Wednesday, December 14, 2005

[Bisnis] 14 Desember 2005

  • Putera Sampoerna telah menyetorkan dana US$300 juta (setara Rp 3 triliun dengan asumsi kurs Rp 10.000 per 1US$) ke rekening PT Bank Mandiri Tbk untuk mengikuti proses pembelian 100% saham di PT Kiani Kertas. Seiring dengan itu, pemegang saham PT Kiani Kertas yakni PT Fayola Investment Ltd dan konsorsium Deutsche Bank dan United Fiber System (UFS) telah menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk pembelian 100% saham di perusahaan kertas itu senilai US$200 juta.
  • ConocoPhillips akhirnya sepakat membeli Burlington Resources Inc., perusahaan gas alam, senilai US$35,6 miliar secara tunai dan melalui pembelian saham. Tawaran yang diajukan Chairperson James Mulva tersebut bertujuan meningkatkan cadangan gas alam dan daya saing perusahaan.
  • Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) meminta kemungkinan kesediaan PT Bank Mandiri Tbk dan PT Nikko Securities untuk mengkonversi utang PT Great River International Tbk menjadi kepemilikan saham.
  • Volume Surat Utang Negara seri FR0031 yang tercatat dan dapat diperdagangkan di PT Bursa Efek Surabaya terhitung 14 Desember, bertambah menjadi Rp 7,22 triliun. Peningkatan volume itu terjadi menyusul pelaksanaan program pertukaran obligasi (debt switch) oleh pemerintah senilai Rp 5,67 triliun belum lama ini. Obligasi tersebut diterbitkan pada 13 Desember.
  • Perburuan saham blue chips masih berlanjut di BEJ. Pelaku pasar kembali memborong saham unggulan untuk jangka panjang. Faktor akhir tahun tampaknya tidak disia-siakan pemodal Jakarta. Hal itu bisa diamati dari penguatan beberapa saham kapitalisasi besar seperti Telkom, Bank Danamon, Bank Mandiri, Bank BRI, serta Gudang Garam. Optimisme pasar terhadap pemulihan ekonomi dan isu individual emiten terus menggairahkan pasar. Sementara kemungkinan naiknya lagi suku bunga Fed tampak tidak menghalangi investor berburu saham.
  • Penguatan harga saham Bisnis mampu mendongkrak indeks BEJ menembus level psikologis 1.182,028 atau naik tipis 7,021 poin. Minat jual beli investor terhadap saham unggulan tetap kuat. Akumulasi beli terus dimotori asing dan sejumlah pemain lokal. Ekspektasi terjadinya window dressing di akhir tahun mendorong pelaku pasar berburu saham di bursa. Stabilitas rupiah dan suku bunga di dalam negeri tetap memicu investor bertransaksi di bursa. Pemodal optimistis mampu meraih keuntungan signifikan tahun ini. Lonjakan saham kapitalisasi besar menaikkan indeks BI-40 sebesar 0,69% di titik 317,513.
  • Total volume saham Bisnis yang berpindahtangan mencapai 254 juta unit senilai Rp 697 miliar. Investor asing net buying Rp 40 miliar dan rupiah ditutup di posisi RP 9.782 per dolar AS. Kegiatan transaksi berlangsung marak dengan aksi jual beli yang berimbang. Keputusan pemerintah mempertahankan suku bunga BI Rate di level moderat disertai meningkatnya cadangan devisa menjadi US$33,396 miliar mampu membangkitkan animo investor berburu saham di bursa. Selain itu, stabilitas makro ekonomi, politik, dan keamanan nasional turut mendongkrak indeks ke level signifikan.
  • Sementara itu, keputusan lembaga pemeringkat internasional, Standard & Poor’s menaikkan peringkat Telkom berhasil melonjakkan saham BUMN itu ke level signifikan. Kurs Telkom menguat Rp 150 di posisi Rp 6.150 per unit dengan nilai transaksi Rp 173 miliar. Lonjakan saham BUMN telekomunikasi tersebut langsung diikuti saham Bank Danamon, Gudang Garam, Bimantara, serta Perusahaan Gas Negara. Hal ini mengakibatkan indeks komposit tetap bertengger di teritori positif. Investor asing tampak masih antusias memborong saham blue chips.