 miliar unit senilai Rp 4,52 triliun. Mata uang rupiah ditutup menguat 2,62% pada Rp 10.020 dibanding minggu lalu di Rp 10.290. Kurs rupiah bahkan sempat menguat hingga level Rp 9.997 per dolar AS. Kenaikan BI Rate menjadi 11% berhasil mendongkrak rupiah. Di samping itu, masuknya saham PT Exelcomindo ke Bursa Efek Jakarta turut meramaikan pasar saham. Potensi kenaikan saham unggulan Bisnis masih terbuka minggu ini. Momentum penguatan rupiah akan dimanfaatkan pemodal untuk membeli saham.
  • PT Bursa Efek Jakarta akan kembali memanggil manajemen PT Bukit Sentul Tbk yang dijadwalkan pekan ini guna meminta penjelasan perihal putusan pailit Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. BEJ juga akan melanjutkan penghentian sementara perdagangan saham perusahaan properti itu hingga adanya kejelasan soal status perusahaan pasca putusan pailit itu.