Wednesday, December 07, 2005

[Bisnis] 7 Desember 2005

  • Pasar modal dan finansial merespon positif reshuffle (perombakan) kabinet terbatas. Hal ini tampak dari nilai rupiah yang kemarin ditutup menguat 70 poin menjadi Rp 9.910/US$ dan IHSG yang naik 2,8 poin menjadi 1.123,4.
  • Menteri Keuangan yang baru saja ditunjuk Presiden, Sri Mulyani Indrawati menilai kebijakan pemangkasan tren inflasi yang diperkirakan masih pada level yang cukup tinggi sampai kuartal II 2006 butuh biaya yang mahal bagi perekonomian. Upaya menghadang laju inflasi yang tinggi secara drastis hanya mengundang risiko bagi laju perekonomian nasional dan penciptaan lapangan kerja pada tahun depan.
  • Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia mengumumkan kenaikan suku bunga BI Rate, yang menjadi patokan suku bungan oleh perbankan nasional, sebesar 50 basis poin menjadi 12,75%. Kenaikan suku bunga ini diikuti isyarat apabila suku bunga untuk beberapa waktu mendatang belum bisa diturunkan mengingat sampai dengan triwulan III 2006 tekanan terhadap suku bunga masih terjadi.
  • Keinginan PT Komatsu Indonesia Tbk untuk menjadi perusahaan tertutup (go private) berjalan mulus. Hanya 900.000 atau 0,14% saham milik investor perusahaan itu yang tidak dijual dalam proses tender pembelian kembali. Dirut PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Benny Haryanto mengungkapkan sebanyak 312 investor dengan penguasaan 102.022.288 saham atau mewakili 26,46% pemegang saham publik telah berpartisipasi menjual sahamnya. Sementara investor yang tidak menjual saham Komatsu hanya 900.000 saham atau 0,14% dari 26,46% saham milik investor yang bisa dibeli oleh perseroan.
  • Keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono melakukan reshuffle terbatas Kabinet Indonesia Bersatu direspoin positif oleh pasar. Hal itu bisa diamati dari berlanjutnya perburuan pemodal terhadap saham unggulan kemarin. Pelaku pasar optimistis, perombakan jajaran tim ekonomi kabinet SBY-Kalla bisa mempercepat perbaikan ekonomi, terutama penciptaan lapangan kerja dan masuknya investasi ke dalam negeri. Karena itu investor terus mengakumulasi saham blue chips di BEJ. Dampaknya, IHSG kembali ditutup menguat 2,857 poin atau 0,25% menjadi 1.123,435. Minat beli investor terhadap saham unggulan masih cukup tinggi meski sebagian blue chips sudah overbought. Bahkan IHSG sempat menguat 6 poin lebih sebelum terjadi profit taking di akhir perdagangan. Koreksi tersebut mungkin diakibatkan oleh naiknya kembali suku bunga BI Rate sebesar 50 basis poin menjadi 12,75%.
  • Meski demikian, secara teknis, pasar sebenarnya sudah memasuki masa konsolidasi. Hal ini sejalan dengan lonjakan harga saham blue chips yang berlangsung sejak perdagangan pekan lalu. Sejumlah pemain besar berupaya mendorong IHSG pasca reshuffle terbatas kabinet SBY. Harus diakui, masuknya Budiono dan Sri Mulyani di jajaran tim ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu membawa harapan cukup besar terhadap perbaikan ekonomi ke depan. Ekspektasi pemodal itu tercermin dari kenaikan harga saham di BEJ serta penguatan rupiah di pasar uang. Kalangan investor yakin kedua figure yang pro pasar tersebut mampu membawa perubahan signifikan di bidang ekonomi nanti.