Wednesday, November 23, 2005

[Bisnis] 23 November 2005

  • Satu dari empat manajer investasi (MI) yang tengah di periksa Bapepam, terkait krisis reksa dana dan pencairan (redemption) secara masif, dinilai melakukan pelanggaran berat. Satu manajer investasi lainnya melakukan pelanggaran agak berat dan dua manajer investasi dinilai melakukan pelanggaran ringan. Empat manajer investasi yang tengah diperiksa Bapepam itu adalah PT BNI Securities, PT Trimegah Securities Tbk, PT Bahana TCW Investment Management, dan PT Mandiri Manajemen Investasi. Hasil final pemeriksaan akan diumumkan pada Selasa pekan depan, atau mundur dari rencana semula yang diperkirakan akan selesai pekan lalu.
  • PT Semen Cibinong Tbk berencana membeli kembali surat utang perusahaan guna menekan beban bunga dan konversi. Guna mendukung rencana itu, perusahaan dalam laporan ke PT Bursa Efek Surabaya, telah menyiapkan dana kas hingga US$20juta.
  • Minat jual beli investor terhadap saham blue chips masih cukup tinggi. Kenaikan kurs saham Bisnis yang berlangsung selama enam hari berturut-turut tak menyurutkan animo investor bertransaksi di BEJ. Mereka terus memborong saham kapitalisasi besar pada transaksi Selasa kemarin. Utamanya saham Inco, Astra International, Antam, Bank Danamon, Indosat, dan lainnya. Kelompok saham tersebut diakumulasi investor untuk investasi jangka panjang. Perlambatan ekonomi Indonesia pada triwulan III/2005 tidak berdampak signifikan atas pasar modal. Akumulasi beli terhadap saham kapitalisasi besar mampu mengangkat indeks BI-40 sebesar 0,40% pada posisi 281,711. Aktivitas transaksi berlangsung cukup baik dengan volume saham Bisnis yang berpindahtangan sebanyak 241 juta unit senilai Rp 552 miliar. Pelaku pasar tetap antusias memburu saham Bisnis yang berfundamental baik dan prospektif.
  • Kecenderungan ini tidak lepas dari pulihnya kepercayaan pasar atas investasi di bursa Jakarta. Selain itu, kebijakan Bank Indonesia yang cukup moderat menetapkan suku bunga di dalam negeri terus membangkitkan animo beli di lantai bursa. Kelompok saham tambang, telekomunikasi, dan perbankan tetap diminati investor meski sebagian sudah overbought. Sentimen beli atas saham unggulan ikut menaikkan indeks BEJ 3,837 poin atau 0,36% menjadi 1.066,294.
  • Kalangan investor optimis, kondisi bursa regional yang terus menguat disertai aksi korporasi emiten akan tetap mempertahankan indeks di teritori positif. Beberapa pemain besar berupaya mendongkrak indeks dengan memborong saham pilihan penggerak bursa. Langkah tersebut selain bertujuan mengangkat indeks, juga untuk menjaga citra pasar modal kita. Perlu diketahui, fleksibilitas yang ditujukan Bank Indonesia menghambat laju kenaikan suku bunga di dalam negeri terus diapresiasi positif oleh investor BEJ. Di sisi lain, tren penurunan harga minyak dunia turut membangkitkan motivasi pemodal menambah portofolionya. Bagaimanapun, potensi gain di saham Bisnis masih cukup tinggi. Apapun alasannya, melambatnya pertumbuhan ekonomi pada triwulan III tahun 2005 tak akan menghalangi investor meraih gain di bursa.