Thursday, March 01, 2007

[Bisnis] 1 Maret 2007

News:
  • Rinaldi Firmansyah secara resmi terpilih sebagai Dirut Telkom yang baru menggantikan Arwin Rasyid dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) perusahaan tersebut, kemarin. RUPSLB juga merombak seluruh jajaran direksi, kecuali Arif Yahya yang tetap menjabat sebagai Enterprise & Wholesale Director.
  • Setelah sebulan penyelidikan, Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) akhirnya berani memastikan adanya indikasi insider trading terkait terjungkalnya harga pasar saham PT Perusahaan Gas Negara (PGN) pada Januari lalu. Dugaan insider trading itu telah lama tercium beberapa kalangan, baik analis pasar dan anggota DPR. Namun, dalam jumpa pers yang digelar PGN, Dirut PGN Sutikno membantah dugaan itu.
  • Inflasi bulanan (month on month) Februari diperkirakan di atas 1% atau 1,1%, sedangkan inflasi inti (core) tahunan 6,1%, dengan tingkat inflasi tahunan (year on year) 6,7% hingga menjadikannya tertinggi dalam lima bulan terakhir.
  • Laba bersih PT Astra International Tbk dan anak perusahaannya tahun lalu anjlok 32% dari Rp 5,5 triliun pada 2005 menjadi hanya Rp 3,7 triliun akibat melemahnya daya beli konsumen hingga September 2006. Pendapatan bersih Astra International sepanjang tahun lalu mencapai Rp 55,5 triliun, turun 10% dibandingkan 2005 yaitu Rp 61,7 triliun. Penurunan tersebut disebabkan merosotnya penjualan mobil dan sepeda motor, menyusul kenaikan harga bahan bakar sejak Oktober 2005 yang menekan daya beli konsumen.
  • PT Budi Acid jaya Tbk berencana melakukan penawaran umum terbatas (rights issue) tahun ini untuk membiayai pembangunan pembangkit listrik tenaga bio gas (PLTBG) yang membutuhkan dana sebesar US$30 juta.
  • PT Panin Sekuritas Tbk telah menunjuk PT BNI Securities untuk menjadi penjamin pelaksana emisi obligasi Rp 200 miliar. Jumlah obligasi yang diterbitkan maksimum Rp 200 miliar dengan tenor lima tahun dan tingkat imbal hasil tetap. Kisaran tingkat imbal hasil akan ditentukan bersama penjamin pelaksana emisi berdasarkan perkembangan tingkat suku bunga obligasi pemerintah dan korporasi yang berlaku saat ini.
  • Kurs rupiah anjlok ke posisi terendahnya dalam tiga bulan terakhir yakni Rp 9.134 per dolar AS kemarin, atau pelemahan terbesar dibandingkan mata uang lainnya di kawasan Asia. Di awal perdagangan rupiah bahkan sempat terkoreksi 100 poin di level Rp 9.190 dari posisi sehari sebelumnya Rp 9.090 per dolar AS. Ringgit Malaysia juga terpuruk ke posisi terendahnya dalam setahun terakhir terhadap dolar AS ke posisi 0,3% menjadi 3,5055.