Thursday, November 17, 2005

[Bisnis] 17 November 2005

  • Rencana penggabungan usaha PT Kalbe Farma Tbk, PT Dankos Laboratories Tbk, dan PT Enseval diperkirakan bakal mulus karena seluruh kreditor, termasuk asing, telah memberikan persetujuan.
  • Aksi beli teknikal terhadap saham blue chips berlanjut. Sentimen beli terfokus di saham telekomunikasi maupun kelompok saham perbankan. Upaya perbaikan harga saham terus dilakukan pemodal di tengah penantian atas reshuffle kabinet serta turunnya harga minyak di dalam negeri. Beberapa pemain besar kembali mendongkrak indeks dengan mengakumulasi saham unggulan penggerak pasar. Dampaknya, IHSG berhasil menguat 3,753 poin atau 0,37% di 1.025,829. Meski demikian, transaksi kurang bergairah dimana saham berpindahtangan hanya 1,10 miliar unit senilai Rp 485,3 miliar.
  • Pasar masih belum stabil dan tampak kekurangan insentif positif. Penguatan indeks semata-mata hanya faktor teknikal. Banyaknya saham unggulan yang kursnya sudah oversold mendorong investor membeli kembali secara selektif. Terobosan itu cukup wajar guna memperbaiki harga saham agar tetap atraktif. Di samping itu, menguatnya sebagian besar bursa regional menyulut investor berspekulasi di saham Bisnis. Hal itu mampu menaikkan indeks BI-40 sebesar 0,57% pada 270,087. Saham perbankan, terutama Bank BRI dan BCA aktif diburu investor menyusul kursnya yang murah dan kompetitif.
  • Di bagian lain, pemodal juga mengakumulasi saham INCO, Gudang Garam, serta Unilever Indonesia. Pembelian teknikal masih tertuju pada saham kapitalisasi besar penggerak bursa. Ini berkaitan dengan kondisi oversold yang melanda kelompok blue chips tersebut. Selain itu, aspek fundamental emiten yang cukup sulit ikut membangkitkan animo investor berburu saham unggulan. Hanya saja, investor tetap hati-hati dan selektif mengambil posisi. Karena bayang-bayang kenaikan suku bunga SBI dan ketidakpastian perombakan kabinet berpotensi melemahkan lagi indeks di masa depan.
  • Sementara itu, partisipasi asing di BEJ turut mengangkat indeks di teritori positif. Sampai penutupan transaksi Rabu (16 November), asing mencapai net buying Rp 39 miliar. Pembelian asing tersebut tidak begitu signifikan namun cukup berhasil menggerakkan saham Bisnis.