Monday, December 12, 2005

[Bisnis] 12 Desember 2005

  • BP Indonesia dipastikan tetap tidak dapat memasok gas bumi ke pabrik PT Pupuk Kujang hingga 2008 karena kesulitan secara teknis, administratif, maupun kontrak secara hukum. Akibatnya, Pupuk Kujang diperkirakan akan benar-benar berhenti berproduksi pada 2006 karena PT Pertamina juga tidak sanggup memasok gas ke pabrik pupuk di Jawa Barat tersebut.
  • PT Pupuk Kaltim Tbk (PKT) terancam kesulitan membeli gas bumi jika pemerintah memutuskan menutup pabrik Kaltim-1. Bahkan nilai kerugian yang harus ditanggung PKT pada tahun depan diperkirakan akan jauh lebih tinggi dari angka kerugian pada 2004 yang tercatat sebesar Rp 187 miliar. Wacana penutupan pabrik Kaltim-1 muncul sebagai salah satu opsi untuk menghidupkan kembali pabrik Pupuk Iskandar Muda (PIM) melalui skema swap gas. Pabrik pupuk di Nanggroe Aceh Darussaham itu sendiri sampai sekarang tidak beroperasi akibat ketiadaan pasokan gas.
  • Bank Indonesia telah memberikan persetujuan kepada PT Sinar Mas Multiartha untuk menguasai 21% saham di PT Bank Shinta Indonesia. Saat ini, perusahaan itu masih menunggu persetujuan dari BI untuk pembelian 79% saham lagi di Bank Shinta Indonesia.
  • PT Adhi Karya Tbk mematok target pertumbuhan laba bersih tahun depan 28% menjadi Rp 90,2 miliar dari perkiraan laba tahun ini yang hanya mencapai Rp 70,3 miliar.
  • PT Bumi Resources Tbk akhirnya menjadi pengendali utama PT Kaltim Prima Coal (KPC) setelah program divestasi perusahaan tambang batu bara yang berbasis di Kalimantan itu rampung. Kepemilikan Bumi di KPC saat ini mencapai 95%, baik secara langsung maupun melalui sejumlah anak perusahaan Sangata Holding Limited, Kalimantan Coal Limited, Sitrade Coal. Jumlah kepemilikan hingga 95% itu, menurut laporan perusahaan ke PT Bursa Efek Jakarta (BEJ), tercapai setelah Bumi Resources merampungkan sejumlah divestasi mengikuti syarat perjanjian karya pengusahaan pertambangan batu bara.