Wednesday, October 19, 2005

[Bisnis] 19 Oktober 2005

  • Keputusan penetapan penjamin emisi divestasi 7,4% saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) tertunda karena Menneg BUMN hingga kini belum memutuskan pemenang dalam seleksi penjamin emisi.
  • Nilai pembelian kembali (buyback) saham PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom) diprediksi mencapai Rp 5 triliun, lebih besar dari perkiraan awal hanya Rp 2 triliun – Rp 3 triliun. Pejabat pemerintah yang mengetahui hal itu mengatakan pembelian kembali saham itu nantinya menggunakan kas BUMN itu.
  • PT Astra International Tbk dan Toyota Financial Services Corporation Jepang menandatangani kerja sama pembentukan perusahaan patungan di bidang jasa pembiayaan. Sekretaris Perusahaan Astra International Aminuddin mengatakan kerja sama itu ditandatangani pada 14 Oktober 2005. Astra dan Toyota Financial memiliki saham perusahaan pembiayaan itu masing-masing sebesar 50%.
  • Spekulasi temporer mampu mengangkat saham pilihan Bisnis ke teritori positif. Pelaku pasar sengaja mengakumulasi saham unggulan, seperti Telkom, Astra International, serta Semen Gresik guna mengatasi kelesuan BEJ. Pembelian spekulatif atas saham blue chips tersebut juga sejalan dengan aksi korporasi para emitennya. Di samping itu, pemodal juga bermain temporer dibeberapa saham lapis kedua yang memiliki isu individual menarik dan prospektif. Spekulasi pemodal itu bertujuan menyiasati kelesuan pasar, juga dimaksudkan untuk memperbaiki harga saham.
  • Akumulasi beli di sejumlah saham unggulan dan lapis kedua berhasil mengangkat indeks BI-40 sebesar 0,71% pada 288,593. Total volume saham Bisnis yang dipindahtangankan 219 juta unit senilai Rp 455 miliar. Beberapa pemain besar berupaya menjaga indeks dengan bermain jangka pendek di saham unggulan. Hal itu wajar karena pasar masih kekurangan insentif positif segar. Hanya beberapa saham kapitalisasi besar dan lapis kedua yang mempunya isu menarik dispekulasikan pemodal BEJ. Kalangan investor umumnya belum berani bertransaksi jangka panjang di saham unggulan Bisnis. Jadi kenaikan beberapa saham blue chips kemarin semata hanya faktor teknikal dan adanya aksi korporasi emiten. Seperti langkah Astra International menggandeng Toyota, Jepang membangun perusahaan pembiayaan di dalam negeri mampu mengangkat sahamnya ke posisi lebih tinggi.
  • Sampai penutupan transaksi Selasa, IHSG menguat 5,78 poin atau 0,53% menjadi 1.095,873. Begitu juga indeks LQ45 naik 0,69% di posisi 235,643. Kegiatan transaksi di BEJ cukup baik dengan volume saham berpindahtangan 1,76 miliar unit senilai Rp 892 miliar. Lonjakan kurs Semen Gresik, Telkom, dan Astra International berperan signifikan mendongkrak indeks ke tingkat cukup tinggi. Pembelian investor atas ketiga saham unggulan tersebut juga sebagai antisipasi atas publikasi kinerja keuangan kuartal III/2005. Pelaku pasar optimis, para emiten di atas mampu membukukan kinerja positif. Perdagangan saham Bisnis hari ini masih akan dibayangi jual beli selektif. Pemodal diperkirakan hanya bermain jangka pendek di saham blue chips dan lapis dua.
  • Harga saham PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk di pasar uang tunai dari semula Rp 8.150 disesuaikan menjadi Rp 8.200 per saham disebabkan adanya aksi korporasi pembagian dividen interim.
  • PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) menunggu restrukturisasi PT Surabaya Agung Pulp & Kertas Tbk yang diperkirakan selesai tahun ini, sehingga suspensi sahamnya bisa segera dicabut. Suspensi saham Surabaya Agung disebabkan oleh laporan keuangan keuangan perseroan yang memperoleh opini disclaimer dari auditor. Sebanyak 72,8% saham Surabaya Agung dimiliki oleh PT Intan Teguh Sejati, sedangkan sisanya sebanyak 27,2% dimiliki oleh investor publik.
  • PT Bursa Efek Jakarta (BEJ) akan menghapuskan pencatatan saham (delisting) PT Multi Agro Persada Tbk secara efektif mulai 25 Oktober 2005, menyusul dijualnya saham pendiri kepada PT Apac Food Industries Pte Ltd. Perusahaan jasa investasi asal Singapura itu membeli 77,5% saham perseroan yang dimiliki oleh PT Pratama Karya Perdana dan PT Aji Jaya Guna Satwatama. Dengan dibelinya saham tersebut, Apac kini menguasai 85,8% saham Multi Agro.
  • PT Bursa Efek Surabaya memberikan batas waktu kepada 107 perusahaan penerbit obligasi untuk memecah satuan pemindahan bukuan dan satuan perdagangan menjadi lebih kecil. Hal ini dimaksudkan agar memudahkan pendistribusian surat utang tersebut ke tangan investor ritel di tanah air.
  • Sebagian besar lembaga dana pensiun saat ini menjadikan deposito mingguan (deposito on call) untuk pengamanan dananya menunggu dibukanya obligasi korporasi yang menjadi incaran akhir mereka. Deposito mingguan itu diperkirakan menjadi terminal jangka pendek bagi sekitar Rp 2 triliun – Rp 3 triliun dana kelolaan dari lembaga dana pensiun yang tengah menunggu pintu masuk obligasi korporasi.