Friday, November 11, 2005

[Bisnis] 11 November 2005

  • Laju inflasi yang tajam disertai naiknya suku bunga SBI menjadi 12,25% terus menekan saham blue chips di bursa Jakarta. Pelaku pasar kembali melepas saham kapitalisasi besar sehingga indeks BEJ terkoreksi 9,12 poin atau 0,86% menjadi 1.043,697. Aksi profit taking tersebut wajar karena meningkatnya inflasi dan suku bunga SBI akan menjatuhkan harga saham. Bagaimanapun, inflasi 2005 diperkirakan bisa menyentuh 17% dan suku bunga BI Rate diperkriakan melonjak hingga 14% tahun ini. Realitas tersebut telah menimbulkan kecemasan para pelaku pasar di bursa Jakarta.
  • Pasalnya laju inflasi yang tak terkendali, terutama pasca kenaikan harga BBM berpotensi menghambat makro ekonomi nasional. Daya beli masyarakat tampak merosot drastis sehingga beberapa perusahaan mulai mengurangi produksinya. Sementara itu, sampai penutupan transaksi Kamis, indeks BI-40 turun 0,70% pada 274,104. Total volume saham Bisnis yang berpindahtangan 213 juta unit senilai Rp 594 miliar. Sentimen negatif inflasi terus menyulut tekanan jual terhadap saham blue chips di bursa. Investor takut, laju inflasi yang tak terkendali akan menyulut Bank Indonesia menaikkan suku bunga SBI ke tingkat lebih tinggi lagi. Ketakutan pemodal itu cukup beralasan karena tren suku bunga global yang terus meningkat. Bahkan sejumlah investor mulai mengalihkan investasinya ke deposito sebagai antisipasi naiknya suku bunga SBI.
  • Di bagian lain, belum adanya insentif positif baru pasca lebaran turut menghambat pergerakan saham Bisnis ke posisi lebih tinggi. Pelaku pasar cenderung wait and see. Sebagian pemodal kembali merealisasikan keuntungan tersisa dan sekaligus meminimalkan risiko kerugian di bursa.