Monday, December 05, 2005

[Bisnis] 5 Desember 2005

  • Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) menjadwalkan pengumuman hasil pemeriksaan empat manajer investasi (MI) dalam kasus penarikan dana (redemption) reksa dana pada pekan ini.
  • Perdagangan saham unggulan Bisnis bulan lalu marak. Minat jual beli investor terhadap saham blue chips tinggi. Bahkan saham pilihan tersebut tampi sebagai motor utama BEJ. Pelaku pasar antusias mengakumulasi saham kapitalisasi besar. Akumulasi beli terutama menyentuh saham unggulan yang memiliki rencana strategis dan berfundamental bagus. Tingginya animo investor bertransaksi di saham pilihan tercermin dari lonjakan indeks BI-40 mencapai 4,59% pada posisi 291,632 atau naik signifikan dibanding akhir Oktober di 278,833. Mayoritas saham Bisnis meningkat.
  • Total volume saham pilihan yang berhasil diperjualbelikan sebanyak 4,151 miliar lembar senilai Rp 9,94 triliun. Penguatan saham Bisnis ikut mendongkrak indeks BEJ 30,42 poin atau 2,85% menjadi 1.096,641 lebih tinggi dibanding periode Oktober di level 1.066,224. Begitu juga indeks LQ45 terkerek 4,17% dari posisi 227,828 menjadi 237,334. Asing net buying Rp 540 miliar dan rupiah menguat di level Rp 10.030 per dolar AS.
  • Kenaikan saham blue chips juga disulut berita positif dari dalam maupun luar negeri. Stabilitas SBI di level 12,25% mendorong investor berburu saham pilihan di BEJ. Di sisi lain, meningkatnya cadangan devisa Indonesia serta turunnya harga BBM industri sebesar 12% berhasil menyemarakan perdagangan saham Bisnis bulan lalu. Pelaku pasar langsung merespon berita positif tadi dengan bermain selektif di saham unggulan. Apalagi Bank Indonesia semakin fleksibel menetapkan suku bunga di dalam negeri. Kenyataan tersebut tak disia-siakan pemodal dimana mereka agresif memburu saham di bursa.
  • Di mata investor, stabilitas suku bunga dan kurs rupiah telah membuka peluang naiknya harga saham maupun indeks komposit sepanjang transaksi November. Sementara itu, melambannya pertumbuhan ekonomi pada triwulan III 2005 serta laju inflasi bulan lalu di luar ekspektasi pasar tak menyurutkan animo investor bermain di saham Bisnis. Hal itu bisa diamati dari lonjakan harga saham Bisnis bulan lalu.