Wednesday, November 16, 2005

[Bisnis] 16 November 2005

  • Seiring dengan naiknya tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia yang mencapai 12,25%, jumlah kepemilikan investor asing di surat berharga itu meningkat menjadi sekitar Rp 10 triliun dibandingkan beberapa waktu lalu yang berkisar Rp 6 triliun.
  • Technical rebound yang melanda sejumlah saham kapitalisasi besar mampu memulihkan Bursa Efek Jakarta. Pelaku pasar berupaya membeli kembali saham unggulan yang kursnya sudah oversold. Aksi rebound terutama dilakukan pemain besar guna memperbaiki harga saham sekaligus mengangkat indeks di teritori positif. Pasalnya, koreksi harga saham blue chips belakangan ini mengakibatkan kursnya semakin murah dan kompetitif. Di samping itu, komitmen Bank Indonesia menjadi momentum pertumbuhan ekonomi 2005 turut disikapi pemodal membeli kembali saham unggulan.
  • Pernyataan otoritas moneter tadi menandakan laju kenaikan suku bunga SBI akan dikurangi. Kalangan investor optimis, peningkatan suku bunga yang lebih terkendali bisa menghambat penurunan kinerja emiten ke tingkat lebih dalam. Memang, komitmen BI itu masih harus dibuktikan pada pertemuan dewan gubernur pada Desember mendatang. Meski demikian, sikap otoritas moneter itu setidaknya telah menumbuhkan signal positif di pasar saham. Kenyataan itu bisa diamati dari pembelian kembali saham unggulan. Indeks komposit BEJ berhasil menguat 4,343 poin atau 0,43% pada 1.022,076.
  • Pulihnya bursa Jakarta terutama karena dipicu meningkatnya beberapa saham unggulan Bisnis. Lonjakan harga saham blue chips yang dimotori Astra International, Indosat, Telkom, Perusahaan Gas Negara, Bank BCA serta Bank BRI ikut menaikkan indeks BI-40 sebesar 0,44% di posisi 268,823. kegiatan transaksi berlangsung cukup baik dengan volume saham Bisnis berpindahtangan sebanyak 183 juta unit senilai Rp 458 miliar. Pelaku pasar tidak menyiakan kesempatan dimana mereka berupaya membeli kembali sejumlah saham unggulan. Hal itu bertujuan menghambat koreksi lebih dalam. Perlu diingat bahwa rebound yang terjadi di saham ungulan masih sangat terbatas.