Friday, March 02, 2007

[Bisnis] 2 Maret 2007

News:
  • Inflasi bulanan (month-on-month) Februari ternyata 'hanya' 0,62%, jauh di bawah prediksi sejumlah ekonom yang memperkirakan angkanya mencapai 1,10%. Inflasi Februari lebih banyak dikarenakan kenaikan harga beras sebesar 0,52% atau menyumbang 80%-84% dari total inflasi. Angka inflasi berdasarkan tahun kalender (Januari-Februari) mencapai 1,67% dan inflasi tahunan (year-on-year) mencapai 6,30%.
  • Setelah meraup US$360 juta dari penjualan 50% saham dalam kuasa pertambangan Kangean PSC kepada Mitsubishi Corp dan Japex Petroleum Exploration Co Ltd, PT Energi Mega Persada Tbk akan melunasi utang US$275 juta kepada Credit Suisse.
  • PT Perusahaan Pengelola Aset menyatakan Recapital Advisors gagal bayar (default) karena tidak mampu menyetorkan dana Rp 700 miliar untuk keperluan revitalisasi PT Dipasena Citra Darmaja hingga batas waktu yang ditetapkan kemarin. Selanjutnya, PPA menyiapkan dua opsi untuk Dipasena yaitu menggelar penjualan perusahaan tambak udang tersebut dan merevitalisasi dengan mencari pemodal baru.
  • Manajemen PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) memproyeksikan rasion kredit bermasalah bersih 2,69% di akhir tahun 2007 dengan nominal tersisa Rp 3,4 triliun melalui upaya hapus buku dan hapus tagih yang telah disetujui pemegang saham.
  • Setelah sempat menderita kerugian Rp 48,1 miliar pada 2005, PT Bank Bumiputera mencetak laba bersih Rp 7,92 miliar pada tahun lalu. Sebagian besar laba itu berasal dari bunga kredit. Hingga akhir 2006, bank publik itu membukukan kredit Rp 4,07 triliun. Pendapatan bunga bersih Rp 241 miliar atau naik 42,3% dari 2005 sebesar Rp 169,4 miliar.
  • Laba bersih konsolidasi PT Aneka Tambang Tbk yang belum diaudit pada 2006 mencapai Rp 1,56 triliun atau naik 85% dibandingkan pencapaian 2005 yaitu Rp 842 miliar yang didorong kenaikan jumlah volume penjualan dan harga jual feronikel.
  • Penerbitan obligasi oleh perusahaan pembiayaan diperkirakan naik 20% dibandingkan total akhir tahun lalu yang mencapai Rp 10,1 triliun, menyusul prediksi membaiknya penjualan otomotif 2007. Data Departemen Keuangan menyatakan hingga akhir 2006, total obligasi yang dikeluarkan perusahaan pembiayaan mencapai Rp 10,1 triliun atau turun tipis dibandingkan jumlah pada akhir 2005 yaitu Rp 10,2 triliun. Pinjaman domestik hingga akhir tahun lalu mencapai Rp 33,2 triliun atau meningkat 11,8% dibandingkan akhir 2005 yaitu Rp 29,7 triliun.
  • Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) mengakui sulit membuktikan indikasi insider trading dalam kasus saham PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN).