Thursday, December 08, 2005

[Bisnis] 8 Desember 2005

  • Penggunaan obligasi PT Great River International Tbk minimal Rp 78 miliar atau 26% dari hasil emisi obligasi tak sesuai prospektus dimana 74% dari emisi itu, menurut hasil audit, digunakan untuk melunasi utang ke Bank Danamon. Padahal dalam prospektus obligasi senilai Rp 300 miliar yang diterbitkan pada 2003 dijelaskan 26% emisi digunakan untuk pembelian aset seperti penambahan, peremajaan mesin jahit, dan untuk modal kerja perseroan dalam kegiatan pendistribusian.
  • Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan Indonesia tidak lagi kesulitan untuk mempertahankan tren pemangkasan ketergantungan pembangunan dari utang luar negeri. Langkah penting untuk mempertahankan tren penurunan ketergantungan pada utang luar negeri itu adalah menjamin pertumbuhan ekonomi kembali pulih sekaligus menjalankan kebijakan pengelolaan utang yang lebih berhati-hati.
  • Departemen Keuangan menawarkan obligasi negara seri FR0031 untuk menggantikan sembilan surat utang negara (debt switching) yang akan jatuh tempo pada periode 15 Februari 2006 – 25 Juli 2009. Surat utang negara (SUN) seri FR0031 merupakan obligasi negara yang bersuku bunga tetap yang akan jatuh tempo pada 15 November 2020. Untuk menarik minat pemegang sembilan obligasi negara yang akan jatuh tempo itu pemerintah menawarkan SUN penukar itu dengan harga hanya 79% dan tingkat bunga sekitar 11%.
  • PT Bumi Resources Tbk hingga akhir tahun memperkirakan mampu mencapai target penjualan hingga US$1,6 miliar (setara Rp 16 triliun) dengan volume penjualan batu bara 43 juta ton per tahun. Pendapatan perusahaan itu meningkat 63% ketimbang perolehan tahun lalu yang hanya Rp 9,8 triliun dengan volume penjualan batu bara sebanyak 36 juta ton per tahun.
  • Bos Grup Medco – Arifin Panigoro – selaku pemegang saham mayoritas Bank HS 1906 telah menyetorkan modalnya sebesar Rp 25 miliar kepada Bank HS 1906 sehingga modal bank itu mencapai Rp 100 miliar.
  • PT Astra Graphia Tbk membeli kembali surat utangnya senilai Rp 5 miliar melalui PT Indopremier Securities. Pembelian surat utang itu bertujuan untuk investasi.
  • Aksi borong saham oleh pemodal asing diduga sebagai pemicu Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Jakarta melonjak 27,930 poin atau 2,4% ke level 1.151,385. Pada perdagangan kemarin, harga saham perbankan menjadi lokomotif pendorong kenaikan indeks. Data perdagangan saham BEJ mengungkapkan harga saham Bank Mandiri ditutup naik Rp 90 menjadi Rp 1.490 persaham, harga saham Bank Central Asia naik Rp 100 menjadi Rp 3.500, dan saham Bank Rakyat Indonesia naik Rp 75 menjadi Rp 3.000. Sejumlah 4.120.681 lot saham telah dijualbelikan senilai Rp 1,667 triliun dan frekuensi menjadi 26.884 kali. Harga 121 saham mengalami kenaikan, 24 saham turun, dan 217 saham stagnan.
  • PT Bursa Efek Surabaya (BES) akan memanggil manajemen PT Bahtera Adimina Samudra Tbk pada Jum’at untuk meminta penjelasan masalah kegagalan pembayaran bunga obligasi ke-22 senilai Rp 2,2 miliar.
  • PT Mandom Indonesia Tbk memastikan pencapaian kinerja penjualan dan laba bersih tahun ini bakal melampaui target yang ditetapkan awal tahun dengan peningkatan masing-masing 12,79% dan 12,13% dari posisi tahun lalu.
  • Ekspektasi pasar yang tinggi terhadap pelantikan tim ekonomi Kabinet Indonesia Bersatu kembali melambungkan kurs saham unggulan Bisnis di BEJ. Pemodal tetap antusias memburu blue chips meski mayoritas saham sudah overbought. Harapan besar terhadap jajaran menteri ekonomi yang baru dilantik kemarin menyulut investor berburu unggulan penggerak bursa. Mereka yakin, kerja sama yang erat antara para menteri terkait bisa mendorong pertumbuhan ekonomi di masa depan. Apalagi fitur yang duduk di tim ekonomi memiliki rekam jejak yang baik di pasar bursa.
  • Optimisme pemodal tadi dilampiaskan dengan mengakumulasi berbagai saham unggulan di bursa. Di mata pelaku pasar, stabilitas makro ekonomi akan tetap terpelihara seiring dengan masuknya Boediono sebagai Menko Perekonomian. Begitu juga kebijakan fiscal yang ditetapkan Sri Mulyani diyakini mampu memperkuat daya tahan ekonomi terhadap gonjang ganjing pasar global. Kebijakan konservatif yang diterapkan kedua menteri ekonomi tersebut telah mempertebal keyakinan investor menanamkan modal di Indonesia. Hal itu membuat pasar bereaksi positif terhadap pelantikan menteri ekonomi.
  • Indeks BI-40 berhasil melambungkan 2,79% pada posisi 307,617. Total volume saham Bisnis yang diperjualbelikan sebanyak 486 juta unit senilai Rp 1,18 triliun. Berbagai saham pilihan kapitalisasi besar diburu investor sehingga kursnya menguat cukup signifikan. Bahkan lonjakan saham blue chips tadi ikut mendongkrak indeks BEJ 27,930 poin atau 2,49% menjadi 1.151,365. Indeks LQ45 terkerek 2,75% di 250,617. Investor asing net buying Rp 313 miliar dan rupiah menguat di posisi Rp 9.835 per dolar AS. Harus diakui, permintaan presiden SBY agar menteri ekonomi yang baru mendorong penguatan rupiah dan menekan laju inflasi mendapat tanggapan positif pasar.